Semua Bab Menjadi Tawanan Mafia: Bab 181 - Bab 190

322 Bab

Omurice

“Ibu belum menanyakan kabarmu, ya? Bagaimana kabarmu? Apa kau kesulitan untuk bertahan hidup di luar sana tanpa bantuan Ibu?” Sabrina mengalihkan obrolan dan berusaha membangun interaksi pribadi dengan Axel, jelas jika dia memperhatikan kebutuhan putra angkatnya itu. “Tidak sesulit itu. Aku hanya kesulitan saat menghadapi Derek dan putrinya. Arsella membenciku dan aku berusaha keras, dua kali lebih keras untuk membangun kepercayaan dengannya.“ “Tapi sepertinya kau berhasil membuat dia mempercayaimu.” “Itu benar.” Axel menganggukkan kepalanya, membicarakan Arsella membuatnya menyadari jika belakangan ini dia dan Arsella lebih sering berinteraksi. Sabrina terdiam sejenak. Dia tak tahu bagaimana membuat Axel membahas tentang Selena lagi. Utamanya, tentang perasaan Axel pada Selena. Axel tidak terbuka seperti dulu lagi. Axel cenderung memendam perasaannya belakangan ini. Dulu Axel sangat terbuka dengan perasaannya, namun seiring bertambah dewasa,
Baca selengkapnya

Dimanfaatkan

“Ibu sudah membuat rencana tentang apa saja yang akan kau lakukan selama di sini. Ibu harap kau menikmati saat-saat berada di rumah,” kata Sabrina. Sabrina mengatakannya seolah semalam tidak terjadi apa pun di antara keduanya. Membuat Selena menatapi ibunya dengan tatapan bingung, tentu saja dia heran dengan apa yang diucapkan ibunya. Mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan Selena, Selena jadi penasaran dengan apa saja yang akan dia lakukan. Mungkin ibunya akan menunjukkan berapa banyak harta yang dia punya, semua aset dan kekayaannya yang akan diberikan pada Selena. Namun, mengingat ada Axel, kelihatannya dia akan membaginya dengan Axel, tentang harta turunan Sabrina tersebut. “Itu semacam tour, yang akan memperkenalkanmu lingkungan ini. Barang kali kau berminat untuk tinggal lebih lama, kau bisa memutuskan kegiatan apa yang bisa kau lakukan,” jelas Axel. “Aku menantikannya,” balas Selena singkat. Ucapan Selena itu sama sekali
Baca selengkapnya

Kunjungan

“Jika kau merasa dibuang, aku merasa dimanfaatkan. Namun, jika kau dibuang, maka ibumu tidak akan pernah mencari tahu kehidupanmu sama sekali, atau menyumbangkan uang ke panti asuhan. Ibumu tidak akan mengirimku sebagai perantara antara kau dan ibumu.” Selena meneguk ludahnya. Ekspresinya tampak melembut. Kali ini, dia menaruh simpati pada Axel yang merasa dimanfaatkan untuk keperluan ibunya dalam memberikan kebutuhan Selena.“Tapi percayalah, aku sama sekali tidak iri padamu sama sekali. Karena di mataku, kau hanya orang lain yang aku cintai. Aku tidak peduli dari mana kau berasal, asal kita tidak punya hubungan darah sama sekali. Kita hanya seperti orang asing yang ditakdirkan untuk bertemu dan saling jatuh hati.” Axel menatap Selena dengan lembut, tatapannya mengisyaratkan banyak hal, memberitahu Selena jika di dunia ini semua orang juga mengalami yang namanya masa sulit dan sakit. Dengan gemetar, Selena menarik nafasnya. Ini membuatnya sedi
Baca selengkapnya

Keraguan dan Keyakinan

“Apa maksudmu video kau...?” Sabrina kehilangan kata-katanya, dia tak sanggup mendengar kata yang diucapkan Selena. Bukannya dia tidak tahu apa saja yang terjadi pada Selena. Dia tahu hal buruk terjadi padanya dan kemungkinan terbesarnya adalah hal tersebut. Namun, jika sampai Damian mendapatkan videonya juga, Sabrina kelihatannya akan marah. Dia menatap Selena dengan tatapan serius. “Bajingan itu,” umpat Sabrina sambil mengalihkan pandangannya penuh rasa kesal. Selena sama sekali tak menjawab ibunya. Dia melirik Axel. Meski pun video itu tidak sampai pada Axel, Axel sudah pernah merasakan berada di sana saat Damian dan Selena melakukannya. Itu membuat Selena sedikit merinding mengingatnya. Entah kenapa dia membahas hal itu tiba-tiba. Tidak, jika saja Sabrina tidak membahas tentang alasan kenapa Selena diculik hingga bagaimana reaksinya saat Damian mengirimkan surel tentang menawan Selena. *** Tidak ada video. Damian tidak
Baca selengkapnya

Sudut Pandang

“Apa maksudmu kalian tidak bisa menemukan mereka sama sekali?!” Derek membentak. Bagaimana tidak, dia sudah berusaha mencari jejak Selena dan Axel, namun tak ada yang tersisa. Bagaimana Selena dan Axel lenyap begitu saja, menghilang dari peredaran membuatnya mendengus kesal. Dia tak bisa menemukan keduanya sama sekali. Arsella menatapi ayahnya dengan tatapan kosong. Entah kenapa dia merasa sangat hampa hanya karena fakta jika saat ini Selena menghilang bersama Axel. Dan Damian sama sekali tidak bergerak mencari mereka. Dikabarkan justru Damian sibuk mengurus perusahaan dan bisnisnya. Bahkan sore itu, Damian sedang menikmati waktunya dengan olahraga di gym. Mengetahui kalau ini didukung oleh Damian juga, tak ada yang bisa mereka lakukan sama sekali. *** “Apa saja yang kau lakukan saat tinggal bersama dengan ayahmu?” tanya Sabrina sambil menatap Selena yang tengah makan makanannya dengan tenang. “Aku hanya menghamburkan uangn
Baca selengkapnya

Gadis Kecil Sabrina

Di pagi hari, Selena baru saja keramas dan tengah menggosok rambutnya dengan handuk sambil menatapi pemancangan di balkon rumah. Dia menikmati udara segar setelah mandi menggunakan air hangat pagi itu. Dia tampak segar dengan pakaian barunya yang ukurannya sesuai. Sabrina mendekati Selena dengan senang hati. Bagaimana tidak, gadis itu sudah menunjukkan untuk membuka dirinya sendiri. Dan itu membuat Sabrina tak ragu untuk mendekati Selena langsung. “Kau sudah mandi ternyata. Oh, kau seharusnya tidak menggosok rambutnya seperti itu dengan handuk, akan lebih baik mengeringkannya menggunakan pengering rambut dan memberikan vitamin untuk rambutmu. Sebentar, Ibu akan membawa semuanya.” Selena menatapinya dengan bingung. Toh, selama dia hidup dia mana mampu untuk membeli pengering rambut. Dia juga lebih sering mengeringkan rambutnya seperti itu. Namun, Selena tak ingin memberontak. Dia menurut untuk duduk di karpet saat ibunya duduk di sofa belakangn
Baca selengkapnya

Sisi Lain Keraguan

Damian menghela nafasnya setelah keluar dari ruangan rapat dan menatapi ponselnya. Ada pesan dari Selena yang membuatnya tersenyum begitu lihat foto tersebut. Foto yang dikirimkan Selena membuatnya tak bisa menahan senyumannya. Yang kemudian dia membalas pesan tersebut. Menggemaskan. -Damian. “Kau tersenyum pada handphonemu sekarang? Biasanya kau tidak tersenyum pada orang lain tapi tersenyum begitu tulus pada handphonemu?” Damian langsung menoleh ke sumber suara. Suara itu terlalu tiba-tiba muncul di kantornya. Yang tak lain dan tidak bukan adalah Hendry yang memasuki ruangannya tanpa izin. Hendry tampak penasaran apa yang membuat Damian sampai tersenyum seperti itu. Meski kemungkinan terbesar yang bisa dia ketahui itu adalah Selena. “Itu sama sekali bukan urusan Ayah. Ada apa Ayah ke sini? Jika Ayah datang hanya untuk menanyakan Selena lagi, Selena tidak akan pulang untuk sementara waktu,” cibir Damian. “Ah, begitu, ya. Kelihatanny
Baca selengkapnya

Piknik

“Kali ini aku yakin Selena tidak akan menolakku. Aku akan melamarnya dengan benar,” ucap Damian. “Kapan tepatnya kau akan melamar Selena?” Hendry menatap Damian dengan rasa penasaran. Damian hanya terdiam sambil tersenyum kecil menatapi kotak cincin yang sempat hilang tersebut. Bisa dibilang, cincin itu hanya sempat dia lupakan tempat menyimpannya. Dia tak lagi memperhatikan cincin itu sejak Selena menolaknya. Dia melupakannya begitu saja. Sampai beberapa hari yang lalu saat Damian akan membeli cincin yang baru, dia diingatkan Luca kalau dia pernah membeli cincin sebelumnya untuk Selena. Apa lagi ketika Damian sedikit bingung dan memikirkan bagaimana dia bisa tahu ukuran jari Selena saat hendak membeli cincin yang baru. Dan Luca yang bersusah payah dalam menemukan cincin tersebut. Luca adalah orang yang akan selalu mengalami kesulitan di sekitar Damian. Makanya, Grace berencana membawa Luca pergi jika mereka berhasil menikah, dia akan membawa
Baca selengkapnya

Souvenir

Selena memotret alam di sekitarnya saat ibunya dan Axel tengah menyiapkan tempat piknik mereka. Axel bersama Sabrina menggelar tikar dan mengeluarkan semua makanan yang mereka bawa di kotak piknik tersebut. Sabrina dengan sengaja membawa banyak sekali makanan yang bisa dimakan. “Selena, jangan terlalu jauh!” ujar Axel saat melihat Selena mulai agak jauh. “Tidak akan, aku juga takut jika ada hewan buas di sekitar sini,” timpal Selena. “Ibu punya kamera yang lebih baik. Kau yakin akan menggunakan kamera ponselmu saja?” Sabrina mengambil kameranya di Jeep dan memberikannya pada Axel untuk berikan pada Selena. Sabrina tersenyum melihat Selena yang lebih aktif saat ini. Kelihatannya Selena mengagumi alam yang ada di sekitarnya saat ini dan menjelajahinya. Tapi, gadis itu enggan untuk bergerak terlalu jauh. Dia masih berada di dekat Jeep serta Sabrina dan Axel. Dia terlalu takut untuk menjauh. Axel menghampirinya sambil membawa kamera mili
Baca selengkapnya

Tamu Istimewa

“Malam ini, kita akan kedatangan tamu istimewa.” Sabrina yang tengah duduk sambil menonton menatap Axel dan Selena yang tengah bersamanya juga. Namun, Axel tengah sibuk dengan laptopnya dan Selena tengah sibuk dengan ponselnya. Keduanya langsung menoleh ke arah Sabrina yang duduk santai di sofa, sambil menikmati suasana bisa berkumpul bersama keduanya sambil menikmati waktu masing-masing. “Siapa?” tanya Axel. “Kakek dan Nenek. Mereka bilang merindukanmu dan juga ingin bertemu dengan Selena.” “Ibu memberitahu mereka kalau aku di rumah dan kali ini ada Selena juga di rumah?” Selena menatapi ibunya dan Axel bergantian saat mereka bicara. Kakek dan nenek, yang berarti orang tua dari Sabrina. Orang-orang yang punya harta bergelimang itu ingin bertemu dengannya. Dia ingin tahu kenapa. Apa karena ingin menemui cucu yang selama ini tak pernah mereka temui atau justru memberinya warisan saat itu juga. Agaknya Selena berharap yang kedua.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
33
DMCA.com Protection Status