“Hai, Dion. Apa kau merindukanku?"“Dasar wanita gila!” Dion langsung menyemburkan amarahnya begitu mendengar nada riang dari Aletta. Aletta tertawa kecil. “Wah-wah, jangan galak-galak dong. Aku kan jadi takut!”Dion menggeram kesal. “Kamu kemana aja, hah? Setelah bikin onar, langsung menghilang gitu aja. Benar-benar sudah gila! Kamu nggak mikir dampaknya sebesar apa, ya?!”Aletta berdeham. Dion dapat menebak ekspresi dari wanita itu. Pastilah ia sedang tersenyum licik, ada kemungkinan sambil memainkan rambutnya juga. “Ayolah, Dion.” Aletta berkata dengan nada suara yang sangat tenang, namun menusuk. “Kalau bukan karena masalah yang kutimbulkan, kamu nggak akan mungkin bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan bersama dengan Embun.”“Berdekatan dengannya lebih lama dari biasanya.”“Berterima kasihlah sedikit, Dion.”Rasanya, Dion ingin kembali memaki Aletta. Namun yang diucapkannya memang benar. Kalau bukan karena masalah yang dia timbulkan dan ide darinya, Embun tidak mungkin berada di
Last Updated : 2024-06-16 Read more