“Perkenalkan, saya ayah Kaisar, mertua Embun.” Rindang tampak terkejut. Mata kakak Embun yang juga berwarna cokelat, seperti adiknya itu, membelalak sejenak, sebelum berusaha mengontrol ekspresi wajahnya. Raut gusar seketika menghilang dari wajah Rindang. “Selamat siang. Aduh, maaf, datang-datang saya langsung mengomel.” Rindang berucap. Badannya sedikit menunduk sembari ia menyalami Surya yang kemungkinan lebih tua dari ayahnya sendiri. “Saya tidak tahu kalau Anda sedang berkunjung. Perkenalkan, saya Rindang. Kakak Embun.” Surya masih saja tersenyum, tampak tidak terganggu dengan kesan pertama saat Rindang masuk tadi. “Siang, Nak Rindang,” balas pria tua itu. “Saya Surya. Maaf saya belum berkesempatan untuk bertemu dengan Nak Rindang sebelumnya.” “Justru saya yang seharusnya minta maaf, Pak Surya.” Rindang menanggapi. Nada suara perempuan itu berubah ramah. “Seharusnya kedua keluarga bertemu sebelum ini. Tapi adik saya ini,” Rindang melirik Embun yang seketika tampak kikuk, “suka
Last Updated : 2024-02-20 Read more