Home / Rumah Tangga / Pengantin Lelaki Pengganti / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pengantin Lelaki Pengganti: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

51. Kedua sepupu itu kompak

Aku mengerjap mata. Tangan mulai meraba-raba sosok disampingku. Kaget mengapa aku bisa ketiduran setelah shalat subuh?Kulihat dia masih membekuk dirinya dengan selimut. Enak banget sudah pagi kayak gini masih aja molor. Kusingkap selimut yang membalutnya.Deg! Kenapa dia gak ada? Apakah dia mengerjaiku dan langsung berangkat ke kampus bersama Diana? Sial!Segera kusibak selimut yang menutupi separuh badanku. Walau aku sudah mandi sebelum subuh. Aku harus mandi lagi biar makin bugar dan gak terlihat lemah dimata si Diana itu. Sebelum mandi aku sudah mempersiapkan beberapa baju yang akan dipakai, tak luput mengunci pintu.Habis mandi dan berganti pakaian serta membawa perlengkapan untuk dibawa kuliah. Segera langkah kupercepat menuju pintu. Kutekan hadle pintu, cepat keluar dari kamar.Aku berlari sekuat tenaga. Bisa-bisanya Kunang malah berangkat duluan bersama Diana. Mana aku belum memasak bantuin bibi' di dapur. Ah aku ini.Tap tap tap!Sudah setengah melewati kamar aku melihat soso
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

52. Pergi ke bazar

Mumpung kuliah libur, setelah Kunang pergi juma'atan ke masjid dan aku selesai shalat Dzuhur di rumah. Kunang mengajakku ke bazar buku yang ada di jalan mango sari. Disana terdapat bazar dari buku novel, buku pengetahuan, pokoknya banyak deh.Aku sangat tidak nyaman saat Diana memaksa Kunang untuk mengajaknya juga. Rasa cemburu ini sangat membebat. Untung Koldam juga ikut. Jadi, dia pasti bisa melawak, untuk menghilangkan rasa jenuh melihat Diana. Eh emang Koldam pelawak apah? Hahah. Pengen banget mengajak mama. Sayangnya mama gamau diajak. Aku ngerti banget bagaimana perasaan seorang ibu kalau anaknya sudah tidak ada keterbukaan. Apalagi tentang masalah besar seperti nikah lagi. 'Minimal Kunang harus bilang dulu kalau mau nikah lagi'. Itu perkataan Mama Jessi saat lagi curhat padaku."Mau beli apa?" tanya Kunang menatapku."Emm ... aku masih mau lihat-lihat dulu ya," jawabku kemudian dia mengangguk."Nang ayo kesana," pinta Diana. Tak tahukah dia kalau aku masih mencari buku-buku ya
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

53. Akibat patah hati

Senang rasanya bisa punya koleksi buku-buku bazar kemarin. Apalagi Kunang suamiku membelikanku seratus buku. Wah gimana aku bisa membacanya? Sebel juga pagi ini Kunang tidak mengantarku ke kampus. Katanya ada urusan sebentar. Apa dia bareng Diana? Huffft sakitnya hatiku, huhu.Kuberjalan menyusuri tiap koridor kampus. Semua mahasiswa sudah ramai berada di Universitas BEU. Aku gak lupa dong bawa balsem andalanku. Eh emang sering lupa sih sekarang, karena ada pelakor itu sih.Terlihat dari kejauhan ada sosok pria berambut panjang melewati telinga melewati. Ia berlarian kecil menghampiriku. Yah siapa lagi kalau bukan Candra."Hei Bening. Lama ya kita gak ketemu." Candra menyapaku."Hehe iya Candra. Kamu kemana aja?" tanyaku sambil berjalan dia menyejajarkan langkahnya denganku."Kemarin-kemarin aku absen dulu dari kampus. Karena aku belajar memimpin perusahaan Papa. Kalau kerja di perusahaan Papa biar langsung enak gitu," ungkap Candra.Candra sudah dewasa. Dia juga akan bekerja diperus
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

54. Kerennya suamiku

Hari yang paling menyebalkan saat ini. Berangkat kampus tidak bareng suami. Diruangan malah dibentak dan dipermalukan. Pengen tak jitak aja jidatnya.Ingin naek taxi online. Tapi lagi malas. Mending jalan kaki aja dulu menikmati suasana di pinggir jalan trotoar.Aku mengingat masalalu Intan yang begitu pedih saat dia SMA.Martabak? Uh rasanya ingin banget membelinya. Segera kuberlarian kecil menghampiri abang penjual martabak."Bang!" kataku yang dari kejauhan."Buru-buru amat Neng? Dari jauh sudah panggil aja," sahut abang martabak yang jelas tak kukenal.Kenapa kalau panggil dari jauh? Emangnya ada larangan memanggil jarak jauh gitu? Kesel banget sih sama abang ini. Tapi aku harus tahan emosi, dulu.Lumayan ramai yang beli. Kakiku sampai pegel. Kuberjongkok. Lagian gamisku juga nanti bakal aku cuci, kalau mengandalkan art terus kasian. Kadang bibi' aku lihat kewalahan dalam bekerja."Neng jangan duduk dibawah. Duduk di kursi saja." Perkataan abang martabak tak kugubris. Kenapa ada
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

55. Tanpa ijin

Teman-Teman Koldam sudah tidak ada disini. Teringat tentang jodoh untuk Intan. Mereka seharusnya memang harus dipertemukan. Jangan sampai keduluan sama Mika karena Mika punya nomer Koldam. Itu pasti.Mendadak diriku jadi ingat akan teror beberapa hari yang telah menggangguku. Kenapa teror itu sudah tidak ada lagi? Ah sebenarnya yang akan kukerjakan yang mana sih? Apa aku menyelidiki siapa peneror itu atau malah membantu Intan untuk mendapatkan jodohnya?Pastinya Bening Sulaikha ini harus membantu sahabatnya.Kuketuk pintu kamar Koldam pelan. Kurasa ini tidak terlalu malam untuk berbicara sebentar sama Koldam. Kunang sekarang malah tidur sama Diana, katanya Diana yang maksa, Ah lelaki!Ceklek! Koldam membuka pintu. Dia menguap menepuk-nepuk mulutnya. Dikuceklah matanya. Lalu melihat ke arahku."Nyonya besar ngapain bangunin aku?" tanya Koldam dengan mata memicing. Sepertinya dia sudah tertidur. Apakah aku menganggunya?"Suuut jangan kenceng-kenceng, nanti Kunang denger," kataku. Segera
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

56. Jangan sampai mereka tau

Kumenangis meraung-raung. Aunganku memekakan seisi ruangan. Ingin menghilang aja dari bumi. Kejadian malam itu membuatku merinding. Dia seharusnya tidak melakukan itu, aku belum siap! Apakah aku bersalah? Tidak! Dia yang bersalah karena telah menodaiku tanpa ijinku! Dan dia telah merenggut kesucian yang telah aku jaga! Hiks!Gerimis ini selalu membasahi pipi. Aku menyelimuti tubuhku yang sudah tidak berbusana. Rasanya ingin mencekik dirinya, itu!Ditengah tangisanku. Dia membelai rambutku."Maaf Bening aku tidak sengaja," lirihnya ditelinga.Aku menggeleng. Tak tahan menumpahkan air mataku seterusnya."Kau lakukan ini tanpa persetujuanku! Aku tidak terima itu! Aku belum siap untuk itu. Kau renggut kesucianku yang telah aku jaga bertahun-tahun." Aku semakin memekik. Berteriak sekenceng-kencengnya. Tangan kekar itu malah memelukku dari belakang. Ya karena aku sekarang membelakanginya.Aku tidak bisa melepas pelukan itu, mendadak tubuhku lemas. Aku benar-benar malu meski telah melakukan
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

57. Tidak mau berharap lagi

"Aku tidak mau berharap lagi. Aku bukan anak kecil yang suka berkenalan dengan banyak pria hingga nanti aku akan memilih salah satu dari mereka untuk aku jadikan suami. Tidak semudah itu! Mereka juga punya hati dan mereka berhak memilih! Tidak ada pertemanan pria dan wanita yang biasa saja, pasti salah satunya akan memiliki sebuah rasa."**Tak mengerti tentang sifat suamiku. Dia cinta enggak sih sama aku? Sudah beberapa bulan kami menikah. Masih saja begitu sifatnya. Penuh rahasia belum terbuka satu sama lain.Arggg! Kucorat coret kertas memakai bolpoint lalu kutancapkan beberapa kali hingga kertas ini robek."Hey kamu kenapa sih!" Mataku melebar melihat ada Intan yang tengah memerhatikanku dari tadi. Aku hanya cengengesan. Kuremas kertas yang aku tusuk dan kubuang."Apa ini?" suara bariton memasuki ruangan kelas kami. Ia bukan Kunangku. Siapa dia?Dahiku mengernyit. Kutatap orang di depan dengan seksama. Dia mirip sekali sama Dion. Apakah aku sedang bermimpi?Kutatap Intan nampak bi
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

58. Rencana mendekatkan mereka berhasil

Kau tahu? Sebuah ketulusan itu sulit didapat dari seseorang. Tulus menjadi sahabat kita, tulus dalam mendukung setiap apapun yang kita lakukan dalam hal positif, Tulus membantu sahabat, dan bantuan itu bukan hanya berupa materi saja. Sahabat yang baik itu dia juga selalu ada saat suka maupun duka. Bukan hanya ada saat kita lagi jaya aja.**Kami berpelukan erat. Aku menempelkan daguku dibahu Intan. Sungguh kau sahabat yang sangat kuat Intan.Aku merasa sangat iri dengan ketegaran Intan. Diusianya yang sudah matang untuk menikah. Dia malah diterpa masalah. Masalah mengobati luka dimasalalu, belum lagi dia sudah terlanjur berharap sama Candra. Andai saja Candra bisa melihat ketulusan Intan. Pria yang menyia-nyiakan sahabatku ini akan menyesal.Kuhapus jejak kepiluannya."Dih jelek kalau nangis! Udah senyum aja ...," pintaku.Dia mengangguk dan tersenyum manis. Ya dia manis dan cantik. Pakaiannya memang tidak modis. Intan memakai gamis abu-abu dengan jilbab yang lebar. Dia menyukai warna
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

59. Kedatangan adik ipar

Pulang dari kampus ya aku masih sama. Masih bertiga di dalam mobil, bersama wanita yang tidak tahu malu sudah merebut suamiku. Pria ini memang dingin tapi aku masih tak rela berbagi suami dengan siapapun. Ya tidak ada wanita yang rela membagi waktu suaminya bahkan membagi cinta suami pada gadis lain.Sampailah kami dirumah. Semoga hari ini menjadi awal yang bahagia buat bestie ku Intan nanti.Kubuka pintu mobil. Namun Kunang sudah sigap membukakan pintu mobilku. Kalau saja dia tidak menikah lagi. Mungkin aku akan memujinya sekarang.Aku tersenyum masam lalu turun dari mobil. Diana nampak cemberut dan memonyongkan bibirnya. Kualihkan pandangku lagi untuk masuk ke dalam rumah. Aku harus mandi.Aku melangkah lebih cepat dari mereka. Hatiku lagi malas melihat kedua pasangan itu.Deg! Terlihat ada mobil mewah di depan rumah kami. Siapakah gerangan? Aku celingukan memutari mobil, mengecek siapakah yang datang kerumah ini."Assalamualaikum," ucap sosok lelaki yang membuatku kaget. Oh ternyat
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

60. salah paham

Sehabis shalat ashar aku duduk ditepi ranjang. Ya sekarang waktu sore. Kunangku menaruh kembali kopyah ke tempatnya.Ia menatapku dan berjalan ke arahku."Hari ini aku harus ke kantor. Apakah kamu tidak apa-apa ditinggal sendirian? Dan kamu harus menguci kamar, kalau sedang ada di kamar ya," ucapnya padaku. Dia sangat berlebihan. Pakai mengingatkan aku untuk menguci kamar segalak."Iya tenang saja aku pasti kunci kamar kok," ucapku."Maaf ya kali ini aku tidak bisa menemanimu seharian dirumah," sesalnya. Ia menunduk.Dia kenapa lebay sekali sikapnya padaku saat ini. Dia terlihat begitu murung.Dia berjalan ke lemari menyiapkan baju-baju kantornya. Aku menghentikan langkahnya dengan mencekal tangannya. Segera kubantu dia menyiapkan bajunya. Kasian juga kalau selama ini aku jarang membantu menyiapkan baju untuk dia berangkat ke kantor."Makasih."Dia membuka baju. Dan oh tidak dia tidak boleh ganti baju disini."Hey jangan ganti baju disini. Cepat kamu ganti didalam kamar mandi!" titahk
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status