All Chapters of Harga Diriku Bernilai Lima Puluh Juta: Chapter 71 - Chapter 80

113 Chapters

Kecelakaan

"Benar apa kata Istrimu, Aksa. Tidak baik terlalu bersedih dengan kepergian seseorang yang telah berbahagia di surga. Dia tidak akan bisa tenang jika melihatmu seperti ini," timpal ibu Idah yang mencoba ikut menenangkan pria itu.Belum sempat air mata itu kering karena kepergian Sean untuk hari ini, ia kembali dibuat terkejut dengan kepergian sang ibu panti yang begitu berpengaruh besar terhadap hidupnya.Selama berada dalam panti, Aksa tak sekali pun pernah melihat ibu Jasmine sakit. Yang ia lihat adalah wanita paruh baya yang sehat dan murah senyum. Bahkan tak jarang Aksa mendapatkan kasih sayang dari wanita yang telah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri, sebab wanita itu tak memiliki anak dari pernikahannya.Kini pria tampan dengan mata sembab itu terlihat mulai mengatur nafas. Dengan air mata yang mulai berhenti mengalir. Sekuat tenaga ia berusaha tegar menghadapi kenyataan yang begitu pahit. Tak ada alasan baginya untuk tetap larut dalam kesedihan yang mendalam, sementara ke
Read more

Hal ganjil

"Sayang, sadarkah kamu siapa wanita yang menjadi korban tabrakan tadi?" tanya Adira memastikan jika sang suami menyadari keberadaan Mayang yang dinilai ganjil.Namun wajah terkejut dari pria itu nampaknya tidak menyadari keberadaan Mayang, yang sedari awal seolah dengan sengaja menyebrang kala mobilnya melintas."Entahlah, benturan itu membuat kepalaku terasa sakit, jadi tidak bisa mengenali seseorang dengan sekali pandang," jawab Aksa seraya memegangi kepalanya yang masih mengeluarkan darah.Tak ingin mengambil resiko sebab terlalu banyak berpikir, Adira segera menuntun sang suami masuk ke dalam rumah sakit untuk segera mendapatkan perawatan. "Kita masuk sekarang!" tegas Adira.Setelah itu, "Mari ikut saya, Tuan!" Salah seorang petugas medis nampak dengan sigap mengambil alih peran Adira, yang tengah kesusahan berjalan akibat Naura yang masih berada dalam gendongannya seraya menuntun sang suami yang terlihat berjalan tak tentu arah.Tubuh atletis itu terlihat kelimpungan untuk sesaat
Read more

Target Mayang adalah Aksa?

"Kalau begitu saya permisi, Nona." Kalimat itu secara tidak langsung menunjukkan jika sang dokter hendak keluar dari dalam ruangan.Adira sontak melepaskan alas kakinya dan segera berlari menjauh dengan putri tercinta yang masih berada dalam gendongan. Hal itu ia lakukan agar langkah kakinya tidak menimbulkan banyak suara yang akan membuat sang dokter menaruh curiga.Adira segera bersembunyi di balik tembok yang menjadi sudut lorong. Detak jantungnya terasa tidak beraturan, mengiringi nafasnya yang memburu hebat. Perasaan takut ketahuan seketika sirna, kala mendapati sang dokter yang berjalan berlawanan arah dengan keberadaannya saat ini."Huh ... Akhirnya ...." Tubuh wanita itu merosot jatuh dengan rasa penasaran yang amat sangat.'Sebenarnya, apa motif di balik ini semua? Apa alasan Mayang melakukan hal seperti ini? Apakah selama tiga tahun ia menghilang, ada beberapa hal besar yang terjadi di luar dugaannya?'Kepala Adira terasa sesak sebab dipenuhi pertanyaan yang menjadi dugaan s
Read more

Mari lihat, seberapa kuat kamu!

"Ta-tapi, Nona ... tunggu dulu!" Dokter itu masih mencoba menghentikan langkah Adira yang terlihat tak menghiraukannya sama sekali.Dan saat berpapasan dengan tenaga medis lain. Adira pun segera menghentikannya. "Tunggu dulu, Tuan. Bisakah Anda berhenti sebentar?""Ya, ada yang bisa saya bantu, Nona?" ucap perawat wanita muda itu dengan tersenyum ramah, kala menghentikan aktivitasnya mendorong troli yang berisikan cairan infus menuju salah satu ruangan."Ada Pasien yang mengamuk di salah satu ruangan. Dia berkali-kali mencoba mencabut paksa jarum infusnya. Dan Dokter ini sepertinya juga kualahan. Jadi tolong segera datang dengan membawa suntikan bius dan peralatan infus yang baru," jelas Adira tanpa sedikit pun keraguan terlihat dari sorot matanya.Dan dokter itu terlihat mulai gelagapan dengan kecemasan luar biasa yang terlihat dari raut wajahnya. "Tu-tunggu, bu-bukan seperti itu ...." Belum sempat dokter itu menjelaskan, Adira kembali menyela. "Cepat, Sus! Pasien benar-benar mengamu
Read more

Kecemburuan Aksa

"Nyonya, syukurlah, ternyata Anda berada di sini." Suara bariton yang terdengar dari luar ruangan seketika membuat Adira terkesiap. Wanita itu lantas memutar kepala menghadap pintu untuk memastikan.Terlihat Gavin yang tengah menggendong Naura, berjalan perlahan memasuki ruangan. "Sejak Nona Muda bangun, dia terus mencari Anda," lanjutnya.Namun langkah berat itu seketika terhenti, kala mendapati tubuh wanita yang tengah terbujur di samping Adira. "Di-dia ...." Pria dengan kacamata itu terlihat terkejut hingga tak mampu melanjutkan kalimatnya."Sttt!" Adira segera meletakkan telunjuknya di dekat bibir, seolah tengah melarang Gavin untuk bersuara.Pria itu pun lantas mengangguk cepat saat mengerti maksud dari majikannya."Mayang, aku pergi dulu, ya. Jika ada waktu luang, aku akan menjengukmu lagi," pamit Adira dengan sengaja mendekatkan wajahnya ke telinga Mayang untuk memperjelas ucapannya. Setelahnya, Adira kembali menarik diri dan nampak menyeringai kecil, sebelum beranjak dari temp
Read more

Adik Angkat

"Ayah! Lepaskan Mama!" ucapan lantang dari gadis kecil yang tengah berdiri di samping keduanya, membuat Aksa dan Adira terkesiap, hingga akhirnya saling menarik diri dengan wajah gugup."Ayah, Naura merindukan Papa Sean. Bisakah Naura meminjam telepon?" tanya gadis kecil itu dengan wajah memelas.Tatapan iba pada keduanya sulit disembunyikan, kala mendengar nama Sean kembali disebut oleh gadis kecil itu."Naura, ini sudah malam. Kemungkinan Papa Sean baru saja sampai di sana. Berikan waktu untuk Papa Sean istirahat dulu, ya. Besok pagi-pagi Ayah akan meminjamkanmu telepon," bujuk Aksa dengan lembut.Tatapan penuh harap dari gadis kecil itu sebelumnya, mendadak berubah kecewa dalam sekejap."Benar kata Ayah, Sayang. Kasihan Papa Sean yang hampir lima jam duduk di dalam pesawat. Mungkin dia sedang beristirahat saat ini," timpal Adira yang ingin menghibur sang buah hati tercinta.Tok! Tok!Ketukan pintu dari arah luar membuat keduanya kembali terjaga.Terlihat Gavin yang telah kembali da
Read more

Adira masih mencintai Keenan?

Mendengar kalimat itu seketika membuat pria berkacamata itu mengangguk pelan dengan wajah tertunduk.Perasaan haru yang begitu mendalam membuat bibirnya sedikit bergetar.Setelah menghabiskan makan malam mereka. Kini kantuk yang mulai menyerang membuat Aksa mulai merebahkan diri di atas ranjang rumah sakit.Pria itu terlihat menepuk sisi kanannya dengan tatapan penuh arti yang ia layangkan pada sang istri.Adira yang telah menangkap maksud dari gerakan tangan itu seketika mendengus kesal. "Jangan berbuat macam-macam! Ini rumah sakit," ketusnya dengan memejamkan matanya erat."Nyonya, saya membawa sebuah kasur lipat yang cukup lebar di dalam mobil. Saya akan segera mengambilnya," ucap Gavin yang berinisiatif dan mulai beranjak pergi tanpa menunggu jawaban.Pria itu tak mengenal kata lelah. Meski harus berjalan puluhan kilo meter demi sang atasan yang telah berbaik hati mengangkatnya sebagai anggota keluarga, ia tak akan merasa keberatan dengan hal itu. Justru akan membuat rasa hutang b
Read more

Rujuk dengan Adira? Boleh juga

Keenan terdiam, seolah tengah mencerna kalimat tidak masuk akal yang keluar dari mulut istrinya. 'Bagaimana mungkin?'"Apa kamu tidak ingat? Adira adalah satu-satunya wanita yang akan melakukan apa pun yang kamu inginkan di masa lalu. Tidak menutup kemungkinan, jika dia masih mencintaimu, dan hanya terpaksa menikah dengan Suaminya saat ini, sebab anak mereka," jelas Mayang yang mencoba mempengaruhi pikiran jernih Keenan.Pria itu awalnya telah menyerah. Tapi setelah mendengar penjelasan yang sedikit masuk akal itu, membuatnya ingin kembali memperjuangkan Adira.Tapi tunggu dulu! Apa sebenarnya tujuan Mayang menjelaskan hal itu padanya? Bukankah seharusnya dia merasa cemburu, sebab suaminya masih memikirkan mantan istrinya?"Apa maksudmu menjelaskan itu padaku?" tanya Keenan memastikan dengan mata memicing. Seolah tengah menginterogasi seorang penjahat yang tengah berdalih."Sebenarnya ... aku merasa berdosa telah merebutmu darinya. Jadi aku berencana untuk menyatukan kalian kembali."
Read more

Akting Mayang

"Tuan, saya mohon, hanya sebentar saja," ucap Mayang memelas dengan rasa dongkolnya yang tertahan."Cukup, Mayang! Sebenarnya apa maumu?" Adira yang merasa kesal pada akhirnya ikut menyahut. Tak ada alasan baginya untuk membiarkan sang suami masuk dalam perangkap licik yang telah Mayang siapkan untuknya."Jika tidak ada lagi yang perlu disampaikan, silakan keluar dari ruangan ini segera!" tegas Aksa dengan wajah dingin. Tatapan pria itu akhirnya menghunus tajam ke arah Mayang yang seketika membeku dengan ketakutan hebat.'Astaga! Sekuat inikah aura yang terpancar dari seorang Aksa Adhitama? Tubuhku sampai tidak bisa digerakkan sama sekali setelah mendapatkan tatapan itu'Mayang tertegun dengan wajah tertunduk. Ketakutan itu tak mampu ia sembunyikan dari sorot matanya. Namun rasa bimbang mulai menyertai, tatkala tak dapat mempengaruhi Aksa, jika pria itu tak mau untuk diajak berdiskusi empat mata dengannya. 'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'"Tu-tuan. Sebenarnya, banyak hal yang in
Read more

Aktingnya buruk sekali

"Coba jawab dengan jujur, apakah mobilku benar-benar menabrakmu?" tanya Aksa memastikan keraguannya.Mayang kembali dibuat terperanjat. Apakah artinya Aksa menyadari kebohongannya?"Jujur saja, aku tidak merasa menabrak apa pun selain pembatas jalan. Jadi bagaimana bisa aku bertanggung jawab atas apa yang tidak aku perbuat?" cibirnya dengan seringai kecil.Kini pria tampan dengan tubuh atletis itu mulai bangkit. Berjalan perlahan melewati Mayang yang masih meringkuk di atas lantai keramik rumah sakit. Tak ada sedikit pun tatapan iba terlihat dari sorot matanya."Kita pergi sekarang, tidak usah hiraukan wanita ini," perintah Aksa pada Adira dan Gavin yang seketika mematuhi perintahnya.Ketiganya mulai beranjak pergi hendak keluar dari ruangan itu. Namun, langkah Aksa terhenti sejenak di ambang pintu."Biaya perawatanmu sudah ku tanggung seluruhnya. Artinya aku sudah bertanggung jawab atas perbuatanku. Jadi setelah ini, jangan berani mencariku lagi, atau kamu akan mengetahui konsekuensi
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status