Happy Reading. Arion memegangi tangan dan pinggang Zayla selama turun dari mobil dan memasuki rumah. Ia benar-benar menjaga Zayla layaknya permata, tak ingin calon ibu dari anaknya terluka sedikitpun. "Ingat kata Dokter tadi ya, pokoknya kalau mau apa-apa tinggal bilang aja sama Kakak, oke," ucap Arion tak melepaskan pegangan tangannya sedikitpun. "Iya, Kak," jawab Zayla tersenyum senang. Ia tak menyangka jika pria yang sudah menghacurkan masa depan dan mentalnya bisa bersikap selembut itu. "Kayaknya aku pengen rujak buah deh, Kak," tiba-tiba saja Zayla ngidam rujak buah yang sangat pedas. "Kakak akan belikan, kamu tunggu saja di dalam kamar," itulah yang Arion inginkan. Direpotkan oleh keinginan calon anak mereka adalah impiannya sejak lama. Setibanya di ruang tengah, Zayla terkejut akan kehadiran Mama dan Papanya. Ah, jangan lupakan Serly yang juga ada di sana. "Zayla, kamu dari mana saja, Mama nungguin kamu dari tadi," seru Rina saat melihat putri tercinta dipapah oleh Arion.
Read more