All Chapters of Istri Galaknya Om CEO : Chapter 91 - Chapter 100
119 Chapters
Bab 91. Sangat Matang
 "Wkwk, Abang udah gak sabar nih? Adik barunya mainannya nanti dong."  Kabar kehamilan Ciara segera diberitakan juga kepada para mertua dan sahabat. Tidak menyangka, Ciara dan Rasa hamil bersamaan. Sebenarnya, kalau masalah Ciara ingin lahirnya tepat sama di bulan lahirnya kembar tiga, itu hanya prediksi yang semoga saja memang tidak terjadi perkara prematur dan lain sebagainya yang menyebabkan bayi lahir tidak sesuai prediksi.  *** "Alhamdulillaah, udah bulan rojab, Sayang," kata Haidar.  "Alhamdulillah. Nanti waktu pengajian di Hamasah Cinta keliatannya rame deh," jawab Ciara.  "Orang temanya anak muda sekali, hmmm idenya bumil ini emang bikin meledak!" Haidar menatap Ciara yang sekarang posisinya ia tiduran di pangkuan Ciara.  "Kalau untuk kebaikan suami, pasti dong yang terjernih diberikan."  
Read more
Bab 92. Sangat Memuaskan 
"Kaka itu, ayah."  "Apa Nak?" tanya Haidar.  "Itu ayah!"  "Kakak payah?"  "Aaaaaa, ayah. Ayah!" Uja emosi terlihat sangat khawatir.  "Oohh, darah ya Sayang. Adik takut Kakak berdarah, hmmm?" Ciara memeluk putra kecilnya.  "Masyaallah, memang Ibu Cia yang paling ngerti tentang bahasa bayi satu ini!" Haidar menggelitik putranya supaya tertawa.  "Ahahahahahhaaa, ntop Abi! Abi!"  Sembari berjalan ke kamar, Haidar mencoba menenangkan Uja. Apa coba usaha menenangkan Haidar yang tidak menang? Adik Uja berhasil juga untuk tertawa meskipun matanya juga tidak bisa bohong, takut Uda berdarah.  "Kak Uda ... Innalillaah. Kakinya kena apa itu tadi?" Haidar mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Uda yang memang bagi anak kecil itu lumayan sakit tentunya. 
Read more
Bab 93. Sangat Meluruhkan
"Takut aja, Toya dan Spion kumat lagi," jawab Ciara.  "Memangnya kamu melihat ada gerak-gerik itu?"  "Iyaa! Tadi waktu Isbay gendong Barbie, anak mereka ... iiihhh Spion tiba-tiba mau peluk Isbay dari belakang, udah tinggal se cm, untung Barbie nangis, jadi nggak kena. Risih tauuk!"  "Kamu tidur dulu, Sayang! Tenangin pikirannya, nanti kita bahas lagi, soalnya matanya udah keliatan lelah banget tuh. Yang pasti, Ocyang gak akan membiarkanmu dalam bahaya."   Perlahan Ciara memejamkan mata. Bahkan, sampai bertarung di dunia mimpi. Pikirannya terlalu penat yang mengusik kenyamanannya menjadi ketakutan. Sampai-sampai ia memumpikan hiruk pikuk hidupnya ini seakan-akan sebuah novel yang mana mereka adalah tokoh fiksi saja.    1. Ciara Basma: TU wanita  2. Haidar Jenggala: TU pria  
Read more
Bab 94. Sangat Tulus
 Kak Ciara: Cieee, pasti lagi nerveos  Tiara: Kak Ci, tolong!  Kak Ciara: Tolong apaan? Kamu dalam bahaya?  Tiara: Gak suka pura-pura gak tahu! Kalau gak tahu kok bisa bilang nerveos  Kak Ciara: Yang Kakak tahu kan masalah di grup. Emang bukan itu? Tapi itu gak bahaya  Tiara: Huaaaa! Itu bahaya, tapi ada yang lebih bahaya! Liat ss ini Kak! (Chatnya dengan Gus Fahim)  Ciara: Hahaha, kamu nggak akan digigit Dik. Cepet keluar! Entar Kakak nyusul.   Tiara berat sekali untuk melangkah keluar. Akan tetapi, Gus Fahim langsung menelfonnya. Gus Fahim orangnya dingin-dingin tajam, mirip juga dengan Haidar ke wanita sebelumnya. Kalau Haidar bersikap dingin itu karena terlalu memendam masalah, dan sekarang sudah lebih leluasa karena curhatnya bisa lebih terbuka dengan si istri. 
Read more
BAB 95. CURHAT AKBAR HC
"Anter Tiara pulang aja Kak sekarang! Biarin dateng-dateng dita'zir! Please Kak ayo pulang!" "Iya, Kakak anter pulang Dik. Hhhh, tanggung jawab Gus!" Ciara melotot tajam ke Gus Fahim. Beberapa hari Tiara ngambek tidak mau kembali ke pesantren. Sampai Gus Fahim datang minta maaf ke rumah Tiara. Ciara sebagai kakak, kesal sekaligus gemas dengan hal tersebut. Tidak peduli dengan gusnya sendiri, dengan kegalakannya Ciara terus menyerang Gus Fahim supaya bisa membujuk sang adik mau segera berangkat lagi ke pesantren. Beruntungnya, rencana Haidar, Gus Fahim, dan juga Kang Musa berhasil menaklukkan gadis yang beranjak dewasa itu mau kembali ke pesantren, sebenarnya mudah, Tiara hanya butuh ucapan maaf yang tidak cuek dari Gus Fahim supaya amarahnya hilang, tetapi ini butuh waktu beberapa hari untuk Gus Fahim karena sikapnya yang terkesan dingin mematikan itu. *** "Sayang, peluk dulu dong sebelum ke panggung HC!" pinta Haidar. Ciara memeluk suaminya dengan tersenyum. "Isbay kan juga ikut
Read more
BAB 96. CURHAT AKBAR PART 2
 "Sebab perselingkuhan, sama cuma prngaplikasiannya beda jenis. Pacaran itu pemicu statistiknya karena nggak kuatnya diri menahan, beda drngan selingkuh. Aapkh selingkuh karena tidak menjaga diri? Iya juga, tapi pemicu statistik utamanya karena nggak ada rasa syukur, ini kalau masalah selingkuh. Karena pacaran dan selingkuh ini beda posisi, pacaran sebelum halal dan selingkuh setelah halal merupakan dua godaan yang menerpa tentang sebuah hubungan. Namun, bisa juga ini ujung-ujungnya dikembalikan pada rusaknya sholat seseorang. Jadi orang kalau bisa simple aja, lakukan sesuatu sesuai kadar yang kamu punya, gak usah nyawang ngalor ngidul ngrampas hak yang bukan miliknya, ben kejayaan itu bisa dirasakan dalam kehidupan dunia yang penuh fatamorgana."   "Minta mix, Bi," pinta Uda yang pelan-pelan datang ikut Haidar dan Ciara lagi bersama adik-adiknya.   "Damel napa, Nak?" tanya Haidar. 
Read more
Bab 97. Hai Kids!
"Kok didorong. Nggak baiklah Sayang. Kenapa nggak mau pulang?" tanya Ciara.  "Lapannn, mau disuapi Onty Bening dulu," rengek Uda.   Lapar di tengah malam. Ciara segera mencari Bening kesayangannya Kakak Uda. Lebih cepat lebih baik, karena dirinya sendiri juga ingin segera istirahat.   *** "Ci, bikin yok video Hai Kids!" ajak Hilma si penghafal Al'Quran. "Aku dulu?" tanya Ciara.  "Iya, Ci. Entar gantian, suasananya lagi mantep nih," jawab Hilma.  "Ikut dong bikin video," ucap Bumi secara tiba-tiba. Masih baru selesai make up. Acara belum dimulai, para mahasiswa berhamburan foto ke sana kemari. Saat Hilma dan Ciara bikin video, tiba-tiba Bumi datang dan ikut gabung. Paham, pasti suaminya cemburu Ciara bikin video lebih awal bersama mereka dibanding dengan Haidar dulu. 
Read more
Bab 98. Aaaa Kasihan Aaaa
"Ini yang di tempat minum barunya Adik ya," kata Ciara.  "No! Mau yang ini! Huaaaaaa!" Uja memeluk Ciara sembari menyentuh bagian minuman favoritnya.  "Ahahaha, adik ini ada-ada saja. Tak matiin dulu videonya Sayang," kata Haidar.  "Udah pakai toga ini gimana dong, Bi?" tanya Ciara.  "Kamu lepas dulu aja, tadi ada kabar ada sedikit penundaan waktu, dosennya kejebak macet. Nggak apa-apa ya Ibu cantik, daripada adik nangis? Adik kan emang si paling suka minum langsung. Turuti aja, entar nyesel karena sebentar lagi mereka udah nggak minum si dua bola gemoy ini," kata Haidar.   Ribet pakai banget tidak? Sudah dandan bagus nan rapi, harus melingkapkan toga lagi demi menyusui sang putra. Namun, Ciara mengikuti nasihat suaminya. Tidak mau sebuah penyesalan menghantui perjalanannya kelak, yang mana sekarang kalau saja si anak udah bisa lepas ASI, dal
Read more
Bab 99. Ampun Puh, Sepuh!  
 "Ibu ...." Haidar hanya menatap Ciara.  Bentakan Ciara berhasil membuat Haidae membeku. Belum sampai mengutarakan yang ingin disampaikan, Ciara malah menyuruh keluar bersama kedua putranya. Ciara ingin bicara dengan Uda saja.   "Keluar, Bi! Bawa Abang dan Adik keluar!" teriak Ciara.  Tidak berkutik apa-apa, daripada istrinya semakin melanjutkan bentakan, lebih baik segera keluar. "Ayo Dik keluar dulu!"   "Ampun puh cepuh! Jangan galak-galak napa Bu? Kacian Kakak," kata Uja.  'Hhhah, pasti kamu nahan tawa ini Isbayku,' batin Haidar.  "Adik bisa keluar dulu kan? Ibu mau bicara sama Kakak!" seru Ciara.  Uja si paling ngetrend. Semua trend, dia seperti hafal, bukan karena lihat gadget. Akan tetapi, dia merekam saat ada pengajian. Apalagi, Kang Musa sering mengajari mereka berk
Read more
Bab 100. Wanitaku, Sayang! 
 Haidar chat kasih puisi:  Wanitaku, Sayang! Rahim yang Kugali Kini Telah Tertali Aduan Nafsu MengangaDoa dan Cinta pun Berbunga  Tubuh yang Kuraba Kini Hangatnya Mengaba Tersingkir dari Angin Membunuh Gemuruh Dingin Qobiltu yang Menjadi Janji Kini Telah Kuhempas dari RujiMenjemput Pagi Dengan Penuh Energi  Pada Akhirnya, Aku Sadar Pernikahan Bukan Jalan Pudar Sayang, Kamu Cantik!Sayang, Kamu Cerdas! Sayang, Kamu Hebat! Sayang, Sini Kupeluk! Sayang, Aku Cinta Kamu!  Ciara: Love banget. Njenengan ada masalah apa, sih? Keliatan loh, tadi sepulang dari kantor ngomongnya dikit, itu tandanya Ocyang lagi sedih.  Haidar: Gak ada, Sayang 
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status