Share

Bab 102. Kini Telah Terisi

"Iya. Kita istirahat," jawab Haidar tersenyum.

"Jangan cuma istirahat, tapi harus tidur." 

Masih menjadi dilema dalam otak. Tifak ada salahnya mengikuti apa yang dikatakan Ciara. Haidar mencoba membuang semua keresahan, fokus ke kebahagiaan yang menjadi hak Ciara juga mendapatkan senyum manis dan obrolan baik saat di atas ranjang. 

"Kamu pinter banget ngalihin pikiran Ocyang," puji Haidar. 

"Bukan pinter, tapi telah terbiasa. Terlatih dengan cara njenengan yang super menggemaskan," jawab Ciara. 

***

"Ngantuk banget, Oc!" Ciara menjatuhkan tubuhnya ke paha Haidar yang baru saja mengambil Al-Quran. 

"Tidur aja, tapi jangan di sini! Sini Ocyang antar ke kasur." Haidar kembali menaruh Al-Qurannya, dia belum batal karena bersentuhannya terhalang mukena Ciara. 

"Mau di pangkuan nj

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status