Rachel mendorong Alan dengan kasar. “Kak Alan!” Lalu melihat ke kanan-kiri mencari Rangga. “Astaga!” Alan juga terkejut dengan perbuatannya sendiri. Beruntung, Rangga masih menelepon seseorang di luar. Alan tak jadi kehilangan bibirnya. Vina juga sibuk berbincang dengan perancang busana sehingga tak begitu memperhatikan gerakan singkat itu. “Maaf, Rachel. Aku ... tidak ... sengaja ...,” sesal Alan seolah telah melakukan dosa besar. “Jangan marah ....” “Lain kali jangan menciumku waktu ada orang lain,” bisik Rachel, lalu berjalan ke tempat Vina untuk menunjukkan gaun yang dikenakannya. Alan tercenung meresapi kata-kata Rachel. ‘Jadi, kalau tidak ada orang, Rachel juga mau dan mengizinkanku, bukan?’ Alan memejamkan mata sambil menghela napas panjang. Dia ingin membersihkan pikiran dari bayang-bayang ciuman panas waktu itu. Namun, setiap matanya terpejam, bayangan itu justru semakin jelas.Alan sudah menunggu sangat lama dan tak bisa bersabar lagi. Dia ingin segera menikahi Rachel d
Terakhir Diperbarui : 2024-03-15 Baca selengkapnya