Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 191 - Chapter 200

298 Chapters

Bab 191 - Kelalaian Nicholas

"Tenanglah, Kaisar. Semua akan baik-baik saja."Sejujurnya Embun tidak tahu apa yang terjadi, pun ada masalah dan kabar tidak enak apa yang diterima suaminya di telepon. Embun hanya sayup-sayup menangkap suara panik Nicholas dari ponsel Kaisar, kemudian dari cara suaminya itu menenangkan sang keponakan setelah sempat membentaknya. Pastilah ada hal besar yang terjadi.Meskipun Embun belum tahu apa, tapi ia bertekad ada untuk Kaisar seperti yang semestinya.Kaisar tampak menoleh ke arah Embun dan menghela napas berat. Cengkeraman tangannya yang penuh kemarahan di ponsel perlahan mengendur."Nicholas." Akhirnya pria itu berkata. "Aku akan ke sana. Sebelum aku sampai, tanggung jawab tetap ada di tangan kamu." Jeda sejenak. "Jadi berhenti menyalahkan dirimu dan tetap bersikap seperti yang seharusnya."Hening sejenak di seberang saluran telepon, sebelum Nicholas menyahut dengan lemah, "Baik, Paman. Maaf."Kaisar menutup teleponnya dan kembali memusatkan perhatiannya pada Embun, memutar tub
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 192 - Seharusnya Semua Baik-Baik Saja

"Ada apa, Friska?""Kita bertemu dulu saja."Nicholas mengangguk. "Oke, kalau begitu. Kamu yang pilih tempatnya ya."Telepon ditutup setelah itu. Tak berapa lama, Friska mengirimkan pesan berisi alamat salah satu kafe--kali ini bukan kafe milik Embun, dan letaknya cukup jauh dari posisi Nicholas saat ini.Namun, pria itu berpikir, tidak ada salahnya untuk menuruti Friska. Toh, Nicholas sudah selesai dengan pengecekan berkala proyek yang ada dan sisanya ia bisa serahkan pada asistennya.Karenanya, Nicholas menyanggupi pertemuan tersebut."Hei, apa orang tuamu tidak berpikir kalau aku adalah pengaruh yang buruk buatmu?" tanya Nicholas tiba-tiba saat ia sudah bertemu dengan Friska.Perempuan di hadapannya itu menatap Nicholas dengan pandangan bertanya. Wajahnya yang cantik dibingkai rambut merah menyala yang sejak awal membuat Nicholas tertarik, sementara lipstick merah juga tidak pernah absen menghiasi bibir Friska sejak mereka mulai rutin bertemu."Apa maksudmu?" Akhirnya wanita itu b
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 193 - Kekacauan

“Argh, sekarang aku harus apa,” gumam Nicholas, terdengar frustrasi. Namun, pria muda itu kemudian menutup matanya dan menghela napas beberapa kali, menenangkan dirinya. Nicholas mengangguk. “Oke,” ucapnya pada diri sendiri. Ia kemudian mulai bergerak.Pertama, ia harus menghubungi asistennya dan membuat rencana penanggulangan dari kekacauan yang ada. Nicholas juga harus mendaftar segala jenis kerugian, menghubungi tim pengacara, mengontrol media, serta menyiapkan konferensi pers. Yang jelas, sekalipun bukan ia yang akan tampil dan kuliti di depan semua orang, Nicholas tetap harus bertanggung jawab agar ia tidak mengecewakan sang paman lebih jauh.Beberapa jam setelahnya, berita mengenai proyek Ashtana Group sudah memenuhi media, terutama online. Peringkat satu dari beberapa portal pemberitaan yang ada adalah mengenai keruntuhan proyek Ashtana akibat api.[Digadang sebagai Ide Unggulan, Proyek Asthana Group Hilang dalam Lautan Api Panas]Nicholas membaca headline berita yang disaran
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Bab 194 - Kedatangan Kaisar

“Kan.” Nicholas tersenyum. “Saya sudah bilang.”Kaisar duduk di kursi kebesarannya. “Selamat malam. Saya mendapatkan informasi bahwa ada sedikit masalah sebelum kita melanjutkan ke konferensi pers,” kata pria itu dengan suaranya yang tenang dan ekspresi tidak terbaca. “Apakah ada yang mau menjelaskan pada saya?”Hening sejenak.“Selamat malam, Pak Kaisar.” Henri Pradana kembali buka suara. “Saya lama tidak melihat Anda. Bagaimana kabarnya?”“Kurang baik, karena ada masalah ini, tentu saja,” balas Kaisar sambil lalu. Ia menoleh pada Nicholas. “Laporannya?”Nicholas menoleh pada asistennya yang langsung menyerahkan tablet, lalu pria muda itu membuka laporan yang telah ia susun.“Silakan, Paman,” ucap Nicholas. Keduanya bertingkah seakan-akan ucapan Henri hanyalah basa-basi biasa, tidak memberikan kesempatan pada pria tua itu untuk membuka perdebatan kembali.Toh, semua sudah melihat, Kaisar tampil di sini sekarang.Suami Embun tersebut melihat laporan yang telah disusun Nicholas, membaca
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 195 - Panggilan Tak Terduga

Ponsel Nicholas tiba-tiba berdering saat Kaisar mulai membaca laporan di tablet sembari ia berjalan ke ruangannya.Friska. Lagi.Sudah berapa kali wanita itu menghubungi Nicholas malam ini?Apa jangan-jangan terjadi sesuatu pada Friska? “Paman, apakah ada yang perlu aku lakukan setelah ini?” tanya Nicholas. Ponselnya tergenggam di tangan. “Atau mungkin, jika memang ada, bolehkah aku izin sebentar?”Kaisar mengangkat wajahnya untuk menatap si keponakan. Tampak agak terdistraksi.Hening selama beberapa saat sebelum suami Embun itu berucap, “Istirahat yang cukup. Temui aku lagi besok pagi.”Nicholas berkedip. “Ya?” balasnya.“Sekarang otak dan energimu pasti sudah terkuras, tidak brilian lagi,” balas Kaisar. Ada sedikit candaan dalam suaranya dan itu makin membuat Nicholas kebingungan, tidak percaya. “Jadi, temui aku besok saja. Selamat malam, Nic.”Usai mengucapkan itu, Kaisar berlalu ke ruangannya.“Y-ya. Selamat malam, Paman,” sahut Nicholas, agak tergeragap. Kemudian, dengan suara l
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Bab 196 - Wanita Tak Tau Diri

"Kamu masih punya nyali untuk menghubungiku rupanya."Suara Kaisar rendah, lebih tepat jika dikatakan geraman karena pria itu sedang menahan kemarahannya. Sekalipun dalam hatinya, pria itu juga cukup terkejut karena Aletta tiba-tiba menghubunginya seperti ini setelah ia mencarinya setengah mati.Apa akhirnya wanita itu bertobat atau tengah tersandung masalah hingga mau memohon?Tapi, rupanya, pemikiran Kaisar terlalu tinggi.Karena setelah ia bertanya, Kaisar mendengar suara tawa di seberang saluran telepon."Duh, Kaisar Sayang. Aku merindukanmu juga."Tangan Kaisar mengepal.Bagaimana tidak? Wanita di seberang saluran telepon ini adalah orang yang berniat menjebak Kaisar dengan minuman afrodisiak!Aletta juga orang yang membuat Embun, istri yang dicintainya, menderita selama beberapa bulan belakangan ini. Bisnisnya goyah, dan bahkan harus mengasingkan diri terlebih dahulu karena terlalu stres.Dan sekarang, Aletta justru tertawa-tawa saat mengobrom dengannya?Dasar gila!"Di mana kam
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Bab 197 - Kesadaran yang Menghilang

Namun, rupanya, tanpa menunggui laporan Satria, Kaisar sudah mendapatkan kesempatan untuk bertemu Aletta.Pesan itu datang di malam yang sama, sekalipun agak larut.Kaisar yang sedang dalam perjalanan pulang menerima pesan lokasi dari Aletta dan tanpa pikir panjang, pria itu langsung membelokkan mobilnya ke tempat yang telah ditentukan wanita itu.“Di mana dia?” gumam Kaisar pada dirinya sendiri. Ia tidak melihat wanita ular itu sesampainya Kaisar di tempat ini.Pria itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor yang digunakan Aletta untuk mengontaknya tadi.Tidak dijawab.Beberapa kali Kaisar melakukan itu, tapi jawaban Aletta tidak ia dapatkan hingga akhirnya pria itu mengirimkan pesan.Tidak dibalas."Apa maumu, Aletta!?" geram Kaisar dengan suara rendah. Emosinya jadi meledak-ledak sejak wanita ular itu meneleponnya tadi.Kaisar menarik napas dalam-dalam. Tidak. Tidak bisa seperti ini. Ia harus tetap tenang.Akhirnya, Kaisar duduk. Berpikir untuk menunggu Aletta sela
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Bab 198 - Permasalahan yang Dihadapi

Suara penyedot debu di lorong depan menjadi alarm untuk Kaisar pagi itu.Pria itu membuka matanya dan terburu-buru bangun untuk duduk. Wajahnya tampak waspada, tapi juga bingung. Dadanya naik turun karena adrenalin yang melonjak padahal ia baru saja bangun tidur.Kaisar mengerang pelan saat ia baru menyadari sakit kepala tengah menyerangnya. Namun, pria itu berusaha memfokuskan perhatiannya untuk melihat sekeliling.Ia berada di sebuah kamar. Tidak tampak terlalu luas, dan sebenarnya tidak mewah.Tiba-tiba ingatan semalam membanjiri otaknya, membuat sepasang mata hitam pria itu terbelalak sempurna."Aletta!" geram Kaisar. Mantan kekasihnya itu benar-benar tidak bosan mengganggunya.Suami Embun tersebut menunduk, menyadari bahwa ia sedang bertelanjang dada. Selimut yang melapisi tubuhnya jatuh ke pangkuan.Baru saat itu, Kaisar menyadari sesuatu.Ia tidak berpakaian sama sekali.Dengan marah, Kaisar mengepalkan tangannya dan menghantam kepala tempat tidur."Sialan!" Akhirnya Kaisar mel
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 199 - Kegilaan Aletta

“Kamu sudah gila!”Aletta tertawa keras-keras mendengar ucapan pria gagah yang ada di hadapannya. Wajah cantiknya yang dipoles dengan riasan mahal tampak geli dan terhibur. Sungguh, ia tidak percaya seorang pria kaya penuh kuasa seperti Dion Pradana akan tampak panik dan ketakutan seperti sekarang.Dan itu membuatnya puas.“Apa salahku, Dion?” balas Aletta dengan ringan. Wanita itu duduk di kursi putar dengan salah satu kaki ditumpangkan ke yang lain, menatap Dion yang sejak tadi berjalan mondar-mandir di hadapannya. “Rencananya berjalan seperti yang seharusnya, kan?”“Perjanjian kita tidak seperti ini!” tegas Dion. Ia tampak gusar, berbanding terbalik dengan Aletta yang masih saja cekikikan. “Kita partner, ya, aku menyanggupi itu. Tapi sepertinya kamu hanya memanfaatkanku.”“Ah, kamu sensitif sekali.” Aletta berdiri. Dengan langkah kakinya yang jenjang, ia berjalan mendekati Dion, lalu berhenti di belakang pria itu. Perlahan, Aletta menyentuh kedua bahu Dion untuk memijitnya dengan
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 200 - Dugaan

"Aku tidak bisa menghubungi suaminya.""Aku juga tidak.""Sebaiknya kita menunggu dulu sampai Embun sadar."Suara-suara tersebut tertangkap indra pendengaran Embun saat kesadarannya mulai terkumpul. Kelopak matanya bergetar dan perlahan terbuka, menatap langit-langit klinik."Dari tadi Kak Embun kelihatannya mual. Pucat juga.""Ah, apa jangan-jangan Embun sedang hamil?""Wah!" Bisik-bisik penuh ketekejutan yang terdengar bahagia langsung terdengar. "Wah, bisa jadi begitu!"'Hamil?' batin Embun tidak percaya.Dengan hati-hati, Embun menoleh ke samping dan melihat para rekannya sedang berkumpul tidak jauh dari tempatnya berbaring."Oh, Embun. Kamu sudah sadar."Salah seorang rekan Embun yang lebih tua segera menghampiri Embun. Perlahan, istri Kaisar itu bangkit untuk duduk."Maaf telah merepotkan kalian," gumam Embun pelan. Ia masih merasa mual."Aduh, Kakak bicara apa," balas Kia. Gadis itu sedang cemberut. "Tapi kan memang sudah kubilang Kakak istirahat saja. Keras kepala sekali Kak E
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status