Share

Bab 103. Aduan Nafsu Menganga 

"Sayang, biasanya kamu gak suka kan pertanyaan gak bermutu? Untuk apa nanyain hal tersebut?" tanya Haidar.

"Kalau aku yang nanya ya suka-suka aja. Lain kalau ditanya, xixixi."

Haidar menggenggam jemari istrinya. "Kamu akan selalu ada untuk Ocyang. Kalau ternyata ke depannya kamu menghilang, ya bagaimana Ocyang bisa melangkah? Masih ingat kan? Kakiku tertahan di ragamu. Meskipun kenyataan pasti menyiksa untuk bisa bangkit, gak ada cara lain selain kembali menstel ulang dengan kaki yang berbeda, karena kakiku tetap tertahan di ragamu."

"Artinya?"

"Jika kamu pergi, Haidar akan tumbuh menjadi orang yang baru, karena Haidar yang kamu kenal ini tentu ikut dalam angin jiwamu."

"Hmmm, Sayang!" Ciara bangkit dari tidurnya dan memeluk sang suami.

Sebuah kehidupan tidak lepas dari arti kehilangan maupun perpisahan dengan orang lain. Suatu masa itu pasti akan ada. Terkadang, menatap masa depan itu dihantui oleh sebuah kekhawatiran yang begitu besar. Apakah salah? Tidak. Rasa khawatirnya tid
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status