“Ya Tuhan, ini sudah pukul tujuh. Drake, cepat bangun, kita bisa terlambat.”Bukannya menuruti perintah istrinya untuk segera bangun, Drake justru mengeratkan pelukannya. Membuat Elena semakin kesal.“Tidak bisakah kita libur saja hari ini?”“Kita sudah libur sepuluh hari, sayang. Ayo, bangun! Tidak boleh malas.”“Panggil sayang sekali lagi.”Elena menghela napas panjang, entah mengapa sejak bulan madu Drake mudah merajuk dan mulai muncul sifat kekanak-kanakannya.“Ayo, bangun, sayang.”“Aku sudah bangun.”“Apanya? Kau masih rebahan.”“Yang itu.”Drake melirik ke bagian bawah tubuhnya yang tertutup selimut. Membuat wajah Elena seketika merona. Pria itu bangun, lalu memeluk Elena lagi.“Sebentar saja. Okay?”“Janji hanya sebentar, ya, awas kalau bohong. Aku harus cepat siap-siap ke kantor.”“Janji, hanya sebentar saja.”Elena pun membiarkan Drake merebahkan dirinya di ranjang. Ia hanya berharap Drake akan memenuhi janjinya.***Tak seperti biasa, seringkali Drake tak m
Read more