“Alhamdulillah. Oma hanya takut kamu menolak membuka hati lagi dengan orang baru. Bagaimanapun kan kamu itu masih muda, masih 27 tahun. Masa depan masih panjang dan ... kamu mau menikah lagi kan nantinya?” Oma Tarra memicingkan mata.Belva tertawa kecil. “Doakan saja, Oma. Doakan agar aku berjodoh dengan seseorang yang baik. Baik secara agama dan hatinya.”“Aamiin. Kali ini, Oma nggak mau ikut campur soal pilihan hatimu. Siapapun, asalkan dia sholeh, baik hati, dan kamu cinta sama dia, insyaAllah Oma akan restui.” Oma memeluk Belva.“Terimakasih, Oma.”“Jadi, gimana projek butik barunya? Sudah sampai mana?” tanya Oma.“Aku hari ini baru mau ketemu sama Laila. Kebetulan aku konsultasi sama dia soal pembangunan dan arsitekturnya. Baru mau bahas gimana desain bangunan mentahannya dulu.” Belva berdiri lalu berpamitan.***Sementara itu di tempat lain, kiyai Rahman dan istrinya beserta Laila baru saja melihat rangkaian berita tentang Ravin. Mereka pun terlihat sangat prihatin dengan hal it
Read more