Jantung Kate berpacu semakin keras. Jika bisa bersuara dan berlomba dengan nyeri kram di kakinya saat ini, tentu akan menang jantung yang semakin cepat bekerja itu. Sebuah tangan mengusap lembut dagu Kate. Terbuai dengan usapan lembut di dagunya, Kate memejamkan mata. Perlahan, bibir Carl semakin turun, menemukan apa yang selama ini dicarinya lalu segera mengambilnya. Dengan sabar, Carl membujuk Kate untuk membuka bibirnya, memperdalam akses yang ia butuhkan. Awalnya Kate menolak, ya, Kate memang selalu seperti itu, Carl tahu. Setelah bersabar beberapa lama, Kate mulai membuka bibirnya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Carl yang seolah diberi izin, segera masuk dan memperdalam ciumannya. Saat menikmati pagutannya dengan penuh semangat, dering panggilan di ponsel Carl berbunyi. Kate yang semakin larut, samar-samar mendengar bunyi ponsel, setelah mereda, bunyinya muncul kembali. Seketika Kate tersadar. Ia menekan dada Carl seraya menjauhkan wajahnya dari pria itu. Mengetahui adanya
Read more