Home / Romansa / Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku: Chapter 121 - Chapter 130

283 Chapters

Bab 116 – Mau Menindas Valency? Enak Saja!

“Lency, belum pulang?” tanya Verena saat dirinya selesai berberes untuk pulang.“Sedikit lagi,” ucap Valency sembari terus mengetikkan sesuatu di komputernya. Dia berhenti sesaat dan tersenyum pada Verena.“Kamu tinggal di mana? Kalau misalkan searah, aku tunggu dan kita berangkat bersama saja. Aku bawa mobil,” balas Verena sembari menggoyangkan kunci mobil yang terselip di jari telunjuknya.Valency merasa tersentuh dengan tawaran teman kantornya itu, tapi dia menggeleng. “Kamu tadi bilang tinggal di Jalan Mawar, ‘kan? Kita nggak searah, aku pulang ke asrama Universitas Sentral. Itu di arah berlawanan,” jelasnya, sedikit berbohong. “Kamu pulang duluan saja. Aku bisa naik transportasi umum.”Wajah Verena masih tetap datar, tapi pancaran matanya menunjukkan dia agak menyayangkan hal itu. “Oke, kalau begitu aku pulang duluan,” ucapnya sembari melambaikan tangan singkat. “Sampai bertemu besok.”“Sampai bertemu besok,” balas Valency seiring dirinya menatap kepergian Verena. Tak lama setel
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 117 – Pacaran

“Jadi … ini mobil siapa?”Pertanyaan Verena sukses membuat Valency pening. Dia cepat-cepat memutar otak, mencari alasan yang masuk akal untuk menjawab rekannya itu.“Uhh, itu … ini mobil … mobil omku! Iya, ini punya pamanku!”Untuk sesaat, bukan hanya Jayden–yang bisa mendengar dari kaca yang sedikit terbuka, tapi Valency sendiri kaget dengan jawabannya. Bisa-bisanya dia memanggil suaminya sendiri sebagai pamannya!?Namun, mengesampingkan betapa konyolnya kalimat itu, Valency lebih mementingkan reaksi Verena, dan apakah dia akan percaya.“Pamanmu?” tanya Verena lagi dengan alis kanan meninggi. “I-iya. Itu di dalam orangnya lagi nungguin aku!” jawab Valency sembari memasang senyum senatural mungkin.Verena pun refleks melirik mobil di belakang Valency untuk sesaat, tapi samar-samar hanya melihat seorang pria yang mengenakan hoodie abu-abu. “Pamanmu muda sekali …,” balasnya. “Hahaha, iya … dia … dia paman kecilku ….”Semakin Valency bicara, entah kenapa dia merasa semakin bodoh keboho
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 118 – Suami yang Menggoda, Suami yang Menggemaskan

Tak lama, Jayden dan Valency pun tiba di area parkir sebuah restoran mewah. Pria itu turun dan membukakan pintu untuk istrinya, lalu menggandeng Valency ke dalam restoran.“Tuan Spencer,” sapa pelayan dengan sopan. “Ruangan Anda sebelah sini,” ujarnya seraya mengantarkan pasangan itu ke sebuah ruangan khusus.Setelah mereka duduk dan selesai memesan makanan, Valency akhirnya bertanya, “Jadi … kenapa kemari?”Jayden menatap istrinya dan berkata, “Bukankah sudah kubilang, pacaran.” Valency tersenyum tipis, menahan tawa karena agak geli dengan bagaimana Jayden mengatakan kalimat itu. “Maksudku, suamiku sayang, kenapa mendadak mengajakku pacaran? Bukankah kudengar Diamant Corp ada proyek baru yang membuatmu begitu sibuk? Kamu belakangan juga sering tidak tidur hingga malam.”Untuk sesaat, Jayden terdiam. Wajahnya yang biasa dingin tampak sedikit sedih. “Aku merasa semenjak kamu bekerja waktu kita berdua semakin sedikit,” ucap Jayden jujur. Mengingat beberapa hari ini Valency terus sibuk
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 119 – Eric vs Jayden

Mata Valency terbelalak, terkejut mengetahui bahwa pria yang baru saja ditabraknya adalah ... Eric Gray! Pria yang beberapa minggu lalu sempat ditolongnya, sekaligus orang yang berhasil mengejutkannya karena ternyata dia adalah CEO dari perusahaan LuxGray. “Ternyata kita bertemu lagi di sini, sepertinya ini adalah takdir,” ucap Eric dengan senyum menggoda. Bisa dipastikan jika wanita lain yang melihatnya pasti akan histeris seketika. “Senang berjumpa lagi dengan Anda, Nona.” Eric mengulurkan tangan, sesuatu yang refleks Valency terima untuk dijabat. Namun, di luar dugaan, pria itu malah memberikan sebuah kecupan singkat di punggung tangannya. “Mungkinkah takdir mendekatkan kita berdua?” ucap Eric dengan nada bercanda. “Ini hanya sebuah kebetulan, Tuan Gray,” balas Valency seraya menarik tangannya kembali dengan cepat. Bisa terjadi masalah jika Jayden sampai melihat hal tersebut! “Kebetulan yang begitu manis, menurut saya,” ujar Eric. “Anda terlihat sangat cantik malam ini. Mungki
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 120 – Kecurigaan

“Jayden Spencer?” Eric tampak terkejut melihat kehadiran Jayden yang tiba-tiba. Maniknya menatap bagaimana Valency bersembunyi di belakang pria tersebut. “Kalian datang bersama?” Ada keterkejutan di matanya. “Apa kau ada masalah dengan itu?” balas Jayden ketus, menunjukkan permusuhan yang kental. Ditanya seperti itu, Eric yang tadi terkejut perlahan kembali tenang. Dia menampakkan senyuman tipis yang sopan selagi berkata, “Tentu tidak. Aku hanya penasaran bagaimana dirimu bisa mengenal Nona ini.” “Valency dan aku adalah–” “Aku dan Tuan Spencer memiliki proyek bersama,” potong Valency cepat, sontak membuat Jayden menoleh dan menatapnya dengan ekspresi yang bercampur marah, terkejut, dan kecewa. Ketika menghadapi Verena dan orang-orang lain dan Valency memperkenalkannya sebagai orang lain, Jayden tidak keberatan. Akan tetapi, tahu bahwa Eric memiliki niat lain kepada Valency, hal itu membuat pria tersebut marah! “Ah! Nama Nona adalah Valency? Mungkinkah Anda Valency Lambert?” ujar
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 121 – Ego dan Pertengkaran

Valency melihat wajah Jayden agak memburuk, tapi dia dengan sabar menceritakan pertemuannya dengan Eric di hari itu.“Saat itu aku baru saja membeli kudapan dari cafe dan tanpa sengaja menolong Eric yang tas dokumennya dicopet oleh seorang pencuri. Untuk berterima kasih padaku, dia mengundangku untuk makan bersama.” Valency bisa melihat pelipis Jayden berkedut, pertanda pria itu tidak senang dengan arah pembicaraan ini. Akhirnya, cepat-cepat dia menambahkan, “Tapi tidak mengenalnya begitu dekat, aku menolak. Bukan hanya itu, saat dia agak memaksa mengundangku makan bersama, aku menipunya dengan memberikan kartu nama orang lain sebagai gantinya.” Valency menghela napas. “Itu alasan kenapa baru mengetahui namaku tadi, dan sepertinya tindakanku yang menipunya membuat pria itu, yang masih merasa berutang budi, berujung menahanku di restoran tadi.”
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 122 – Naik Pitam

“Nyonya, sarapan sudah siap,” ucap May yang mengetuk pintu untuk membangunkan Valency.Pintu pun terbuka, memperlihatkan Valency yang telah siap dengan pakaian formalnya. “Aku akan langsung berangkat ke kantor saja, May,” ucap Valency dengan agak dingin. “Jadikan bekal saja.”Melihat Valency melangkah menuruni tangga, May menghela napas. Dia sudah merasakan suasana di rumah tidak seperti biasanya. Pagi tadi, sama seperti Valency, Jayden pergi tanpa menyentuh sarapan dan hanya memerintahkan May untuk menyiapkan sarapan Valency. Kemudian, dia langsung pergi tanpa menunggu Valency bangun, seakan tidak ingin bertemu dengan wanita itu.Entah kenapa, Jayden seolah kembali menjadi sosok pria dingin sebelum kehadiran Valency di rumah ini
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Bab 123 – Mengajarkan Moral

Seisi kantor langsung terdiam, mereka langsung menatap ke arah Valency dan tiga wanita yang sedari tadi tibuk mengejeknya. Jujur saja, semua orang mengira Valency adalah orang yang tenang dan lebih memilih menghindari perselisihan, terutama karena gadis itu selalu diam dan mengabaikan orang yang menghinanya. Namun, melayangkan tamparan kepada sang penindas. Wah, ini balasan luar biasa yang di luar dugaan!“Beraninya kamu menamparku!?” teriak wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Putri, anggota tim Esther yang paling besar mulut. Matanya melotot, seperti siap menerkam Valency.Valency tidak takut, dia pun maju selangkah. “Memangnya kenapa harus takut? Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya aku mengajarkan moral kepada orang yang membutuhkan, bukan begitu?” balasnya.“Apa katamu!?” Mata Putri makin membesar, seperti mau melompat keluar dari soketnya.Sudut bibir Valency terangkat. “Kenapa? Tidak merasa? Jangan aneh, memang orang yang moralnya kurang pasti tidak merasa
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bab 124 – Eric Gray dan VJ Studio

*Beberapa saat yang lalu*Di salah satu ruang meeting VJ Studio, tampak sejumlah orang sedang membahas sebuah proyek penting yang baru saja akan digarap. “Untuk memastikan kerja sama ini berjalan sesuai rencana, saya secara khusus menyerahkan keseluruhan tanggung jawab proyek kepada Esther di sini,” ucap direktur bisnis sembari mengarahkan tangannya ke arah Esther.Esther tersenyum manis ke arah pria gagah yang duduk di hadapannya, mencoba sebaik mungkin untuk terlihat menarik dan meyakinkan. Bagaimana tidak? Yang duduk di hadapannya adalah Eric Gray! CEO dari LuxGray dan calon pewaris keluarga Gray! Kalau bisa menunjukkan performa terbaiknya kepada pria ini, karir Esther pasti akan melejit!Dengan wajah datarnya, Eric meletakkan dokumen proposal ke atas meja. Jujur saja, dia tidak begitu puas dengan pengajuan di depan mata. Namun, tidak ada pilihan. VJ Studio sudah bekerja sama dengan perusahaannya untuk waktu yang cukup lama, dan hubungan yang terjalin antara dua perusahaan cukup
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 125 – Desainer yang Lebih Baik

Mendengar ucapan Eric, direktur bisnis dengan cepat menatap ke arah para desainer. “Kenapa kalian ribut-ribut seperti ini?!”Bentakan itu membuat para wanita yang menindas Valency semakin gemetar, mereka saling melirik takut, beberapa kali juga menoleh pada Esther untuk meminta pertolongan.Melihat hal itu, Esther pun memaki dalam hati atas kecerobohan bawahannya dalam menangani Valency. Namun, dia tetap harus turun tangan.Dengan tetap tenang dan profesional, Esther membungkuk kepada direktur bisnis dan berkata, “Pak Dennis, Tuan Gray, mohon maaf sekali atas kejadian ini. Keributan ini terjadi di tim saya, jadi saya yang akan bertanggung jawab menyelesaikannya. Mohon jangan membuat masalah ini mengganggu waktu kalian.” Mendengar ucapan Esther, Valency tak elak mendengus. Dia sudah tahu Esther akan menumpahkan kesalahan padanya dan menghukumnya dengan tugas berat lagi nanti.Tanpa Valency sadari, dengusan dan ekspresi masamnya itu tertangkap oleh Eric. Alhasil, pria itu pun berkata,
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status