Beranda / Romansa / Istri Galaknya Om CEO / Bab 98. Aaaa Kasihan Aaaa

Share

Bab 98. Aaaa Kasihan Aaaa

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 20:00:00

"Ini yang di tempat minum barunya Adik ya," kata Ciara. 

"No! Mau yang ini! Huaaaaaa!" Uja memeluk Ciara sembari menyentuh bagian minuman favoritnya. 

"Ahahaha, adik ini ada-ada saja. Tak matiin dulu videonya Sayang," kata Haidar. 

"Udah pakai toga ini gimana dong, Bi?" tanya Ciara. 

"Kamu lepas dulu aja, tadi ada kabar ada sedikit penundaan waktu, dosennya kejebak macet. Nggak apa-apa ya Ibu cantik, daripada adik nangis? Adik kan emang si paling suka minum langsung. Turuti aja, entar nyesel karena sebentar lagi mereka udah nggak minum si dua bola gemoy ini," kata Haidar. 

Ribet pakai banget tidak? Sudah dandan bagus nan rapi, harus melingkapkan toga lagi demi menyusui sang putra. Namun, Ciara mengikuti nasihat suaminya. Tidak mau sebuah penyesalan menghantui perjalanannya kelak, yang mana sekarang kalau saja si anak udah bisa lepas ASI, dal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 99. Ampun Puh, Sepuh!  

    "Ibu ...." Haidar hanya menatap Ciara.Bentakan Ciara berhasil membuat Haidae membeku. Belum sampai mengutarakan yang ingin disampaikan, Ciara malah menyuruh keluar bersama kedua putranya. Ciara ingin bicara dengan Uda saja."Keluar, Bi! Bawa Abang dan Adik keluar!" teriak Ciara.Tidak berkutik apa-apa, daripada istrinya semakin melanjutkan bentakan, lebih baik segera keluar. "Ayo Dik keluar dulu!""Ampun puh cepuh! Jangan galak-galak napa Bu? Kacian Kakak," kata Uja.'Hhhah, pasti kamu nahan tawa ini Isbayku,' batin Haidar."Adik bisa keluar dulu kan? Ibu mau bicara sama Kakak!" seru Ciara.Uja si paling ngetrend. Semua trend, dia seperti hafal, bukan karena lihat gadget. Akan tetapi, dia merekam saat ada pengajian. Apalagi, Kang Musa sering mengajari mereka berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 100. Wanitaku, Sayang! 

    Haidar chat kasih puisi:Wanitaku, Sayang! Rahim yang KugaliKini Telah TertaliAduan Nafsu MengangaDoa dan Cinta pun BerbungaTubuh yang KurabaKini Hangatnya MengabaTersingkir dari AnginMembunuh Gemuruh DinginQobiltu yang Menjadi JanjiKini Telah Kuhempas dari RujiMenjemput PagiDengan Penuh EnergiPada Akhirnya, Aku SadarPernikahan Bukan Jalan PudarSayang, Kamu Cantik!Sayang, Kamu Cerdas!Sayang, Kamu Hebat!Sayang, Sini Kupeluk!Sayang, Aku Cinta Kamu!Ciara: Love banget. Njenengan ada masalah apa, sih? Keliatan loh, tadi sepulang dari kantor ngomongnya dikit, itu tandanya Ocyang lagi sedih.Haidar: Gak ada, Sayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 101. Rahim yang Kugali

    “Sesuatu besar loh, siap nuriti?” tanya Ciara.“Asalkan mampu dan baik, pasti diturutin,” jawab Haidar.“Gak jadi. Percuma disebutkan kalau tidak dituruti!” Ciara mencebikkan bibirnya.“Iya-iya diturutin. Istriku pasti nggak akan menuntut suaminya di luar kemampuan, iya kan?”“Hmmm, bener. Tolong ambilin panci bawa ke kamar!” pinta Ciara.“Untuk apa? Mau masak di kamar?” tanya Haidar heran.“Nggak dong, ngidam Ocyang pakai panci. Hehe.”“Masyaallah, hahaha. Baby Girlnya apa apa mau jadi koki ini, hmmm?” Haidar memeluk Ciara dulu kemudian langsung ke dapur.Meskipun aneh asal Haidar mampu tetap dilaksanakan. Tawa renyah istrinya bisa didengar merupakan satu hal yang sangat istimewa. Ia p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 102. Kini Telah Terisi

    "Iya. Kita istirahat," jawab Haidar tersenyum."Jangan cuma istirahat, tapi harus tidur."Masih menjadi dilema dalam otak. Tifak ada salahnya mengikuti apa yang dikatakan Ciara. Haidar mencoba membuang semua keresahan, fokus ke kebahagiaan yang menjadi hak Ciara juga mendapatkan senyum manis dan obrolan baik saat di atas ranjang."Kamu pinter banget ngalihin pikiran Ocyang," puji Haidar."Bukan pinter, tapi telah terbiasa. Terlatih dengan cara njenengan yang super menggemaskan," jawab Ciara.***"Ngantuk banget, Oc!" Ciara menjatuhkan tubuhnya ke paha Haidar yang baru saja mengambil Al-Quran."Tidur aja, tapi jangan di sini! Sini Ocyang antar ke kasur." Haidar kembali menaruh Al-Qurannya, dia belum batal karena bersentuhannya terhalang mukena Ciara."Mau di pangkuan nj

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 103. Aduan Nafsu Menganga 

    "Sayang, biasanya kamu gak suka kan pertanyaan gak bermutu? Untuk apa nanyain hal tersebut?" tanya Haidar. "Kalau aku yang nanya ya suka-suka aja. Lain kalau ditanya, xixixi." Haidar menggenggam jemari istrinya. "Kamu akan selalu ada untuk Ocyang. Kalau ternyata ke depannya kamu menghilang, ya bagaimana Ocyang bisa melangkah? Masih ingat kan? Kakiku tertahan di ragamu. Meskipun kenyataan pasti menyiksa untuk bisa bangkit, gak ada cara lain selain kembali menstel ulang dengan kaki yang berbeda, karena kakiku tetap tertahan di ragamu." "Artinya?" "Jika kamu pergi, Haidar akan tumbuh menjadi orang yang baru, karena Haidar yang kamu kenal ini tentu ikut dalam angin jiwamu." "Hmmm, Sayang!" Ciara bangkit dari tidurnya dan memeluk sang suami. Sebuah kehidupan tidak lepas dari arti kehilangan maupun perpisahan dengan orang lain. Suatu masa itu pasti akan ada. Terkadang, menatap masa depan itu dihantui oleh sebuah kekhawatiran yang begitu besar. Apakah salah? Tidak. Rasa khawatirny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 104. Doa dan Cinta pun Berbunga

    "Iya, Kak. Ini Abi," jawab Ciara. "Mau celita, Kakak kangen, pengen celita!" rengek Uda. "Oooouhh, anak Ibu!" Ciara memeluk Uda. "Anak Ibu emang tahu nama abinya siapa?" "Haidal Jegala." "Masyaallah, nanti ya Sayang. Kalau abi udah sampai hotel, entar telpon. Sekarang makan dulu yuk, adik-adiknya diajak!" pinta Ciara. "Ote Ibu. Saudala-saudala, ayo go makan!" teriak Uda. Selain melihat curahan kasih sayang Haidar yang tiap hari selalu menggelegar, Ciara juga sangat bahagia akan tingkah ketiga putranya. Ia senang, terharu tiap kali ketiganya rebutan ingin dipangku, ingin minum ASI lebih dulu, ingin disuapin dulu, atau saling rebutan juga untuk menyuapi Ciara. Harus dengan apa Ciara mengungkapkan, menceritakan keindahan tersebut? Saat ini, ia ingin bercerita langsung dengan suami, seperti biasa dengan bertatap muka dan saling bersentuhan. Sayangnya, hal itu sekarang tidak bisa. Mungkin, ini dalam hati terindah Ciara khusus bersama para anaknya. Pertumbuhannya yang begitu cepat, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 105. Tubuh yang Kuraba

    "Mau bicara apa? Anak-anak udah pada berangkat ini ke kamar mandi,” jawab Ciara. Haidar: “Kamu mandiin sendirian? Mama ke mana?” “Iya, mama masak mau ada acara rutinannya nanti di sini,” kata Ciara. Haidar: “Masak juga bisa ditinggal sebentar. Kamu jangan capek-capek, inget anaknya bukan hanya kembar tiga. Ada baby cantik juga itu dalam perut kamu” Meskipun jarak sedang berpisah, hati mereka itu tetap tertaut. Jiwanya serasa tetap dekat. Perhatian lelaki kepala tiga ini tak akan lengah, terus diberikan walau hanya sebatas kata yang bisa dilontarkan dari kejauhan. “Hahahah, nggih. Gak bakal capek-capek kok.” Haidar: “Bilangnya gitu, tapi ngelakuinnya entahlah. Ocyang gabungkan telpon mama dulu.” “Iihh, gak usah!” KLING. MAMA SITA DITAMBAHKAN. Sita: “Hai anak Mama. Ada Nduk Cia juga. Tumben digabungin. Ada apa Sayang?” Haidar: “Titip Ciara ya Ma. Jangan boleh capek-capek. Mbum mau mandi tolong mama bantu mandiin, tiga soalnya.” Sita: “Oke, mama jaga Cia sebaik mungkin. Oalah,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 106. Kini Hangatnya Mengaba

    “Ada apa? Untuk apa?” tanya Haidar. “Aku gak suka ketemu laki-laki yang kemarin itu. Dia kenal perusahaan papa, firasat Bening gak enak,” jawab Bening. “Okey, kamu di sini gak apa-apa,” kata Haidar. “Hmmm, tapi ….” “Ciara di rumah, jadi gak nyakitin dia. Toh ku cuma mau ngumpet kan bukan yang lain.” Haidar menghembuskan napas panjang, dia tahu kekhawatiran Bening. “Be-beneran ya nggak nimbulin salah paham?” Bening masih terlihat sangat gugup. Kemarin Bening sempat ditemui lelaki sekitar usia 40 an, terlihat mempunyai nafsu besar terhadap Bening. Bukan hanya itu, gerak geriknya terlihat dia bukan orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 119. Sayang, Aku Cinta Kamu!

    Haidar segera bangun lagi dan berharap tangis yang didengar bukanlah tangis untuk kematian sang istri dan anak. Bendera kuning yang tertancap, Haidar harap itu hanya salah penempatan. Mencoba berlari meskipun kakinya seperti tetap berhenti di tempat."Assalamu'aalikum. Mama, ini ada apa!" Haidar mengepalkan tangan, melihat semua keluarga berkumpul dengan tangis."Abiiiiiiiiii! Huaaaaaaaa!" Ketiga anak kembarnya langsung memeluk Haidar."Nak, i-ibu sama adik masih di rumah sakit sudah membaik kan? Iya kan?" tanya Haidar.Masih belum ada jawaban. Kembar tiga justru semakin menangis saat dagu mereka diraba oleh Haidar. Jika tidak ada jawaban, jawaban dari diam itu sudah bisa diartikan. Emosi Haidar membludak, ia justru bertanya dengan berteriak!"Orang sebanyak ini kenapa tidak ada yang menjawab!" Air matanya tidak mampu ditahan, ini terlalu sakit.KLING.[ "Selama

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 118. Sayang, Sini Kupeluk!

    Keadaan Ciara dan Kiara kritis. Tentunya tidak berada di ruang biasa. Sita segera menghubungi Haidar akan kabar tersebut. Firasat Haidar nyata, Ciara bukannya melanggar perintah Haidar,melainkan terpaksa ke luar karena mengejar putrinya. Sita: "Hai, pulang sekarang." Haidar: "Ada apa, Mam?" Sita: "(Mengirim foto rumah sakit)" Sita tak mampu mengatakan secara langsung. Raganya terasa lemah sembari memangku ketiga cucu kembarnya yang kini tengah menangis. Ia juga berpikir, pasti di sana Haidar sedang hancur dengan kabar yang akan diberitahukan. Haidar: "Mam, siapa yang sakit? Perasaan Haidar dari kemarin gak enak. Siapa Mam?" Sita: "Yang penting kamu pulang, Nak." Haidar: "Siap pulang, Haidar segera urus, tapi siapa yang sakit? Anak-anak sama Ciara baik-baik saja?" Sita: "Ciara sama Adik Kia." Haidar: "Ya Allah, sakit barengan?" Sita: "Kecelakaan di depan rumah." Haidar: "Innalillaah, kenapa mereka ke luar? Mama kenapa juga membiarkan? Sudah Haidar bilang loh, jangan ke luar!

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 117. Sayang, Kamu Hebat!

    "Hmmm, nggaklah menurut Ocyang, dia ya dia, Toya ya Toya. Saudara jauh juga, gak terlalu kelihatan deket mereka," kata Haidar. "Kita nggak tahu secara onlinennya!" sahut Ciara. "Sayang ...." Haidar hanya menatap istrinya dengan lama kemudian memberinya pelukan. Sempat berdebat juga antara ada ulah campur tangan Toya. Pikiran Ciara memang suka begitu, tetapi cepat juga kembali ke mode awal. Bodoamat pun menjadi jurus, mereka diamkan sosmednya dulu, baru besok pagi dilihat. *** Haidar: "Sayangku." Ciara: "Iya Sayang." Haidar: "Perasaan Ocyang gak enak. Jangan keluar rumah." Ciara: "Terus? Anak-anak sekolahnya gimana?" Haidar: "Izin aja." Ciara: "Ada apa sebenarnya? Ocyang dapet kabar?" Haidar: "Iya, Sayang." Ciara: "Izin alasannya apa coba?" Haidar: "Biar Ocyang yang izinin. Kamu gak usah mikir itu." Ciara: "Emang ada apa? Ngomong yang jelas dong!" Haidar: "Ada yang berulah karena salah paham." Ciara: "Hah?" Haidar: "Hati-hati lagi dengan Toya dan Galaxy. Galaxy tidak ik

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 116. Sayang, Kamu Cerdas!

    Haidar: "Ibu Cia ...." Ciara: "Tau ah. Nggak chat nggak langsung, bikin kesel terus." Haiadar: "Tau gitu kenapa dirindukan?" Ciara: "Ini nih bodohnya cinta." Haidar: "Kangen, asli pengen ucel-ucel kamu!" Ciara: "Parah sekali OM-OM ini! Apaucel-ucel?" Haidar: "Aisshh pura-pura gak paham." Ciara: "Ucel-ucel itu kan bahasa meremas-remas untuk baju." Haidar: "Kamu dikasih kata yang terfilter dikit gak paham, giliran meremas-remas pasti langsung paham." Ciara: "Hahaha, ciri-ciri istrimu ini cerdas." Haidar: "Kok malah cerdas?" Ciara: "Iya dong, denger kata meremas-remas pasti Ocyang di sana langsung----" Haidar: "Wanitaku, hahaha ... cerdasnya gak ketulungan. Video Call yok!" Ciara: "Haaahh? Pasti mau liat itunya aku." Haidar: "Pikiran kamu .... huuuhhhhh, ya liat wajah kamulah, di sini Ocyang lagi kumpul dengan Segara dan yang lain." Ciara: "Eh, wkwkwk." Tidak lupa Ciara bercerita tentang kejadian-kejadian bersama kembar tiga dan juga Kiara hari ini. Seperti bikin konten a

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 115. Sayang, Kamu Cantik!

    Ketenangan jiwa dan raga itu sebenarnya terdapat di mana, bisa diperoleh dari mana dan kapan saja hal tersebut bisa singgah dengan sungguh? Jawabannya, setiap detik itu adalah kesempatan untuk meraih pernyataan tersebut. Ciara belum jadi menghidupkan mobilnya dan melihat ke belakang tentang berita penumpahan ice cream. Jika dia sekarang tidak tenang, mendengar pernyataan dari Mas Uja tadi akan langsung marah seperti waktu di rumah kala itu. "Tumpah?" "Iya, kena celana Mas Uja! Adik kok nggak flend, sih!" celetuk Mas Uja. "Maaf, Adik no cengaja, Ibu." Kiara memeluk Mas Uja, tetapi justru Mas Uja menghindari. "Huaaaaaa!" Kiara menangis karena dicuekin Mas Uja. "Mas Uja, nggak boleh gitu dong sama Adik. Adik kan nggak sengaja. Peluk Adiknya dan Adik juga hati-hati kalau makan nggak boleh sambil loncat-loncat. Mas Uja ganti celana dulu itu di belakang Mas, Ibu mau beliin ice cream lagi." Ciara mencium dulu ke keempat anaknya. Mumpung masih di tempat ice cream, Ciara membelikan kembal

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 114. Pernikahan Bukan Jalan Pudar

    Manja itu suatu sifat yang misterinya melekatkan antara yang satu dengan yang lain. Orang kalau terlalu mandiri juga tidak baik karena dengan terlalu mandiri, dia tidak punya akses antara keduanya yang lebih menonjol dan terkesan seperti orang lain itu tidak terangkat. Namun, kalau terlalu manja bisa juga menimbulkan sebuah pertengkaran hebat karena adanya hal tidak sesuai antara diri yang satu dengan yang lain. Musalkan, yang ini ingin melangkah ke A, tetapi dipaksa untuk lebih dahulu ke B demi menuruti keinginannya si A."Isbay nggak pernah bosan," jawab Ciara."Nah, itu sudah terjawab. Gak ada rasa bosan untuk kamu, Cantik.Pernikahan bukan jalan bubar, termasuk kesehatan kamu.” Haidar mengecup kening istrinya sejenak."Uwaahh, bangga rasanya punya njenenengan. Makasih udah perhatian dengan banyak hal. Apapun seperti istimewa karena bersamamu," ungkap Ciara."Iya, karena membahagiakanmu, membuatmu ny

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 113. Pada Akhirnya Aku Sadar

    "Kamu pura-pura nggak tahu, kan?” tanya Haidar.“Pura-pura? Enggak! Emang apa yang benar?”Haidar tak kuat untuk menahan tawa lagi ketika istrinya tidak paham dengan apa yang ia maksud. Padahal, itu adalah sesuatu yang sudah melekat dalam diri mereka ketika berada di dalam kamar dan sudah menjadi kebiasaan tradisi terindah sepanjang jalan. Ya seperti tidak mungkin saja kalau Ciara tidak paham dengan apa yang Haidar ucapkan, padahal arahnya sudah jelas ke sana.Namun, memang malam itu Ciara tidak paham apa-apa. Pahamnya tentang sekedar energi yang terkuras karena mereka marah-marah. Waktu awal pembicaraan juga sudah membicarakan tentang energinya yang keluar penuh karena menghadapi emosi-emosi menghadapi mereka berdua. Haidar masih terdiam dan terus memandang ke arah wajah Ciara sampai salting akut dan ujung-ujungnya kembali ke area ngambek lagi.“Aku bukan boneka, Oc!”Sekalinya Haidar sudah mengataka

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 112. Dengan Penuh Energi

    "Kapok tuh aquarium kesayangan njenengan pecah! Isbay gak ngerasa bersalah, terserah mau dibenci karena di situ gak ada ikannya! Beresin sendiri Isbay gak mau ngeberesin!" Ciara meninggalkan Haidar dan kamar yang berantakan."Kalau kamu memang minta Ocyang marah, baik. Ocyang tidak keberatan untuk menuruti."Jujur, Haidar sangat kecewa. Setiap orang itu punya barang berharga. Aquariumnya kecil, tetapi itu sangat dirawat oleh Haidar. Sampai segitunya Ciara marah, mana malah melawan. Sebenarnya, kecewa besarnya Haidar bukan perkara aquarium pecah, Haidar kecewa besar dengan langkah Ciara yang terkesan tidak menghargai keberadaan Haidar sebagai suami.KLING KLING."Hallo, gimana? Oh, ada kerja sama ke luar kota, sipp. Besok kita berangkat," ucap Haidar dalam telepon."Ternyata cari gara-gara. Pengen trending kasus perselingkuhan, begitu hah?" bentak Ciara.Sukses membuat Ciara semakin geram.

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 111. Menjemput Pagi

    Yang harus dipikirkan lagi setelah perkara Gus Fahim beres, tidak ada. Tinggal menunggu pulih dan mempersiapkan pernikahan Tiara dengan Gus Fahim. Kabarnya, Kang Musa juga akan segera melamar Bening. Haidar terdiam dan menatap Ciara yang sedang berkomunikasi dengan putra dan putrinya. Dua tahun kemudian Putra kembar tiganya sudah berusia 4 tahun, sedangkan putri kecilnya itu sekarang sudah berusia 2 tahun. Kalau berbicara dengan waktu dan memikirkan dengan yang terjadi, hari tentu terkesan begitu cepat. Akan tetapi, berjalannya sudah begitu jauh, tak menyangka ternyata rumah tangga mereka sudah berjalan selama 5 tahun lebih. Hubungan antara keluarga Haidar dengan Toya Galaxy pun juga membaik. Mereka sering bersama dan berbagi tips ketika mengantarkan Uda, Uha, dan Uja belajar di tempat yang sama dengan Barbie. Sekarang Uja yang sangat manja itu sudah semakin pintar saja, tetapi tetap memiliki sifat khasnya, yaitu manja. Meskipun sering cemburu juga, dia sangat perhatian dengan adik

DMCA.com Protection Status