Home / Horor / Misteri Menara Tanpa Nama / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Misteri Menara Tanpa Nama: Chapter 31 - Chapter 40

365 Chapters

Tawaran

Hari - 1 Aku dan Bagas menatap tajam pada kedua pria yang sedang duduk di kamarku seperti kamar ini adalah milik mereka. “Jangan bersikap dingin seperti itu... Aku ke sini hanya ingin berbicara denganmu.” Kedua lelaki itu, Adrian dan Michael, sedang duduk bersila di tengah ruangan. Aku dan Bagas kemudian duduk di depan mereka berdua. “Kenapa kalian bisa tahu dimana kamar kami berada?” Bagas bertanya tak kalah dinginnya denganku. Aku dan Bagas tak pernah mengatakan pada siapapun dimana kamar kami berada. Sarah, Ria dan Crona mengetahui kamar kami berada, karena mereka melihat kami memasuki kamar ini. Jadi apakah mereka juga sama. “Aku sebetulnya hanya ingin berbicara dengan lelaki bernama Asraf ini, bukan denganmu, tapi sepertinya kalian adalah satu set, ya... sepertinya ini tak bisa dihindari.” Seperti biasa, dia selalu saja berbicara dengan egois. Bagas nampak marah dengan ucapannya, tapi dia tak terlihat ingin menyerangnya. “Bisa kau jawab pertanyaanku.” “Tak usah memasang
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Berkumpul di kamarku

Hari - 1 Aku menunggu di dalam kamarku bersama dengan Bagas. Selama menunggu kami memeriksa kamar kami dan menemukan bahwa kami memiliki 4 kursi lantai dan meje kecil. Meskipun jumlah kursi ini kurang dari jumlah tamu yang akan datang, tapi kami memutuskan untuk tetap mengeluarkannya. Kami juga menemukan beberapa perlengkapan minum teh dan dapur kecil. Kami juga memiliki kamar mandi, jadi kami tak perlu keluar kamar kami jika kami ingin buang air kecil. Kurasa kami tak perlu khawatir saat kami tidak bisa keluar kamar pada malam hari. Orang yang pertama kali datang ke kamar ini adalah Crona, Sarah dan Ria. Meskipun Aku tak pernah memanggil Sarah dan Ria sebelumnya, tapi karena kami telah membentu aliansi, maka kurasa tak masalah jika mereka ikut dalam pembicaraan kami. Mereka berdua pasti diundang oleh Crona. Selama menunggu orang selanjutnya datang, Sarah menyeduhkan teh untuk kami menggunakan peralatan minum teh yang Aku dan Bagas temukan tadi. Untung saja kamarku bersebelahan den
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Diskusi di kamarku

Hari - 1 “Asraf, apakah kita bisa mulai pertemuan kita? Sarah bertanya padaku sebagai pemilik dari kamar ini. Aku hanya menganggukkan kepalaku untuk menjawabnya. “Aku telah mendengar sebagian besar apa yang telah kalian bicarakan sebelumnya dari Crona.” Saat Sarah membuka pertemuan kita, Fiona tiba-tiba saja mengangkat tangannya. “Aku tahu ini memalukan, tapi Aku tidak mengetahui apapun yang akan kita bicarakan, jadi bisakah kalian menjelaskannya dari awal!” “Kalau kau tidak mengetahui apapun, kenapa kau ingin ikut dalam pertemuan ini?” Bagas bertanya dengan nada tak suka. Fiona tak merubah ekspresi wajahnya, meskipun Bagas jelas-jelas menunjukkan permusuhan padanya. “Aku tahu ini adalah tindakan tak tahu malu, tapi saat Aku mendengar bahwa kalian ingin membicarakan sesuatu, apalagi secara rahasia, Aku jadi penasaran dengan apa yang ingin kalian bahas.” “Apakah Aku bisa memintamu keluar dari sini?” “Aku harap kau memperbolehkan Aku dan Arifa tetap berada di sini.” “Aku tak m
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Diskusi di kamarku bagian 2

Hari - 1 “Nah, Asraf! Bisakah kau menjawab pertanyaanku!” Rina menekanku untuk menjawab pertanyaannya. Aku hanya menundukkan kepalaku tanpa mau membuka mulutku. Aku bisa merasakan tatapan semua orang mengarah padaku. Bukannya Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya, tapi Aku tidak yakin apakah jawabanku nantinya akan terdengar seperti hanya sebatas alasan semata atau Aku memang berpikir seperti jawabanku. “Jadi apakah Aku benar?” Aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak tahu kenapa, tapi Aku merasa bahwa Aku harus menggeleng untuk saat ini apapun yang terjadi. “Lalu kenapa kau berpikir untuk tak mengatakan apapun mengenai hal tersebut?” “Aku tidak tahu.... apa yang sebaiknya kulakukan....” Aku menjawabnya dengan pelan. Aku merasa bahwa jawaban ini bukanlah kebohongan. Aku memang masih bingung dengan apa yang harus kulakukan. Kalau boleh jujur, Aku memang sempat berpikir untuk membiarkan James terbunuh, karena bagaimanapun juga di dalam permainan ini seseorang akan tetap meninggal se
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Diskusi di kamarku bagian 3

Hari - 1 Hasil voting kami adalah hanya Rina, Ria dan Arifa yang mengangkat tangan mereka. Ini artinya kami tak akan mengatakan apapun pada James. “Ke-kenapa?! Kenapa kalian tak mau mengangkat tangan kalian?!” Rina nampak tak percaya dengan hasil ini. Mungkin dia berpikir bahwa ada banyak dari kami yang akan mengangkat tangan kami, dia pasti tidak berpikir bahwa hanya akan ada 3 orang yang setuju dengannya. “Cinta, kenapa kau tak mengangkat tanganmu?” “Hmm... maa.. bagaimana ya... sejujurnya Aku tak tahu harus mengatakan apa, jika harus mengatakan hal ini pada James... tapi bukan berarti Aku tidak peduli dengannya... hanya saja Aku tidak bisa membayangkan wajah macam apa yang dia buat... maaf, tapi Aku benar-benar tak tahu apakah yang harus kulakukan... ini lebih rumit dari yang kupikirkan.” Cinta dengan panik menjelaskan alasannya pada Rina. “Kau sudah berjanji akan menerima hasilnya apapun yang terjadi dan inilah hasilnya!” “Tapi...” Aku bisa mengerti kenapa Rina terlihat sa
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Tak seburuk yang kupikirkan (James).

Hari - 1 Setelah meminta maaf padaku, Rock membawaku bersama dengan beberapa lelaki lainnya ke ruang bermain yang dia dan teman-temannya temukan sewaktu menjelajahi menara ini sebelum makan siang. “Kenapa kau membawaku ke sini?” Tanyaku sambil menggaruk kepalaku. “Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik... kau selalu duduk di depan saat berada di bis, kan? Jadi tidak banyak waktu bagi kita untuk saling mengenal satu sama lain.” “Aku tak sendirian!” Meksipun Aku duduk di depan dan menjadi pembawa acara, tapi bukan berarti Aku sendirian. Asal kau tahu saja, Aku memiliki kesempatan berbicara dengan para gadis yang duduk di depan, seperti Cinta dan Rina. Aku juga sempat berbicara dengan lelaki lainnya, seperti Asraf dan meskipun dia sulit diajak berbicara, tapi Aku bisa berbicara dengan Bagas juga. Jadi Aku jauh dari kata sendirian. “Ya, ya, terserah kau saja.... Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik, kau temani Aku sebentar saja.” Rick berbicara sambil mengambil tongkat Bilyar. “Oh
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Pembicaraan cinta

Hari - 1 Aku merasa kelelahan setelah melalui keributan yang terjadi di kamarku. Aku mengingat kembali apa yang terjadi di sana sambil berjalan menuju ruang makan untuk makan malam. Ini semua dimulai dari satu pertanyaan dari Cinta. “Apa ada orang yang kau cintai di antara kami?” Aku membeku saat mendengar pertanyaan tersebut. Kenapa dia tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu. Jujur saja, Aku tidak memiliki pengalaman apapun mengenai percintaan, jadi topik ini adalah topik yang sangat asing bagiku. “Ti-tidak... tidak ada satupun...” Setelah beberapa detik terdiam, akhirnya Aku bisa mengeluarkan sesuatu dari tenggorokanku. Cinta nampak tidak puas mendengar pertanyaanku. “Ada banyak sekali gadis di kamar ini dan kau tidak memiliki satupun gadis yang kau suka, apa kau benar-benar lelaki?” “Aku benar-benar lelaki dan agar kau tidak salah paham, Aku juga masih menyukai lawan jenisku!” Aku ini sangat normal, jadi Aku masih tertarik dengan lawan jenisku. Sejujurnya, keberadaan g
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Makan malam di hari pertama

Hari - 1 Aku melihat ke sekeliling ruangan, tapi Aku tetap tak menemukan siapapun. Apakah Aku salah ruangan? Atau mereka memindahkan ruang makan untuk makan malam? Kalau itu memang benar, kenapa ruangan ini masih sama seperti siang tadi? Masih ada meja bundar besar yang cukup untuk 30 orang. Tak berapa lama setelah Aku memasuki ruangan ini, kelompok Sarah, Ria dan Crona memasuki ruangan ini. Jika mereka juga memasuki ruangan ini, maka Aku memang tak memasuki ruangan yang salah. “Kemana semua orang? Apa kau yang pertama masuk?” “Ruangan ini benar-benar kosong saat Aku masuk, jadi kurasa Aku memang yang pertama kali memasuki ruangan ini.” Setelah bertanya padaku, Sarah segera duduk di kursi yang dia pilih tadi siang, diikuti oleh Ria yang duduk di sebelahnya seperti yang dia lakukan tadi siang. Sedangkan itu, Crona memilih kursi yang diduduki oleh Bagas tadi siang. Apakah dia ingin merebut kursi Bagas atau dia hanya ingin duduk di sampingku? Aku masih belum menentukan akan duduk di
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Diskusi malam dimulai

Hari - 1 Setelah kami menyelesaikan makan malam kami, seperti yang terjadi tadi siang, kami juga disajikan makanan penutup oleh para pelayan. Kali ini kami mendapatkan puding. “Mungkin kalian semua sudah menduganya, tapi Aku ingin kalian tetap berada di ruangan ini sampai menit-menit terakhir batas waktu kita berada di luar!” Seperti tadi siang, Adrian kembali menjadi orang yang membuka diskusi kami semua. Saat ini jam masih menunjukkan pukul 19:32, masih ada banyak waktu sebelum batas waktu kami berada di luar kamar, yaitu pukul 22:00 malam. “Bisakah kau menjelaskan kepada kami alasanmu menyuruh kami melakukan hal ini?” Seorang lelaki yang kuketahui bernama Lion bertanya. Adrian yang mendengar pertanyaannya mendengus dengan kesal. “Apa kau masih harus menanyakan hal tersebut? Jangan lupa bahwa setelah ini salah satu di antara kita akan kehilangan nyawanya!” Aku berkeringat dingin saat mendengarnya. Aku tanpa sadar melihat ke arah James, tapi Aku segera memalingkan wajahku kemba
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Werewolf

Hari - 1 Ini sangat memalukan, tapi Aku sama sekali tak mengetahui apa permainan werewolf yang dibicarakan oleh Kevin. Aku tahu apa itu werewolf si manusia yang bisa berubah menjadi serigala, tapi Aku tidak tahu ada permainan yang memiliki nama yang sama seperti itu. Apakah ini semacam permainan Halloween? Dimana para pemainnya mengenakan kostum werewolf? Aku merasa bahwa Bagas juga tak akan mengetahui nama permainan itu, begitu juga dengan yang lainnya. “Werewolf, ya... sepertinya Aku mengetahui permainan macama apa yang sedang kau bicarakan.” Tiba-tiba seorang lelaki berbicara, pandangan kami tiba-riba mengarah padanya. Dia adalah lelaki berbadan kekar, meski tidak terlalu tinggi. Kalau tak salah dia juga adalah lelaki yang sama dengan yang menemaniku mencari tubuh Kira. “Ah, namaku Satria... hallo!” Dia menyebutkan namanya tanpa ada yang memintanya. Dia pasti merasa bahwa perhatian kami mengarah padanya, karena kami bertanya-tanya siapa dia sebenarnya, tapi yang sebenarnya kam
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more
PREV
123456
...
37
DMCA.com Protection Status