"Sstt, gak mungkinlah. Kamu nggak berani liat?" tanya Haidar. "Mboten. Males serem kayak gitu. Takut ada lampor, huaaaa!" Ciara mendelik ke punggung suaminya. "Cemen banget Ibu Cia, hahaha." "Gak usah banyak ngerendahin, cepet cek!" "Harus kamu temenin tapi," sahut Haidar. "Cieeee, Haidar Jenggala penakut! Yang cemen siapa, sih kalau seperti ini?" "Bukan begitu, kalau ada kamu kan tambah semangat." "Oke," Gegas ke ruang depan untuk membuka pintu. Lampor? Mana ada? Justru yang datang ialah lampion bentuk pororo sama jenang mirah. Sudah ketebak, dalam pikiran Haidar dan Ciara, itu pasti Rasa. Kesannya aneh, tetapi mereka tidak terlalu menghiraukan itu dari siapa, yang penting sekarang segera masak karena sudah mengundang Rasa. "Aneh, chat Rasa dulu, nggih?" kata Ciara. "Nggak usah, entar kamu kebablasan ngobrol," jawab Haidar. "Jiwa kepo meronta ini loh, kalau nggak dari Rasa dari siapa lagi?" "Entar juga ketemu kan, taruh ponselnya." Haidar mengambil pelan pasal
Terakhir Diperbarui : 2024-01-09 Baca selengkapnya