Reinhard bergegas berdiri. Ekspresi di wajahnya bercampur antara terkejut, kesal, dan entah apa lagi."Ka-kakek? Kenapa Kakek ke sini?""Lho, memangnya ada yang melarang Kakek datang ke tempat tinggal cucu sendiri? Lalu, sejak kapan kamu senang membawa lawan jenis masuk ke sini? Memangnya Kakek mengajarimu berperilaku melanggar norma?""Oh, i-ini .... Ini Rihana, Kek. Di-dia ...." Reinhard sejenak menatap ke mataku seolah meminta persetujuan. Aku tidak tahu harus berbicara apa. "Di-dia is-istriku, Kek," ujarnya lagi dengan ragu. Tentu saja bukan hanya si kakek yang terpana. Aku juga tidak menyangka ia akan memperkenalkan aku sebagai istrinya.Tidak disangka, lelaki yang usianya mungkin sudah enam puluh tahun itu langsung berteriak dan menyerang Reinhard dengan pukulan tangan bertubi-tubi. "Kurang ajar! Anak nggak beradab! Sejak kapan kamu menikah? Kapan? Di mana, hah? Jawab kakekmu ini!"Reinhard berlari menghindar, sementara sang kakek terus mengejarnya. Beberapa kali pukulan yang
Read more