Beranda / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Bab 196 - Wanita Tak Tau Diri

Share

Bab 196 - Wanita Tak Tau Diri

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 08:08:15

"Kamu masih punya nyali untuk menghubungiku rupanya."

Suara Kaisar rendah, lebih tepat jika dikatakan geraman karena pria itu sedang menahan kemarahannya. Sekalipun dalam hatinya, pria itu juga cukup terkejut karena Aletta tiba-tiba menghubunginya seperti ini setelah ia mencarinya setengah mati.

Apa akhirnya wanita itu bertobat atau tengah tersandung masalah hingga mau memohon?

Tapi, rupanya, pemikiran Kaisar terlalu tinggi.

Karena setelah ia bertanya, Kaisar mendengar suara tawa di seberang saluran telepon.

"Duh, Kaisar Sayang. Aku merindukanmu juga."

Tangan Kaisar mengepal.

Bagaimana tidak? Wanita di seberang saluran telepon ini adalah orang yang berniat menjebak Kaisar dengan minuman afrodisiak!

Aletta juga orang yang membuat Embun, istri yang dicintainya, menderita selama beberapa bulan belakangan ini. Bisnisnya goyah, dan bahkan harus mengasingkan diri terlebih dahulu karena terlalu stres.

Dan sekarang, Aletta justru tertawa-tawa saat mengobrom dengannya?

Dasar gila!

"Di mana kam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aneke Ann
GK usah terlalu bertele2 ceritanx
goodnovel comment avatar
Liena Noer
makasih thor... lagi donk.... ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 197 - Kesadaran yang Menghilang

    Namun, rupanya, tanpa menunggui laporan Satria, Kaisar sudah mendapatkan kesempatan untuk bertemu Aletta.Pesan itu datang di malam yang sama, sekalipun agak larut.Kaisar yang sedang dalam perjalanan pulang menerima pesan lokasi dari Aletta dan tanpa pikir panjang, pria itu langsung membelokkan mobilnya ke tempat yang telah ditentukan wanita itu.“Di mana dia?” gumam Kaisar pada dirinya sendiri. Ia tidak melihat wanita ular itu sesampainya Kaisar di tempat ini.Pria itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor yang digunakan Aletta untuk mengontaknya tadi.Tidak dijawab.Beberapa kali Kaisar melakukan itu, tapi jawaban Aletta tidak ia dapatkan hingga akhirnya pria itu mengirimkan pesan.Tidak dibalas."Apa maumu, Aletta!?" geram Kaisar dengan suara rendah. Emosinya jadi meledak-ledak sejak wanita ular itu meneleponnya tadi.Kaisar menarik napas dalam-dalam. Tidak. Tidak bisa seperti ini. Ia harus tetap tenang.Akhirnya, Kaisar duduk. Berpikir untuk menunggu Aletta sela

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 198 - Permasalahan yang Dihadapi

    Suara penyedot debu di lorong depan menjadi alarm untuk Kaisar pagi itu.Pria itu membuka matanya dan terburu-buru bangun untuk duduk. Wajahnya tampak waspada, tapi juga bingung. Dadanya naik turun karena adrenalin yang melonjak padahal ia baru saja bangun tidur.Kaisar mengerang pelan saat ia baru menyadari sakit kepala tengah menyerangnya. Namun, pria itu berusaha memfokuskan perhatiannya untuk melihat sekeliling.Ia berada di sebuah kamar. Tidak tampak terlalu luas, dan sebenarnya tidak mewah.Tiba-tiba ingatan semalam membanjiri otaknya, membuat sepasang mata hitam pria itu terbelalak sempurna."Aletta!" geram Kaisar. Mantan kekasihnya itu benar-benar tidak bosan mengganggunya.Suami Embun tersebut menunduk, menyadari bahwa ia sedang bertelanjang dada. Selimut yang melapisi tubuhnya jatuh ke pangkuan.Baru saat itu, Kaisar menyadari sesuatu.Ia tidak berpakaian sama sekali.Dengan marah, Kaisar mengepalkan tangannya dan menghantam kepala tempat tidur."Sialan!" Akhirnya Kaisar mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 199 - Kegilaan Aletta

    “Kamu sudah gila!”Aletta tertawa keras-keras mendengar ucapan pria gagah yang ada di hadapannya. Wajah cantiknya yang dipoles dengan riasan mahal tampak geli dan terhibur. Sungguh, ia tidak percaya seorang pria kaya penuh kuasa seperti Dion Pradana akan tampak panik dan ketakutan seperti sekarang.Dan itu membuatnya puas.“Apa salahku, Dion?” balas Aletta dengan ringan. Wanita itu duduk di kursi putar dengan salah satu kaki ditumpangkan ke yang lain, menatap Dion yang sejak tadi berjalan mondar-mandir di hadapannya. “Rencananya berjalan seperti yang seharusnya, kan?”“Perjanjian kita tidak seperti ini!” tegas Dion. Ia tampak gusar, berbanding terbalik dengan Aletta yang masih saja cekikikan. “Kita partner, ya, aku menyanggupi itu. Tapi sepertinya kamu hanya memanfaatkanku.”“Ah, kamu sensitif sekali.” Aletta berdiri. Dengan langkah kakinya yang jenjang, ia berjalan mendekati Dion, lalu berhenti di belakang pria itu. Perlahan, Aletta menyentuh kedua bahu Dion untuk memijitnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 200 - Dugaan

    "Aku tidak bisa menghubungi suaminya.""Aku juga tidak.""Sebaiknya kita menunggu dulu sampai Embun sadar."Suara-suara tersebut tertangkap indra pendengaran Embun saat kesadarannya mulai terkumpul. Kelopak matanya bergetar dan perlahan terbuka, menatap langit-langit klinik."Dari tadi Kak Embun kelihatannya mual. Pucat juga.""Ah, apa jangan-jangan Embun sedang hamil?""Wah!" Bisik-bisik penuh ketekejutan yang terdengar bahagia langsung terdengar. "Wah, bisa jadi begitu!"'Hamil?' batin Embun tidak percaya.Dengan hati-hati, Embun menoleh ke samping dan melihat para rekannya sedang berkumpul tidak jauh dari tempatnya berbaring."Oh, Embun. Kamu sudah sadar."Salah seorang rekan Embun yang lebih tua segera menghampiri Embun. Perlahan, istri Kaisar itu bangkit untuk duduk."Maaf telah merepotkan kalian," gumam Embun pelan. Ia masih merasa mual."Aduh, Kakak bicara apa," balas Kia. Gadis itu sedang cemberut. "Tapi kan memang sudah kubilang Kakak istirahat saja. Keras kepala sekali Kak E

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 201 - Kekhawatiran Embun

    "A-apa--""Kenapa, Kak?" Kia bertanya, melihat reaksi Embun saat melihat ponselnya. Istri Kaisar tersebut tanpa khawatir sekaligus serius sembari membaca deretan pesan yang masuk.Pesan-pesan masuk itu berasal dari nomor tidak dikenal, yang memperkenalkan diri sebagai Nicholas. Pria muda itu mengatakan bahwa untuk sementara ini pamannya akan sulit untuk dihubungi dan Nicholas mengirimkan pesan agar Embun tidak khawatir.Tapi bagaimana mungkin Embun tidak cemas tentang suaminya?Dengan segera, Embun menekan nomor asing tersebut dan melakukan panggilan.Ia mendengar beberapa kali nada sambung, sebelum akhirnya Nicholas mengangkat telepon."Siang, Tante Embun." Pria muda itu menyapa istri Kaisar dengan nada riang. "Bagaimana kabarnya? Kita lama tidak bertemu"Embun menghela napas pelan. Ternyata benar Nicholas."Siang, Nic." Wanita itu menyahut, berusaha terdengar seramah mungkin. "Boleh jelaskan maksud pesan-pesanmu?"Hening sejenak.Di seberang saluran telepon, Nicholas tengah mengamat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 202 - Banyaknya Pertanyaan yang Muncul

    "Kan tidak ada korban jiwa kemarin. Masa tempat ini jadi angker!?”Sementara Nicholas tampak kehilangan kata-kata, Kaisar fokus pada Embun. Wanita itu terdiam sejenak sebelum kemudian menyahut. “Kenapa sekarang kamu sangat peka, hm, Kaisar?”Kaisar tersenyum kecil. “Aku sudah berkembang, ya?” balasnya. “Jadi. Kamu sedang sakit?”“Cuma perlu istirahat saja, Kaisar,” jawab Embun. Ia mendengar suaminya menghela napas berat setelah ia mengatakan itu. Oleh karena itu, Embun menambahkan, “Jangan khawatir. Kamu fokus saja ke urusan kamu. Biar lekas selesai.”“Lalu bertemu denganmu?” sahut Kaisar segera.Embun terdengar tertawa kecil. “Ya, ya. Bisa seperti itu.”Daripada mendengarkan sepasang suami istri bertukar sapa dengan mesra, apalagi itu adalah pamannya yang terkenal datar dan kaku, Nicholas memanggil asisten Kaisar, Satria, dan menyampaikan perintah Kaisar tadi.“CCTV itu. Bukan terhubung ke partner layanan keamanan kantor kita, kan?” Nicholas bertanya pada Satria dan asisten Nicholas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 203 - Pesan dari Aletta

    “Ah, aku lupa menanyakan soal ponselnya lagi,” gumam Embun. Tepat setelah ia mengakhiri panggilan. “Tidak mungkin aku terus-terusan menghubungi Nicholas.”Pada akhirnya, Embun mengirimkan sebuah pesan ke nomor Nicholas.Sendirinya, Embun agak merasa aneh. Kenapa ia terkesan tidak bisa jauh-jauh dari Kaisar belakangan ini? Apakah ini artinya Embun sudah merasa terlalu nyaman dengan keberadaan pria itu sebagai suaminya?Pernikahan mereka yang terkesan dadakan, melibatkan dua orang asing yang tidak saling mengenal, bisa jadi seperti ini.Apakah ini artinya cinta datang karena–“Sudah terbiasa ya, Kak?”Ucapan Kia menyadarkan Embun dari lamunan sesaatnya.“Bagaimana, Kia?” tanya Embun. Gadis muda itu seperti sedang menyambung kalimat dalam otaknya.“Kak Embun kelihatannya sudah terbiasa dengan keberadaan suami Kakak di sini, jadinya sekarang agak kesepian.” Kia menjelaskan. Gadis itu baru kembali dari menelepon layanan kamar untuk mengantarkan makan siang ke kamar Embun. “Iya, kan?”“Oh.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 204 - Kelicikan Paman dan Bibi Embun

    "Jauhkan dua orang ini dari Embun."Kaisar menitahkan hal tersebut tepat setelah ia mendapatkan informasi mengenai paman dan bibi Embun beberapa waktu yang lalu. Asistennya, Satria, yang cekatan langsung saja menurunkan perintah kepada orang-orang mereka, terutama para pengawal untuk memastikan bahwa Embun tidak ada kontak lagi dengan keluarga lamanya.Oleh karena itu, sekalipun mendapat banyak kesempatan, paman dan bibi Embun tidak dapat menemui si keponakan.Padahal, Hera berpikir bahwa setelah Kaisar pergi dari sana, ia bisa dengan mudah bicara dengan Embun."Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" ucap bibi Embun dengan kesal. "Masa sia-sia saja kita datang ke sini?"Baru saja, mereka keluar dari penginapan dan mendapatkan selentingan kabar kalau Embun tadi pingsan usai mengajar. Namun, saat keduanya pergi ke klinik untuk menunjukkan sandiwara terbaik mereka sebagai wali yang baik sementara Embun adalah anak durhaka.Akan tetapi, Embun sudah tidak ada dan mereka tidak tahu apakah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status