Home / Romansa / Penyesalan Kakak Angkat / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Penyesalan Kakak Angkat: Chapter 21 - Chapter 30

109 Chapters

Bab 21.

Happy Reading. "Mama mohon, cari tahu latar belakang Saya, Nak. Meskipun rasanya sangat mustahil, tapi mama yakin kalau dia adalah Sheila," Rina meminta Ansel supaya menjalankan perintahnya. "Sheila sudah meninggal, Ma. Please, jangan aneh-aneh. Aku tahu kalau mama sangat sulit melupakan atau bahkan mengikhlaskan Sheila pergi, tapi itu semua sudah takdir dan kehendak Tuhan, kita jangan lagi berpikir yang berada di luar nalar," sanggah Ansel menolak permintaan sang mama. Ia tidak mau mamanya semakin terpuruk dengan kejadian di masa lalu. "Kali ini saja, Nak. Mama mohon," Rina sampai menangis di hadapan Ansel agar putranya mau patuh dengan keinginannya. Ansel menatap sang papa yang berdiri di belakang mamanya seolah meminta pendapat kepadanya. Bagas yang paham akan tatapan sang putra, ia pun menganggukkan kepala tanda setuju dengan permintaan istrinya. "Hm, baiklah, akan aku selidiki semuanya. Tapi, jika hasilnya tidak sesuai dengan ke
Read more

Bab 22.

Happy Reading. Serly membekap mulutnya seakan tak percaya dengan apa yang Zayla katakan. Ia berharap semuanya hanya mimpi. "Enggak mungkin, Zay. Arion--" Serly menggantung ucapannya karena tak sanggup meneruskan kalimat itu. Sosok Arion yang super protektif dan sangat menyayangi Zayla, bisa melakukan hal sekeji itu hanya karena sebuah dendam, bahkan dendam itu sangatlah salah. Serly memeluk sahabatnya untuk menyalurkan kekuatan, karena ia yakin saat ini mental dan psikis Zayla sedang tidak baik-baik saja. Rasanya ia tak percaya dengan fakta itu, namun, melihat kejujuran di mata Zayla, Serly tak bisa lagi mengelaknya. Lagi pula hal sebesar itu mana mungkin dijadikan lelucon oleh gadis sesuai Zayla, yeah meskipun Serly juga masih belum dewasa. Ralat! Zayla sudah bukan gadis lagi. "Lalu keputusan mu sekarang bagaimana? Apa kamu akan kembali lagi ke rumah Arion?" Serly harus tahu keputusan Zayla saat ini agar ia bisa memberikan solusi kedepannya, walaupun r
Read more

Bab 23.

Happy Reading. Hari ini Zayla sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Namun, ia tidak tahu harus pulang kemana, sebab sekarang ia sudah tidak mempunyai tempat untuk pulang. Biaya rumah sakit pun Ansel yang membayarnya karena Zayla memang tidak punya banyak uang, ia hanya membawa sisa dari tabungannya kemarin. "Kenapa kamu terlihat sedih, apa kamu enggak senang bisa keluar dari rumah sakit?" Serly melihat kesedihan di wajah sahabatnya setelah dokter mengatakan bahwa dirinya diperbolehkan pulang. "Aku enggak tahu harus pulang ke mana, Ser," suara Zayla terdengar sangat lirih, tatapannya pun begitu sendu. "Tinggal lah di rumah tante, bukankah tante sudah mengatakan bahwa kita ini adalah keluarga," Rina mengelus puncak kelapa Zayla dengan perasaan hangat. Zayla mendongakkan kepala seraya menatap wanita baya tersebut, yang masih terlihat cantik diusianya sekarang. "Aku enggak bisa, Tante. Karena aku mau belajar mandiri, bukan maksud
Read more

Bab 24.

Happy Reading. Arion menghentikan anak buahnya untuk mencari keberadaan Zayla, ia bertekad akan mencarinya sendiri dan meminta maaf kepadanya. Pria tampan itu merasa tak tenang karena terus memikirkan keadaan sang adik angkat. Ia terus terbayang akan penyatuan mereka waktu itu, bagaimana jika Zayla sampai hamil? Sungguh Arion tak dapat membayangkan semua itu. Di satu sisi, Arion berharap Zayla memang hamil anaknya supaya ia bisa mengikat adik angkatnya itu agar tak lagi pergi darinya. Namun, di sisi lain Arion juga takut keinginannya jadi kenyataan, sebab dunia belum tahu kalau Zayla hanyalah adik angkat, bukan adik kandung. Tentu hal tersebut akan membawa bumerang bagi mereka berdua. Belum lagi jika Zayla tidak mau hamil anaknya karena merasa takut dan terbebani, pasti akan sangat sakit dengan kenyataan itu. "Ah, kenapa semuanya menjadi sangat rumit." kepala Arion rasanya akan pecah memikirkan apa yang sedang menimpanya. Besok, Arion akan per
Read more

Bab 25.

Happy Reading. Zayla merasakan ada yang aneh di lingkungan kampus. Semua orang yang selalu menatap dingin dan juga meremehkannya, kini mereka terlihat sangat ramah kepada Zayla. Ia benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi pada teman-teman kampusnya itu. Cuma Rula yang tetap menatap sinis kepadanya tanpa tahu salahnya dimana. "Apa kabar, Zay? Aku dengar, beberapa hari ini kamu lagi sakit ya," ucap Sela tersenyum ramah. Ia tak ingin bernasib sama dengan Alovia dan Wina yang dikeluarkan secara tidak hormat dari Fakultas Gremora. "Cuma pusing aja kok," baru kali ini Zayla berbicara bergitu santai kepada teman kelasnya itu. bukan cuma yang menyapa dan menanyakan kabar Zayla, tapi mahasiswa lain pun ikut bersimpati kepadanya. 'Sebenarnya ada apa ini, kenapa mereka berubah drastis.' Batin Zayla bertanya-tanya. "Zayla, bisa ikut ke ruangan saya sebentar," suara pak Bima mengalihkan fokus para mahasiswa di dalam kelas tersebut.
Read more

Bab 26.

Happy Reading. Setelah mendapatkan onor darah yang cocok, Zayla langsung ditangani oleh tim medis yang profesional. Wanita cantik itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, banyak serangkaian alat yang menancap di tubuh Zayla sebagai penopang hidupnya. Begitu juga dengan oksigen yang terpasang di bagian mulutnya, sementara Zayla masih setia memejamkan mata. Para tim medis sudah keluar dari ruangan operasi setelah luka di bagian kepala Zayla selesai di jahit. Keadaan wanita malang itu masih belum stabil, entah kapan Zayla akan membuka matanya kembali. "Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" sosok pria yang sejak tadi menunggu Zayla di depan ruang operasi, kini langsung berdiri saat melihat dokter beserta tim medis lainnya sudah keluar dari ruangan tersebut. "Kami sudah berusaha keras dalam menangani adik Anda Tuan. Keadaannya belum stabil, sepertinya pasien akan mengalami koma," papar dokter spesialis tersebut memasang wajah sedihnya.
Read more

Bab 27.

Happy Reading. "Dokter, pasien di ruang ICU mengalami kejang-kejang." Ucap seorang perawatan yang kebetulan sedang mengecek keadaan Zayla. Dokter Rama yang menangani Zayla di ruang operasi pun gegas masuk ke ruang ICU. Wajahnya terlihat sangat serius, ia juga merasa prihatin dengan keadaan Zayla yang sepertinya enggan untuk membuka mata. Ansel beserta kedua orang tuanya tetap setia menunggu Zayla di depan ruang ICU. Mereka bertiga sangat sedih atas apa yang menimpa Zayla. Tiada hentinya mereka terus merapalkan doa demi keselamatan Zayla supaya lekas bangun dari komanya. Namun, harapan mereka semakin menipis tatkala dokter Rama mengatakan bahwa Zayla sepertinya memang tidak mempunyai keinginan untuk segera bangun dari komanya. "Bagaimana perkembangan putri kami, Dok?" dengan cepat Rena menghampiri dokter Rama untuk menanyakan kondisi sang putri tercinta. "Tidak ada kemajuan sama sekali. Sepertinya nona Zayla sengaja tidak mau bangun d
Read more

Bab 28.

Happy Reading. 2 Minggu kemudian. Keadaan Zayla masih belum ada perkembangan, pihak rumah sakit sudah menyerah dan ingin mencabut alat-alat bantu di tubuhnya. Namun, pihak keluar Orlando tetep bersikukuh tak ingin menyerah begitu saja. Mereka justru berencana membawa Zayla ke luar negeri jika sampai besok keadaan Zayla masih tetap sama. Mereka mempunyai harapan tinggi dalam kesembuhan Zayla.Ansel dan kedua orang tuanya berdiri di belakang dokter Rama yang sedang memeriksa kondisi Zayla untuk yang terakhir kalinya setelah ia memutuskan untuk menyerah. Akan tetapi, ekspresi dokter Rama seperti menujukan sesuatu hal besar telah terjadi. Wajah tegangnya membuat keluarga Orlando merasa sangat cemas. "Bagaimana kondisinya sekarang, Dok. Kenapa wajah Anda membuat kami khawatir akan kondisi Zayla," Rina yang tak tahan pun langsung menanyakan hal ganjal dalam hatinya. Terdengar helaan nafas berat keluar dari mulut dokter Rama yang semakin mem
Read more

Bab 29.

Happy Reading. Usia kandungan Zayla sudah memasuki minggu ke empat. Wanita cantik itu masih tetap setia menutup mata. Namun, Ansel beserta keluarganya tidak pernah putus asa, mereka selalu memberikan support terbaik untuk Zayla, dan berharap wanita itu lekas sadar. Sepertinya doa keluarga Orlando didengar oleh Tuhan. Kelopak mata Zayla bergerak ke kiri dan ke kanan, jari jemarinya pun ikut bergerak seolah pertanda dia akan sadar dari komanya setelah hampir satu bulan berjuang dengan alat bantu dari rumah sakit. Kedua mata Zayla terbuka secara perlahan. Bias cahaya menyilaukan matanya sampai dia berkedip berkali-kali untuk mengadaptasikan penglihatannya. Hal pertama yang ia lihat adalah cahaya lampu di langit-langit kamar. Ketiga orang di sana masih belum menyadari keadaan Zayla yang sudah sadar. "A-air." Suara Zayla terdengar sangat lirih. Namun, masih dapat di dengar oleh Ansel yang kebetulan jaraknya lebih dekat dibandingkan dengan posisi ke
Read more

Bab 30.

Happy Reading. "Aaakh! Perutku sakit." Kedua tangan Zayla memegang perut bagian bawahnya yang terasa nyeri bagaikan di remas-remas. "Ansel, cepat panggilkan dokter Rama sekarang juga," wajah Rina terlihat begitu panik, ia berusaha menenangkan sang putri tercinta. Begitu juga dengan Bagas, ia mengusap keringat dingin di pelipis Zayla. Dokter Rama mulai menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Penuh dengan kehati-hatian, ia memeriksa keadaan Zayla yang masih menahan sakit. "Bagaimana Dok, apakah kandungannya baik-baik saja?" pertanyaan Rina membuat Zayla shock hingga terdiam beberapa saat. Pasalnya dia belum tahu bahwa dirinya sedang hamil. "Kandungan? Maksud Mama apa?" suara Zayla terdengar sangat lirih, berharap pendengarannya salah. Ia merasa dirinya masih sangat muda dan sepertinya belum menikah, lalu kenapa sekarang dirinya tiba-tiba hamil? Semua yang ada di sana nampak bingung, mereka tidak tahu harus melakukan apa.
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status