Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 181 - Chapter 190

298 Chapters

Bab 181 - Keputusan Sepihak Dion

Pada akhirnya, alih-alih langsung menghampiri Embun dan Dion yang sudah berjalan menjauh, Kaisar mengikuti keduanya dari belakang tanpa mengatakan apa pun. Sekalipun dalam hati ia sedikit menggerutu lantaran jika dilihat seperti ini, ia justru merasa seperti orang ketiga.Padahal suami Embun adalah Kaisar.Akan tetapi, sendirinya Kaisar penasaran apa yang membuat istrinya memasang ekspresi demikian.Pria itu melihat akhirnya Embun dan Dion mengambil tempat di taman, dekat wahana kecil seperti ayunan dan perosotan mini yang saat ini cukup sepi. Keduanya duduk berhadapan.Kaisar berdecak. Ia benar-benar merasa seperti orang ketiga jika seperti ini. Tidak semestinya ia menguping atau memata-matai istrinya sendiri.“Jadi Embun menikah dengan Kaisar? Dari keluarga mana dia?”“Kurang jelas. Tapi dari informasi yang kudapatkan sebelumnya, sebenarnya pria itu cukup mapan.”“Ck. Karena itu kemarin-kemarin kamu ramah padanya ya? Huh, tapi aku lebih suka Embun jadi simpanan pemilik Asthana Hotel
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 182 - Ketegasan Embun

"Seperti pengangguran. Hanya menunggui istrinya sepanjang hari.”Embun terbelalak. Mungkin jika dikatakan pada orang lain dalam kondisi biasa, ucapan Dion akan dianggap candaan biasa saja, karena cara bicara pria itu begitu ringan dan main-main, seakan dia bukannya tengah mengomentari keberadaan Kaisar di sini. Meskipun bagi mereka yang mengetahui karakter Dion, pria itu jelas-jelas memang sedang mengkritisi suami Embun. Embun sedang tidak dalam kondisi biasa. Ia sedang marah, apalagi pada pria di hadapannya ini. Karena itu, ia melihat Dion memang sedang mengusik dirinya dan Kaisar. "Kaisar sengaja menunggu saya." Embun menjawab dengan tegas, sekaligus kembali menciptakan jarak antara ia dan Dion. "Kami berencana untuk pulang bersama setelah ini."Dion mengangguk. "Tidak masalah. Tapi kan kamu harus kembali lagi ke sini, Embun.""Anda tidak bisa mengubah kontrak seenaknya, Pak," tukas Embun. "Saat saya menerima penawaran Bapak beberapa bulan yang lalu, kita sudah sepakat kalau saya
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 183 - Ketenangan sang Suami

Tadinya, Embun ingin kembali ke dalam kelas, tetapi begitu melihat kelas yang hampir selesai, ia mengurungkan niatnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Kelas tadi seharusnya adalah kelas terakhir hari ini. Berarti sudah cukup lama Embun keluar dari kelas. Embun benar-benar tidak menyadari jika ternyata ia sudah menghabiskan waktu yang lama untuk berbicara dengan Dion. Urgh … mengingat pembicaraan mereka tadi saja sudah membuat Embun ingin marah lagi. Dion memanfaatkan situasi dengan baik, menjebak Embun dengan alasan kekurangan karyawan dan pemikiran bahwa semua anak-anak yang datang ke sini adalah untuk menghadiri kelas Embun.Membuatnya tidak enak hati.Bagaimana kalau image-nya akan jadi buruk lagi jika ia menolak perpanjangan kontrak ini? Apalagi kelasnya sudah terkenal di media sosial?Embun menggigit bibirnya, berpikir keras.Ia lalu mengingat-ingat semua pasal di surat kontraknya. Saat pertama kali meninjau kontrak tersebut, ia tidak menemukan keanehan atau pasal yang
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 184 - Kencan Pertama Embun

"Kamu perlu bantuanku?"Embun menghela napas, berpikir bagaimana Kaisar nanti akan bisa membantunya.Sejujurnya, Embun bingung dengan posisinya saat ini. Perasaannya mengatakan bahwa Dion bukan hanya sekadar ingin bekerja dengannya ataupun tertarik sepenuhnya dengan kemampuan Embun. Ia menyadari itu. Namun, logika Embun masih terpaku di pertanyaan apakah benar Dion menginginkannya lebih dari sekadar rekan kerja, di saat pria itu tahu bahwa Embun sudah bersuami?Tapi jika tidak, kenapa Dion bisa segigih itu?Embun tidak ingin terlalu percaya diri dengan pemikirannya ini. Apalagi ini menyangkut soal dirinya.Akan tetapi, itulah yang Embun rasakan.Sebenarnya dari awal, Embun agak risih dengan bagaimana Dion selalu memanfaatkan setiap kesempatan saat bersamanya. Hanya saja, Embun tetap profesional. Karena pertemuannya dan Dion hampir selalu dengan latar tempat kerja. Karena Embun memang menempatkan pria itu di sana.Wanita berambut sebahu itu tidak ingin menjadi lebih dekat dengan Dion,
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 185 - Menonton Bersama

“Kamu bisa mulai dari mana pun, Embun. Aku akan mendengarkannya…”Embun mengerjapkan kedua matanya. Ia berusaha menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Ia berdeham, lalu mulai menumpahkan kegelisahannya. “Aku terganggu dengan perlakuan Dion…”Embun menghela napasnya, wajahnya terlihat gusar. “Tadinya, aku menerima tawaran Dion agar aku bisa rehat sejenak dari semua hal. Terutama,” Ia menatap Kaisar. “Karena banyaknya pemberitaan yang membuatku tak nyaman…”“Tapi, aku tidak menyangka jika Dion sepertinya memiliki maksud yang lain terhadapku…”Kaisar masih mendengarkan semua keluhan Embun dengan seksama. Ia bahkan sudah menggeser piringnya ke samping. “Aku sudah menyadarinya.” Embun terlihat frustasi. “Maksudku, pria itu selalu memiliki berbagai macam alasan untuk mendekatiku. Tapi, aku tidak pernah menggubrisnya…”“Tujuanku ketika menerima tawarannya untuk ikut menjadi bagian dari project ini, hanyalah agar aku bisa rehat sebentar. Itu saja…”Embun merasa lega sudah me
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 186 - Cemburu

“Dan juga… rasanya sangat menyenangkan bila kita bisa memiliki harapan.” Embun tersenyum lebar. “Seperti… diberikan kesempatan lagi dalam kehidupan…”“Kesempatan untuk melakukan banyak hal…”Kaisar terdiam. Ia memandangi wajah Embun dari samping. Malam ini, Kaisar merasa jika Embun benar-benar telah membuka dirinya. Sisi Embun yang seperti ini mampu membuat Kaisar kewalahan. Pria itu menaruh buket popcorn yang ada di tangannya dengan sangat hati-hati. Ia menggenggam tangan Embun lembut, hingga wanita itu menoleh kepadanya. Pria itu mengelus pipi Embun perlahan, sebelum mendekatkan wajahnya. Embun menutup kedua matanya, dan membiarkan pria itu memagut bibirnya dengan pelan. Manis. Ciuman Kaisar tidak menuntut. Dan justru terasa sangat manis. Embun membalas ciuman Kaisar, membiarkan dirinya tenggelam dalam perasaan mereka yang dalam. **Seorang pria yang berada di balik kemudi tampak mengeratkan genggamannya pada setir mobil. Ia terlihat mengeraskan rahangnya. Jelas sekali jika
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 187 - Rencana Baru

“Hai, Dion. Apa kau merindukanku?"“Dasar wanita gila!” Dion langsung menyemburkan amarahnya begitu mendengar nada riang dari Aletta. Aletta tertawa kecil. “Wah-wah, jangan galak-galak dong. Aku kan jadi takut!”Dion menggeram kesal. “Kamu kemana aja, hah? Setelah bikin onar, langsung menghilang gitu aja. Benar-benar sudah gila! Kamu nggak mikir dampaknya sebesar apa, ya?!”Aletta berdeham. Dion dapat menebak ekspresi dari wanita itu. Pastilah ia sedang tersenyum licik, ada kemungkinan sambil memainkan rambutnya juga. “Ayolah, Dion.” Aletta berkata dengan nada suara yang sangat tenang, namun menusuk. “Kalau bukan karena masalah yang kutimbulkan, kamu nggak akan mungkin bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan bersama dengan Embun.”“Berdekatan dengannya lebih lama dari biasanya.”“Berterima kasihlah sedikit, Dion.”Rasanya, Dion ingin kembali memaki Aletta. Namun yang diucapkannya memang benar. Kalau bukan karena masalah yang dia timbulkan dan ide darinya, Embun tidak mungkin berada di
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 188 - Kabar Tak Terduga

“A-ah, Kaisar…”Berbeda dari ciuman mereka di dalam mobil yang terasa manis, kali ini, ciuman ini terasa lebih menuntut dan penuh dengan gairah. Pergulatan bibir keduanya berakhir dengan Embun yang jatuh di tempat tidur. Embun tidak bisa menyembunyikan kegugupannya kala melihat Kaisar menanggalkan kaosnya dan membuangnya ke lantai. Ia bisa melihat tubuh atletis milik suaminya tanpa kain penghalang. Dan pipi Embun merona karenanya. Tanpa memutus kontak mata mereka, pria itu kembali memagut bibir sang istri dengan dalam. Seakan-akan ingin menyalurkan semua perasaan dan gairahnya.Lama-kelamaan pagutan Kaisar berubah menjadi lebih intens, hingga membuat Embun hampir kehabisan napasnya. Berbeda dari percintaan mereka yang pertama kali. Kali ini, Kaisar lebih dominan dan tak memberikan ruang untuk Embun bernapas. Napas mereka saling berkejaran. Dada Embun berdentum hebat, seakan-akan ada yang akan merobek dan keluar dari dalam sana. Kaisar membawa dirinya turun, ia memberikan rangsa
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 189 - Bertubi-tubi

“Pak Dion menghilang!”Satu kalimat dari Pratama mampu membuat tidak hanya Embun yang terkejut, tapi juga semua orang yang berada di sana. Menghilang? Menghilang bagaimana maksudnya? Karena kabar menghilangnya Dion yang tiba-tiba inilah, rapat dadakan kemudian diadakan. Embun bisa merasakan aura kekhawatiran menyelimuti ruang rapat. Beberapa pekerja yang memang selalu bersinggungan langsung dengan Dion mengatakan jika pria itu tidak mungkin pergi tanpa pamit. “Pak Dion itu selalu kasih tau saya kalau mau pergi kemanapun.” Itu kata salah satu asisten Dion yang bekerja di bidang pengolahan produk. “Atau minimal ninggalin catatan, supaya kita bisa menunda beberapa pekerjaan yang perlu persetujuannya. Dan mengerjakan pekerjaan lainnya.” “Itu benar. Pak Dion cukup terstruktur dan rapi. Dia bahkan punya perencanaan jangka pendek dan panjang.” Bio–salah satu asisten Dion yang lainnya–mengeluarkan sebuah buku catatan, dan membukanya di hadapan semua orang. “Lihat! Jadwal Pak Dion hari
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 190 - Kabar dari Nicholas

Suara Nicholas terdengar sangat panik dan terburu-buru. “Paman! Ini benar-benar gawat!”Lantas setelah suara Nicholas, dari seberang sana juga terdengar suara berisik yang saling tumpang tindih, dan itu membuat Kaisar menjauhkan ponselnya dari telinga. “Nicholas. Tenang dulu.”Di antara semua suara berisik itu, Kaisar berusaha untuk tetap fokus, dan meminta Nicholas untuk menenangkan dirinya dulu. Namun, keponakannya itu tidak mendengarkan kalimat dari Kaisar sama sekali. Ia masih terus menerus merapalkan kalimat yang tidak beraturan, dan terdengar sangat panik. “Semuanya habis, paman!”“Maafkan aku…”“Seharusnya aku lebih teliti lagi memeriksa semuanya.”“Paman, bagaimana ini?”Kaisar menghela nafasnya. Nicholas yang ia kenal memang adalah sosok pria muda yang santai, namun penuh dengan perhitungan yang cukup tepat. Tetapi ada kalanya ketika perencanaannya tidak sesuai, ia akan menjadi panik dan berdampak buruk dengan kinerjanya sendiri. Dan tak ada cara lain, selain…“Nicholas
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status