Semua Bab JERAT OBSESI SANG CEO KEJAM: Bab 41 - Bab 50

122 Bab

BERBEDA

Sepanjang hari dari sejak pagi, Tama terus saja marah-marah. Semua pegawai terkena bentak sekecil apapun kesalahan yang mereka buat. Bahkan mereka yang tidak melakukan kesalahan pun, tetap ada saja yang membuatnya terkena omelan sang CEO.Rey yang setiap saat selalu ada di samping Tama adalah orang yang paling banyak terkena semprotan emosi laki-laki itu. Semua karyawan saling bertanya apa yang sedang terjadi pada orang nomor satu di perusahaan Kalingga tersebut. Karena tidak biasanya Tama bersikap seperti itu. Selalu saja ada masalah yang datang akan tetapi tak ada satupun yang bisa membuat sang CEO menjadi tak bisa mengontrol emosi seperti ini."Ada apa Tuan," tanya Rey saat mereka sudah masuk jam istirahat makan siang akan tetapi Tama masih terus fokus pada layar laptopnya."Kenapa?" tanya Tama tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun."Maaf jika saya terlalu ikut campur tapi hari ini anda terlihat sangat berbeda. Apa ada sesuatu yang sedang anda pikirkan?" tanya Rey lagi."Tidak
Baca selengkapnya

SETUJU

Suasana yang sebelumnya tenang dan membosankan tiba-tiba saja berubah menjadi panik. Rey yang seketika diminta untuk menjalankan mobilnya secepat yang dia bisa oleh Tama, langsung menginjak pedal gas mobil tersebut dengan dalam. Untungnya kondisi jalanan saat itu cukup lenggang dan tidak sampai membuat mereka kecelakaan.Rey masih belum tahu apa yang terjadi. Selepas Tama menerima panggilan telepon tadi, laki-laki itu langsung saja panik. Dia tidak bisa mendengar pembicaraan orang dari balik telepon itu karena volume ponsel Tama kecil. Sehingga apapun obrolan yang terjadi via ponsel tersebut, tidak akan terdengar oleh orang lain. Dan Rey juga tidak sempat bertanya ada apa karena Tama yang tanpa basa-basi langsung memerintah dengan cepat.Setelah melewati beberapa menit perjalanan akhirnya mobil mereka pun telah sampai di mansion. Tama langsung keluar dari dalam mobil bahkan sebelum kendaraan itu berhenti dengan sempurna. Rey yang melihat hal itu hanya bisa mengernyit bingung."Ada apa
Baca selengkapnya

DILEMA

Zahra duduk di samping tempat tidur Ibu Naya. Tangannya menyuapkan sendok demi sendok makanan ke mulut wanita tua itu yang menyantapnya dengan sangat lahap. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir gadis itu. Pandangannya malah lebih sering menunduk. Hatinya juga tak karuan. Bagaimana tidak, di sana di dekat jendela kamar, Tama berdiri dengan angkuhnya.Laki-laki itu memang tidak melihat ke arah mereka. Tama berdiri tegak dengan posisi memandang keluar jendela. Sesekali Zahra mencuri pandang ke arah sang majikannya tersebut. Pakaian kaos berwarna hitam serta celana training berwarna selaras tidak menutupi kekar tubuhnya. Dilihat dari sisi manapun fisik yang dimiliki oleh Tama adalah fisik laki-laki idaman bagi setiap wanita. Jambang tipis, kulit putih, mata tajam, menjadi pelengkap wajahnya yang begitu tampan. Dan jangan lupakan juga hidupnya yang mapan bahkan bisa dikatakan bergelimang harta.Aksi curi pandang yang dilakukan oleh Zahra tak lepas dari pantauan Ibu Naya. Wanita
Baca selengkapnya

MELAMAR

Tiga hari telah berlalu dari sejak Zahra menyetujui perjodohan dirinya dengan Tama. Iya, dengan alasan tidak tega jika harus membuat kecewa Ibu Naya akhirnya gadis itu pun memilih untuk menerimanya saja. Sebuah keputusan besar yang sangat berani dia ambil tentang masa depannya yang bahkan dirinya tidak memiliki bayangan sama sekali. Apakah keputusannya ini adalah tepat atau salah? Apakah ini akan membawanya pada sebuah kebahagiaan ataukah dia akan menjadi semakin menderita?Sore itu Zahra, Tama dan juga Ibu Naya sedang duduk di sebuah mobil berwarna hitam yang dikendarai oleh Rey. Tama sengaja pulang kerja lebih cepat dari biasanya atas perintah sang Ibu. Laki-laki itu duduk di bangku depan disamping sang asisten. Wajahnya terlihat sangat kecut dan tidak enak dipandang. Sedangkan kedua wanita berbeda usia itu duduk di bangku belakang. Terlihat jelas raut bahagia di wajah Ibu Naya. Dan Zahra? Dia masih tampak tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi saat ini.Setelah memutuskan untuk
Baca selengkapnya

SYARAT

"Tidak semudah itu Nyonya Naya yang terhormat," ucap Ibu Lita dan kini mulai menunjukkan taringnya.Setelah mengetahui maksud dan tujuan keluarga Kalingga datang ke rumahnya adalah untuk melamar Zahra, membuat wanita paruh baya itu seperti berada di atas angin. Ibu Naya menatap tajam ke arah Ibu Lita."Sudah aku duga," ucap Ibu dari Tama itu dalam hati."Perkara untuk menikahkan Zahra dengan Tuan Tama yang terhormat memang bukan sebuah masalah yang besar. Tapi setelah kami kehilangan Zahra karena ikut dengan suaminya, itu artinya kami akan kehilangan satu-satunya anak kami yang menjadi sumber dari penghasilan kami," jelas Ibu Lita. Ibu Naya dan juga Tama mengernyit heran."Maksud saya, Zahra adalah tulang punggung bagi keluarga kami. Dia yang selama ini bekerja untuk membiayai kehidupan kami. Karena seperti yang anda semua tahu, ayah Zahra, suamiku, Daksa, sampai sekarang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Jadi hanya Zahra lah yang bisa kami andalkan. Lalu apa jaminannya jika sampai
Baca selengkapnya

TIDAK SENDIRI

Malam itu setelah pulang dari menemui ayah dan juga ibunya, Zahra tidak bisa tidur. Jam di dinding kamar sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam akan tetapi gadis ini masih berdiri di dekat jendela menatap langit malam yang tampak semakin gelap saja. Bayangan adegan terakhir sebelum mereka kembali, masih terus berputar di dalam kepalanya."Baiklah kami setuju. Lagipula jika kami sudah memiliki rumah besar beserta isinya, apalagi ditambah dengan sebuah mobil, kami tidak membutuhkan Zahra lagi."Ucapan tegas nan angkuh dari Ibu Lita membuat gadis ini mengerti sejauh mana pentingnya dirinya di dalam keluarga itu. Selama bertahun-tahun dia bekerja membantu perekonomian keluarga hanya karena sang ayah yang tidak memiliki pekerjaan dan akhirnya lebih senang mempertaruhkan apa yang dia punya di atas meja judi. Bahkan dia juga rela tinggal bersama seorang laki-laki yang sangat kejam hanya untuk membantu melunasi hutang ayah dan juga ibunya.Gadis itu berpikir jika semua pengorbanannya tersebu
Baca selengkapnya

MENCARI BAJU PENGANTIN

Tama duduk menyandarkan tubuhnya di atas sofa. Sebuah laptop masih menyala di atas meja. Begitu juga ponselnya yang selalu setia teronggok di samping layar persegi empat tersebut. Malam itu Tama tidak bisa tidur. Sejak tadi dia masih memeriksa berkas-berkas perusahaan yang masuk ke emailnya dan menurutnya ada beberapa yang terasa ganjil.Laki-laki itu keluar dari dalam kamarnya saat tenggorokannya terasa kering. Karena air minum di dalam teko sudah habis, dirinya terpaksa pergi ke dapur. Setelah selesai dengan segala urusannya dan hendak kembali ke dalam kamarnya, saat itulah dia melihat sang Ibu yang masuk ke dalam kamar Zahra. Siapa sangka hal itu berhasil membuat dirinya penasaran dan akhirnya mengintip kedua wanita itu. Sungguh suatu hal yang tak pernah dia lakukan.Kini Tama tak bersemangat untuk melanjutkan pekerjaannya. Setelah mendengar dan juga melihat interaksi di antara Zahra dan juga Ibu Naya, membuat pikiran laki-laki itu menjadi terganggu."Zahra, permainan apa yang seda
Baca selengkapnya

BERTEMU LEO LAGI

"Aku ingin semua jadwal pertemuanku untuk minggu depan disiapkan untuk diselesaikan minggu ini," titah Tama kepada sang asisten. Mereka kini sedang berada di dalam ruangan sang CEO mengerjakan pekerjaannya seperti biasa."Minggu ini? Memangnya jika saya boleh tahu ada apa Tuan?" tanya Rey."Aku akan menikah," jawab Tama santai dengan mata yang masih terus fokus pada beberapa file yang sedang dia tandatangani. "Menikah?" Rey terkejut mendengar hal itu. Bagaimana tidak, selama ini dia tidak pernah melihat sang atasan dekat dengan seorang gadis manapun akan tetapi sekarang dia malah mendengar jika sang CEO akan menikah."Hmm," gumam Tama. Dia tidak sedikitpun berniat mengobrol atau membicarakan tentang hal ini lebih jauh dengan Rey."Tuan maaf jika pertanyaan saya mungkin terkesan tidak sopan tapi jika saya boleh tahu lagi, siapa gadis beruntung yang akan menjadi Nyonya Tama Kalingga?" tanya Rey lagi. Sungguh kabar tiba-tiba ini membuat hati kecilnya gelisah. Dia adalah orang terdekat T
Baca selengkapnya

KAMAR TAMA

Sepanjang perjalanan pulang raut wajah Ibu Naya menjadi tidak seceria tadi. Pertemuan mereka dengan Leo lalu laki-laki itu mengatakan jika dirinya adalah kekasih sang calon menantu, membuat pikiran wanita itu menjadi tidak karuan. Apalagi sampai mereka berpisah, Zahra tidak juga mengatakan kepada Leo jika dirinya akan menikah dengan Tama.Zahra yang duduk di samping Ibu Naya masih menunduk. Dia belum berani menatap wajah Ibu Naya yang tampak begitu dingin."Sejak kapan kalian berhubungan?" tanya Ibu Naya pada akhirnya. Zahra menoleh ke arah wanita tua itu."Sejak… sejak ayah dan ibu Lita menjadikan aku sebagai alat pelunas hutang pada Tuan Tama," jawab Zahra lirih. Ada rasa takut muncul di hatinya mendengar nada pertanyaan Ibu Naya yang cukup tegas dari biasanya."Apa Tama tahu?" tanya wanita tua itu lagi. "Tahu," jawab Zahra mengangguk."Lalu?""Waktu itu Tuan Tama menyuruhku untuk mengakhiri hubungan kami. Karena status alat pelunas hutang ini," jawab Zahra lagi."Itu artinya hubu
Baca selengkapnya

KEMATIAN TASYA

Sepanjang hari Tama tidak bisa tenang. Seluruh pikirannya dipenuhi dengan satu nama, Zahra. Bagaimana gadis itu memperlakukan sang Ibu dengan sangat baik dan juga lembut. Bagaimana candanya bisa membuat sang Ibu yang sudah lama termenung menjadi sering tertawa. Dan bagaimana kedekatan kedua wanita berbeda generasi itu yang sudah membawa dampak positif bagi kehidupan Ibu Naya.Akan tetapi bayangan masa lalu yang begitu menyakitkan pun juga kembali muncul. Malam disaat hari yang mengenaskan itu, Tama sedang berada di luar kota. Saat dokter keluarga mereka menghubunginya dan berkata jika sang adik tengah berada di rumah sakit dalam keadaan kritis."Apa? Tapi bagaimana bisa dokter?" ucap Tama kaget. Dia bahkan menghentikan rapat malamnya yang sedang dia lakukan saat itu."Sebaiknya anda segera datang. Ada yang harus saya jelaskan yang tidak mungkin saya katakan kepada Nyonya Naya," ucap dokter keluarga tersebut.Malam itu juga Tama kembali bersama dengan Rey yang selalu setia menemani per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status