Semua Bab TERTAWAN GODAAN CINTA: Bab 61 - Bab 70

94 Bab

Bab 61. Ingin Bersama Cucu

Setidaknya saat ini, Belva sudah merasa lebih tenang dan lega. Beban dalam hatinya sudah terlepaskan, dan tinggal satu pengikat lagi yang belum terlepas, yaitu perpisahan dengan Ravin.Belva memutuskan untuk tinggal dengan neneknya selama beberapa hari sampai keadaan Oma Tarra benar-benar pulih. Mengingat keadaan di Bali pun tampaknya tidak terlalu urgent membutuhkannya. Apalagi saat mendengar pernyataan Maria yang mengatakan ingin menemani Alana yang masih terbaring lemah. Entah sentuhan dari mana sehingga Maria mendadak iba pada Alana.Belva duduk di kamarnya dengan Cindy, mereka berbincang santai sembari merapikan barang-barangnya.“Bel, aku masih bingung. Memangnya peraturan dalam agamamu itu gimana sih? Ravin dan Alana kan sudah menikah, lalu Ravin diam-diam menikahi kamu, tanpa jujur tentang pernikahannya dengan Alana. Memangnya pernikahan akan tetap sah kalau begitu?” tanya Cindy. Sejak awal ia hanya tahu kalau Ravin berkhianat saja, tetapi be
Baca selengkapnya

Bab 62. Silaturahmi Ke Pondok

Ravin dan Rizwan saling menoleh. Memang tidak ada pilihan lain. Namun, Ravin masih agak ragu.Maria yang melihat keraguan itu langsung kembali berseru, “Tenang aja, keponakan saya itu muslim juga, kok. Dia muslim dari lahir. Jadi, gak apa-apa kan kalau ngasih ASI ke Syahla?”Rizwan tersenyum dan berkata, “Iya, tidak apa-apa. Bagaimana, Ravin?”“Iya saya gak keberatan, kok. Hanya saja kalau sewaktu-waktu Alana menanyakan bayinya, Bu Maria harus siap!”Maria mengangguk setuju. Setidaknya ia masih memiliki kesempatan untuk bisa merawat cucunya.***Berita tentang siapa ayah biologis dari bayi Alana pun sudah sampai ke telinga Givari. Mengingat kondisinya masih lemah, ia tak bisa bany
Baca selengkapnya

Bab 63. Dukungan Berpisah

Selama dalam perjalanan itu. Belva banyak merenungi apa saja yang sudah terjadi dalam hidupnya belakangan ini. Ada banyak tentunya yang telah terjadi, membuat ia hampir putus asa bahkan nyaris tak percaya lagi tentang cinta.Tak bisa dipungkiri, kenyataan tentang siapa Tigor dan siapa Alana, benar-benar membuatnya sangat terpukul. Dalam hatinya terus bertanya, mengapa ia harus dipertemukan dengan orang-orang itu, mengapa pula Alana harus hadir di antara kedua lelaki itu?Tentu saja, semua tak akan terjawab dengan mudah. Hanya satu kata yang dapat menjawab semua pertanyaan itu. Takdir. Ini adalah takdir kehidupan yang harus seorang Belva lewati.“Apa mungkin karena hidupku sejak dulu terlalu enak, membuat Allah memberikan ujian begitu berat padaku saat ini? Ya Rabb... jika benar begitu, maka ampuni segala dosa-dosaku.” Belva menghela napas dan terus menatap keindahan alam dari tempat ia berada saat ini.“Tapi aku hanya manusia biasa, aku
Baca selengkapnya

Bab 64. Menikmati Kemenangan

Pengacara pun mencatat baik-baik gugatan Belva untuk bercerai. Segala bukti pun sudah dipegangnya. Tidak sulit untuk mendapatkan semua bukti tersebut. Belva merasa sangat lega, karena Ravin tak bisa lagi berkutik.Hanya tinggal hitungan hari, Belva dan Ravin akan resmi bercerai. Ravin langsung bergegas meninggalkan kamar itu, tak ada yang mencegahnya, karena mungkin saat ini tak ada yang peduli lagi dengannya.“Terimakasih sudah menghargai keputusanku, Ayah Givari. Aku lega sekali sekarang.” Belva tersenyum hangat.“Sudah menjadi tugasku, Belva. Anggap saja ini sebagai penebus kesalahan kami padamu, karena telah keliru memilihkan pasangan hidup untukmu! Kamu berhak bahagia setelah ini,” ujar Givari lembut. Belva sudah seperti putrinya sendiri, meskipun impian untuk memiliki keturunan darinya sudah tida mungkin lagi.“Sekali lagi terimakasih, Ayah. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan,” ucap Belva
Baca selengkapnya

Bab 65. Hampa

“Soal itu ... aku benar-benar minta maaf, Tigor. Rasanya ... kemarin itu aku hanya sedang keliru saja menilai perasaan sendiri.” Belva menatap ke arah lain dengan tatapan kosong.Kalimat itu membuat Tigor tercenung. Hatinya mendadak merasa perih.“Kenapa begitu? Bukankah kamu juga mencintaiku, Belva?” tanya Tigor yang kini tubuhnya ia sedikit condongkan ke arah depan. Matanya menatap dalam ke arah Belva yang tidak menatapnya.Belva terdiam tak menjawab.“Jawab, Belva. Kamu meragukan cintaku?” Tigor kembali menekan.Belva bergeming. Ia tidak berkomentar lagi, kemudian lebih tertarik membahas hal yang lebih serius daripada soal perasaan masing-masing.“Ada hal lain yang lebih penting. Bagaimana hasil DNA kemarin? Apakah bayi itu benar anakmu?” Belva menatap serius mengalihkan pembicaraan.Tigor membuang napas pelan, sejenak terdiam dan akhirnya mengangguk.“Ya, dia anakku!&rdq
Baca selengkapnya

Bab 66. Mahesa Group

“Apa kamu menyesali sesuatu, Mas?” Alana menatap dengan selidik pada Ravin.Sejenak pria itu terdiam, menunduk lemah dan tak tahu harus berkata apa.“Mas?”“Sudahlah, tidak ada yang perlu disesali lagi. Sekarang fokus saja dengan kehidupan kita. Fokus pada penyembuhan kamu.” Ravin tersenyum tipis. Kemudian meninggalkan Alana yang benaknya masih penuh tanda tanya.“Aku tau kamu merasakan sesuatu, Mas. Kamu ... sepertinya merasa kehilangan setelah Belva pergi.” Alana bergumam sendirian, menatap pintu kamar yang sudah ditutup oleh suaminya. Hatinya pun mendadak resah dan gelisah. Ketenangan hati dan kebahagiaan yang mereka bina selama ini mendadak sirna dengan perlahan.Dalam hati Alana, ia merasakan penyesalan yang teramat besar, akibat kebodohan mereka yang pada akhirnya mengantarkan sebuah perasaan yang tidak tenang dan penuh ketakutan. Mungkin itulah yang disebut hukuman di dunia secara perlahan. Men
Baca selengkapnya

Bab 67. Dihancurkan!

Bahu Ravin terkulai lemah. Ia tidak lupa kalau selama ini kesuksesan yang ia raih semua berkat bantuan keluarga. Tentu saja dari nama, kepercayaan dan segala-galanya ia dapatkan berawal dari keluarga.“Tapi ... apa ayah setega itu pada darah dagingmu sendiri? Aku sudah menuruti keinginanmu untuk menikah dengan Belva, lalu menceraikannya, dan sekarang Ayah belum puas juga lalu menghancurkan karirku?” Ravin bergetar menahan kecewa.Givari menyeringai sinis dan menatap putranya itu.“Lebih tega mana kau dan aku? Membohongi kami semua hanya demi bersama dengan wanita murahan?! Salah sendiri. Itu konsekuensi yang harus kamu terima. Ketika kamu tidak bisa nurut dengan orang tua, tidak mau mendengar nasihat dan arahan orang tua, maka berdirilah di kaki sendiri, hidupi keluargamu dengan keringat sendiri tanpa ada bantuan sepeser pun dari kami yang dengan mudah kamu permainkan kepercayaannya!!” tegas Givari dengan lantang.Ravin semakin tak
Baca selengkapnya

Bab 68. Membuat Malu

Rizwan tersenyum dan mengangguk. “Iya, ini karya-karya aku.”Belva menatap kagum dan tertegun. Pasalnya dalam rak display novel tersebut tidak hanya satu judul novel dengan nama Rizwan, melainkan ada sekitar 10 novel yang tulis oleh pria tampan itu.“Serius ini semua tulisan kamu, Riz?” tanya Belva dengan ekspresi haru.“Iya, kebetulan hari ini baru launching judul kesepuluh dari novelku. Mau coba baca?” tawar Rizwan sembari memberikan sebuah novel berjudul ‘Hijab untuk Sang Bidadari’.Belva tersenyum dan mengangguk menerima novel tersebut. “Wah, dari covernya aja udah menarik banget buat di baca. Kayaknya seru nih!”Belva membaca sinopsis singkat dari novel tersebut yang menceritakan tentang hijrahnya seorang wanita malam setelah mendapatkan hidayah melalui seorang pria mualaf. Mendadak hatinya berdesir, sulit untuk diungkapkan mengapa ia merasakan sebuah ketenangan ketika berada di dekat
Baca selengkapnya

Bab 69. Jatuh Hati Secepat Ini

“Tapi ... dia tanggung jawab kami, Bu.” Ravin masih mengelak.“Dengar ya, Ravin. Saya sudah mengetahui kesulitan apa yang sedang kamu hadapi. Jika Syahla kalian bawa, mau di beri makan apa? Kebutuhan bayi itu banyak. Jadi, kalian urus saja hidup kalian, biar bayi ini kami yang urus!” Pungkas Maria.Bahu Ravin terkulai. Benaknya sangat penuh saat ini. Masalah seakan tiada hentinya. Maria sudah berpamitan bersama dengan Aisyah, sementara Belva sedari tadi hanya bisa bungkam melihat keadaan Ravin dan Alana yang tampak hancur.“Aku turut prihatin dengan keadaan kalian, Rav. Kalau kalian benar-benar sedang membutuhkan, kamu bisa ambil kembali mobil dan rumah yang sudah kamu berikan sama aku.” Belva menatap iba.“Tidak, Belva. Itu adalah milikmu, pemberian dariku sebagai suamimu!” kata Ravin. Tak bisa di pungkiri hatinya merasa sangat sedih saat berhadapan dengan Belva.Ribuan penyesalan mulai bersarang dal
Baca selengkapnya

Bab 70. Terlepas

“Berdasarkan bukti-bukti dari penggugat, dengan ini saya putuskan untuk mengabulkan permohonan dari saudari Belva Primrose kepada saudara Ravindra Mahesa. Bahwa hari ini, tanggal 9 September 2022 telah resmi bercerai.”Ketukan palu sebanyak tiga kali membuat Belva tersenyum lega dan terpejam penuh haru. Tidak menyangka pada akhirnya ia benar-benar terlepas dari belenggu pernikahan yang tidak ia inginkan selama ini.Di sebelahnya, Ravin terlihat menunduk dalam, dan merasakan sesak pedihnya dari sebuah perpisahan itu. Keluarganya hadir dalam persidangan ini, tetapi semuanya mendukung Belva.“Selamat ya, Nak. Semoga kamu mendapatkan jodoh yang jauh lebih baik setelah ini.” Susan mendekap Belva.“Terimakasih, Ibu.” Belva tersenyum hangat.“Oh ya, kita akan berangkat sama-sama ke Jogja. Ayah ingin silaturahmi dengan nenekmu.” Givari pun merasa lega saat melihat Belva dapat bahagia kembali.Belva men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status