Home / Pernikahan / TERTAWAN GODAAN CINTA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of TERTAWAN GODAAN CINTA: Chapter 51 - Chapter 60

94 Chapters

51. Kilas Balik

Tigor menelan ludah membuat jakunnya naik turun dengan berat. Soal kejadian semalam tidak mungkin sirna begitu saja.“Bel, aku bisa jelasin semuanya. Asal kamu mau mendengarkan cerita aku!” ucap Tigor yang penuh harap.“Jadi benar, kalau kamu itu adalah Titan mantan Alana?” Belva menatap lurus pria itu. “Dan, Alana adalah wanita yang kamu ceritakan di pantai waktu itu? Dia sempat menjadi calon istrimu?” Belva memberondong pertanyaan.Tigor memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.“Ya. Tapi izinkan aku untuk menjelaskan semuanya!” Tigor memohon.Hening beberapa saat. Suasana di antara mereka tidak sehangat yang sudah-sudah. Di tempat itu, mereka pernah memantik api asmara untuk pertama kalinya, di tempat itu juga mereka saat ini harus bersitegang karena sebuah fakta besar.Belva pun menghela napas pelan. Ia memang membutuhkan sebuah penjelasan, namun sangat gengsi untuk menerima penjelasan
Read more

52. Kilas Balik 2

“Jelas salah karena pertama kamu sudah menjadi istri orang! Kedua, kita sudah tidak ada apa-apa lagi, dan aku tidak mencintaimu lagi!” pekik Tigor.Alana terdiam beberapa detik. Terkadang hasrat berlebihannya selalu saja timbul sewaktu-waktu, apalagi ketika yang di rindukan ada di depan matanya.“Tapi aku merindukanmu, Titan!” keluh Alana.“Rindu itu ada karena penyakitmu itu! Kamu sebenarnya tidak benar-benar merindukanku!” ucap Tigor.“Kenapa kamu bicara begitu?” protes Alana.“Kamu seperti ini karena suamimu sedang tidak ada di sisimu! Dan sebagai pelampiasannya kamu beralih padaku! Kamu memang seharusnya berobat, Alana. Hal itu pasti akan mengganggu rumah tanggamu!” tegas Tigor. Segitu ia masih bisa menahan emosi dan tidak bersikap kasar.“Apa yang kamu lakukan saat ini bukan menunjukkan rasa rindu dan cinta yang tulus, melainkan hanya hawa nafsu akibat penyakit yang kamu
Read more

53. Memilih Mundur

Ia pun jadi teringat, saat ia akan menikah dengan Arav, Tigor sempat tak memberi kabar apa-apa. Pikirnya mungkin saat itu Tigor tengah sibuk, ternyata jauh dari dugaannya ternyata Tigor menghilang karena patah hati.“Lalu ... apa lagi yang terjadi? Kamu pasti mabuk berat, kan?” tanya Belva penasaran.Tigor mengangguk lemah dan mengusap wajah dengan gusar. “Ya. Itu membuatku kehilangan sebagian kesadaran. Tapi aku ingat sesuatu, saat itu aku mendadak sangat merindukanmu, sangat menginginkan kebersamaan denganmu dan menenggelamkan kita ke dasar lautan cinta.”“Sampai besok paginya, aku terbangun dan sudah berada di dalam kamar hotel. Kamu tau apa yang pertama kali aku lihat ketika terbangun?” Tigor menoleh pada Belva yang menggelengkan kepala.“Aku terbaring tanpa sehelai benang. Di sebelahku ... ada Alana, yang juga dalam keadaan sama! Jelas aku sangat syok! Aku sempat memutar ingatan apa yang telah terjadi itu, sa
Read more

54. Melahirkan

“Tapi apa yang akan Tigor lakukan setelah ini ya?” pikir Cindy. “Apa kamu pernah bertanya apa yang dia inginkan?”Belva menggeleng kepala ragu. Ia tidak pernah bertanya apa yang akan di lakukan oleh Tigor setelah semua ini.“Aku gak tau! Rasanya ... mungkin dia juga bukan jodohku. Dan, mungkin selama ini perasaanku sama dia juga keliru!” Belva menatap kosong dan jauh. Ia mulai mengerti perasaannya sendiri.“Kamu gak benar-benar mencintai dia kalau begitu!” Komentar Cindy. “Mungkin kamu merasa perasaan kamu itu tumbuh karena cuma Tigor yang selalu ada di sisi kamu menemani kamu tapi soal hati, kamu sebenarnya belum sedalam itu sama dia!”“Atau mungkin hati aku udah mati kali, terkubur sama Arav!” kekeh Belva. Mengasihani perasaannya sendiri.“Eh, omong-omong kayaknya nasib percintaan kamu gak pernah mulus ya, Bel. Kamu selalu aja ketemu sama laki-laki yang bermasalah. Mau
Read more

55. Ke Rumah Sakit

Di sisi lain, Tigor akhirnya menceritakan semuanya pada Maria setelah tekanan demi tekanan di lontarkan oleh sang ibu padanya. Bagaimanapun seorang ibu berhak tau apa yang dialami oleh anaknya sejauh ini. Maria tentu sangat tercengang mendengarnya, nyaris luruh di atas lantai tak menyangka sepelik itu kisah putranya.Ia sempat menangis tersedu-sedu. Sampai tangisnya mulai reda dan keadaan hati kian tenang, barulah ibu dan anak itu kembali berbincang.“Maafkan aku, Ma. Aku tidak pernah mengatakan ini sebelumnya, karena aku pikir kejadian malam itu hanyalah sebuah masa lalu dan tak akan menyisakan apa-apa di masa sekarang!” Tigor dengan suara bergetar menggenggam jemari Maria. Tentu saja ia pun menyesali apa yang sudah terjadi itu.“Kamu hanya dijebak, Nak. Kamu tidak sepenuhnya salah karena keadaanmu pun saat itu sedang tidak baik-baik saja.” Maria mengusap lembut bahu putranya. Ia selalu bijak dalam menyikapi masalah.“Aku su
Read more

56. MURKA

Ruangan itu adalah VVIP yang hanya di isi oleh satu pasien saja. Saat Givari mendorong pintu dengan kencang sontak membuat Ravin, Belva dan Alana menoleh bersamaan.Semuanya memelotot beradu tatap. Belva sangat tercengang melihat kehadiran ayah mertuanya secara tiba-tiba itu.“Ayah ....” Ravin skak mat. Ia tidak bisa lagi mengelak dan beralasan. Apa yang terjadi itu sudah sangat jelas.Givari kembali memegangi dada yang terasa nyeri. Rizwan pun selalu sigap di sisinya, dan pria itu juga sangat terkejut penuh tanya melihat keadaan di depan matanya. Bertanya dalam hati apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga sepupunya itu?“Aku didik kamu agar menjadi lelaki berguna, beradab, berakhlak dan bertanggung jawab! Tapi rupanya semua itu kau buang begitu saja. Kau hancurkan kepercayaan kami!!” Suara Givari terdengar berat dan bergetar. Penuh amarah.“Ayah, kami bisa jelaskan ini!” Belva cepat-cepat menyahut. Namun, Givari tak memperdulikan dan tatapannya masih lurus menatap Ravin yang berg
Read more

Bab 57. Kegundahan Tigor

Akhirnya Belva luluh dan bertekad untuk mengatakan semuanya pada Oma Tarra. Dengan keyakinan penuh, ia membunuh rasa takutnya perlahan.Ia menelepon Oma Tarra. Mengatakan besok akan menemuinya di Jogja, tempat kelahirannya dan tempat ia di besarkan.Sementara itu sudah dua jam penuh Givari masih belum sadarkan diri. Kata dokter keadaannya malah terus menurun akibat pecahnya pembuluh darah karena tekanan darah yang tinggi di picu stress dan kelelahan. Bagaimana tidak naik darah, saat melihat putranya diam-diam menikahi wanita yang ditentang keluarga hingga mempunyai anak.Rizwan menilik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Ini sudah waktunya untuk melaksanakan salat. Pria berwajah manis belasteran itu menoleh pada sepupunya yang terlihat sangat gusar.“Rav, udah masuk waktu ashar. Ayo ke mushola dulu. Kita salat!” ajak Rizwan.Mendengar hal itu, ada desiran yang sudah lama tak dirasakan oleh Ravin. Ada hal yang terlupakan sejauh ini. Ia menyadari bahwa selama ini sudah begitu
Read more

Bab 58. Janji yang akan menjadi bumerang

Di lain tempat, Ravin kembali menemui Alana yang masih dalam masa pemulihan. Di sana ada bayinya yang sedang menyusu. Ravin tersenyum hangat dan mengecup pucuk kepala istrinya itu. Lalu mengusap lembut kepala mungil bayi cantik itu lalu mengecupnya juga.“Gimana keadaan Ayahmu?” tanya Alana.“Dia belum siuman!” jawab Ravin dengan senyuman getir.“Kira-kira apa yang akan terjadi setelah dia tersadar nanti?” Alana terlihat resah.“Semua akan baik-baik saja. Tenanglah.” Ravin mengusap lembut rambut istrinya.“Oh ya, kita belum memberikan nama untuk bayi ini. Mau di beri nama siapa ya?” Alana tersenyum menatap bayinya.“Aku sudah siapkan nama yang cantik untuknya. Syahla Faida Mahesa.” Ravin tersenyum lebar menyematkan nama bayi itu.Alana tersenyum bahagia. “Nama yang sangat indah, apa artinya?”“Syahla adalah arti dari kelembutan, Faida arti
Read more

Bab 59. Tes DNA

Di lain tempat, Tigor memberitahukan tentang Alana pada Maria. Wanita paruh baya itu terkejut dan segera ingin bergegas ke rumah sakit. Tentu saja berniat menemani putranya untuk melakukan tes DNA.Sementara Tigor sangat bersemangat bukan karena tes DNA, melainkan karena dia sesungguhnya hanya ingin bertemu dengan wanita yang masih sangat ia cinta, yaitu Belva.Setelah menanyakan pada petugas, akhirnya Maria berada di lantai 4 ruangan VVIP untuk pasien pemulihan pasca bersalin. Di sana ia bertemu dengan Belva dan mengatakan apa tujuannya datang ke tempat itu.“Sebelum itu, Bu Maria harus bicara dulu sama Alana. Bagaimanapun itu kan bayinya Alana, jadi harus dapat izin darinya juga!” ujar Belva.“Iya, saya mengerti. Boleh saya bertemu dengannya?” tanya Maria. Ia sebenarnya adalah seorang ibu yang sangat baik hati dan bijaksana. Semula ia sempat membenci Alana.Namun, keadaan seperti ini mengharuskannya untuk mengenyampingkan
Read more

BAB 60. Oma Syok

Ravin mengernyit heran dan menggeleng pelan. “Ilmu agamaku tidak sebagus kamu, Riz. Aku masih buta soal begituan! Memangnya ada apa?” “Ini tentang anak kalian. Apa kamu akan memberikan anak itu pada keluarga Bu Maria setelah tahu anak itu bukan darah dagingmu?” Rizwan semakin serius. “Entahlah, mereka pasti akan memaksa mengambilnya!” ucap Ravin sangat pasrah. Rizwan beristigfar lirih. “Tidak begitu, Rav. Hukum dalam islam mengatakan jika anak hasil perbuatan zina itu tidak akan bernasab pada ayah biologisnya pun bukan pada ayah yang menjadi suami ibunya. Nasab itu akan tetap bersama ibu kandungnya. Jadi, anak itu milik Alana dan milikmu.” Ravin menoleh dan menautkan kedua alis. Mungkin ia belum terlalu mengetahui hal tersebut. “Benarkah begitu?” Ravin termangu. “Itu benar. Anak itu akan menjadi hak Alana, dan karena dia lahir di tengah pernikahan Alana denganmu, maka dia jadi anakmu meskipun nasabnya tetap pada ibunya. Bayi itu juga t
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status