Semua Bab Surat Cerai Dari Ibu Mertua: Bab 51 - Bab 60

114 Bab

Part 51, Melamar Pekerjaan

Saat tiba di depan salon, Nadira sama sekali tidak menemukan suaminya yang seharusnya tetap setia menemani, wanita itu merasa sedikit kesal, karena ditinggalkan begitu saja oleh Chandra tanpa pamitan. Ia pun melangkah kecewa menjauhi tempat itu menuju kediamannya. "Tunggu Nadira, aku antar kamu pulang, ya," tawar Wildan menahan pergelangan tangan Nadira. "Maaf Pak, lepaskan! Saya bisa pulang sendiri," tolak Nadira dengan tegas. "Nadira please jangan bersikap dingin seperti ini, meskipun aku bukan siapa-siapa lagi di mata kamu, tapi setidaknya izinkan aku untuk mengantarkan mu saat ini," rayu Wildan terus berusaha. Nadira sebenarnya merasa sangat risih, namun tidak ada salahnya jika berhenti berpikir buruk pada pria yang sempat membuatnya ilfil itu. Akhirnya Nadira menerima tawaran dari Wildan, ia di antar kan pulang oleh mantan bosnya sampai di depan rumah. Chandra menyadari kedatangan Nadira bersama Wildan saat ia mengintip di jendela, saat itu Wildan membukakan pintu mobil dan m
Baca selengkapnya

Part 52, Kedatangan Pemilik Perusahaan

"Karena pengalaman bekerja kamu cukup bagus di perusahaan lain, maka kamu akan diterima di perusahaan ini, tugasmu ada di sistem marketing," ucap seorang wanita yang bernama Intan, sekertaris dari pemilik perusahaan itu. "Terima kasih banyak Bu, saya akan bekerja dengan baik dan rajin," seru Nadira begitu bahagia. "Sama-sama, hari ini kamu sudah bisa mulai bekerja, ya. Saya akan panggil seseorang untuk mengantarkan kamu ke ruangan kamu." jawabnya mengulas senyum. Nadira mengangguk patuh, ia kini sudah berada di ruangannya yang cukup nyaman, ruangan yang memiliki pendingin AC itu benar-benar membuat Nadira sangat senang, berbeda jauh dengan saat dirinya ada di pinggiran kota, yang hanya ada cerita pahit sebagai pengukir hidupnya. "Ah, aku sudah keluar dari zona itu, sekarang lebih baik aku menikmati saja kisah hidupku yang sekarang, aku sudah memiliki pekerjaan lebih baik dari sebelumnya, dan aku akan berusaha keras untuk melakukan tugasku dengan baik." ungkap Nadira begitu semanga
Baca selengkapnya

Part 53, Mencoba Untuk mendekati Wildan

'Oh shit, kenapa Nadira justru memilih pergi dari sana, apa dia memang tidak mau bertemu denganku?' batin Wildan yang menyadari kepergian wanita yang begitu ia sayang itu. Beruntung lah Wildan memakai kacamata hitam, sehingga tidak ada yang menyadari bahwa dirinya sejak tadi sudah memandangi kecantikan Nadira dari kejauhan, meskipun respon Nadira justru memperlihatkan bentuk ketidakpedulian ketika dirinya datang. Ketika para karyawan wanita yang sedang fokus menatap ke arahnya, sementara di antara mereka sudah tidak ada lagi Nadira, membuat Wildan memutuskan untuk langsung saja pergi ke ruangan pribadinya, ia ingin memeriksa semua file yang pastinya sudah menumpuk menunggu untuk dibuka. Tok! Tok! Tok! Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar saat Wildan sedang memeriksa sebuah file. Wildan mempersilahkan masuk dengan mengeluarkan suara sedikit keras, tak lama setelah itu Naura membuka pintu dan melempar senyum pada Wildan. "Ada apa?" tanya Wildan sinis pada karyawannya itu, Naura
Baca selengkapnya

Part 54, Kembalinya Chandra ke Rumah

Ting... Tong... Sebuah bel berbunyi, Chandra menunggu cukup lama sampai pintu itu dibuka oleh Intan, kakak iparnya yang terkejut dengan kedatangannya. "Chandra, b-bukannya kamu ada di Amerika?" Anita menatap serius ke arah Chandra yang juga menatap dirinya. "Aku bisa jelasin nanti, ibu ada kan di rumah," Chandra nampaknya lebih mementingkan untuk bertemu dulu pada sang ibu. "Ada, tapi kamu berhutang penjelasan padaku, Chandra." jawab Anita membuka pintu gerbang dan membiarkan Chandra masuk. Saat pintu utama terbuka, pandangan Chandra pun tertuju pada setiap inci rumah yang selama ini ia rindukan, bulir bening tak terasa jatuh saat ia fokus pada sebuah ayunan yang sedang dinaiki oleh bu Hesti, dengan tatapan mengarah pada kolam renang, bu Hesti menikmati ayunan yang menggerakkan tubuhnya dengan pelan. "Ibu..."Chandra memanggil sang ibu dengan suara parau, bu Hesti yang begitu familiar dengan suara itu pun seketika menoleh ke belakang, betapa terkejutnya wanita paruh baya itu, saa
Baca selengkapnya

Part 55, Akhirnya Chandra Jujur

"Lo ngapain si bawa gue ke sini?" tanya Chandra, pria itu keberatan saat Roy membawanya ke sebuah kafe. "Ada banyak banget yang ingin gue pertanyakan tentang kepulangan lo yang tiba-tiba ini, lo nggak beneran pisah kan sama Nadira?!" tegas Roy melemparkan pertanyaannya. "Apa si maksud lo, gue kan udah jelasin tadi di depan ibu sama istri lo," ucap Chandra sensi. "Tapi gue mau denger jawaban lo sekali lagi, dan gue maunya lo jujur ke gue." jelas Roy memberikan penekanan. Chandra terlihat bingung saat itu, sepertinya Roy memang tidak mempercayai dirinya, hingga membuatnya memilih untuk membawa ke tempat lain dan hanya ada mereka berdua. "Chandra, satu hal yang harus lo ingat, gue adalah kakak lo, kakak yang tahu banget siapa lo, jadi gue harap gak ada satu hal pun yang lo tutupi dari gue," ucap Roy, menepuk pundak Chandra seraya memastikan bahwa ia benar-benar orang yang dapat dipercaya. "Oke, gue jujur, gue belum resmi berpisah sama Nadira, tapi gue dengan sadar udah menyerahkan N
Baca selengkapnya

Part 56, Obat Perangsang

Saat Chandra, Anita, dan bu Hesti pergi untuk belanja, Roy memilih pergi ke rumah Nadira, nampaknya Roy harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan pernikahan adiknya itu, Roy dengan mantap berhenti di depan rumah Nadira yang terlihat sangat sepi. Beberapa saat kemudian, Nadira pun keluar dengan penampilan yang sudah rapi, nampaknya Nadira akan pergi bekerja. Kedatangan Roy pun mengejutkan Nadira, ia tidak menyangka jika tiba-tiba Roy berdiri di depan pintu gerbang. "Kak Roy, ada apa datang ke sini?" tanya Nadira setelah mengajak Roy duduk dan membuatkan sebelas teh. "Ada yang ingin aku tanyakan tentang hubunganmu dengan Chandra, Nadira," ucap Roy tanpa basa basi. "Hubunganku dengan mas Chandra? Tentu saja kami baik-baik saja Kak, cuma sejak semalam mas Chandra tidak mengangkat telpon dariku, dia juga tidak pulang, entah ke mana mas Chandra pergi, tapi kami tidak sedang bertengkar kok," seru Nadira menjelaskan. "Syukur lah kalau memang benar seperti itu." jawab Roy lega.Tak hany
Baca selengkapnya

Part 57, Melakukan Pelepasan

"Mas, ayo ikut aku ke kamar, aku bawa kamu biar kamu bisa istirahat dengan tenang." ajak Nadira sambil memapah tubuh suaminya. Chandra tak merespon ajakan Nadira, namun langkahnya mengikuti ke mana Nadira itu membawanya. Karena tubuh mereka begitu sangat dekat dan bersentuhan, membuat Chandra berpikir bahwa ia harus melalukan pelepasan pada Nadira. Nadira dengan susah payah membuka pintu kamar, lalu menuntun tubuh suaminya sampai tiba di atas ranjang. Saat itu karena tidak bisa menyeimbangi tubuh kekar Chandra, Nadira imut terjatuh ketika merebahkan tubuh suaminya. Nadira dapat merasakan benda keras di bawah sana yang sepertinya menuntut untuk keluar, sementara Chandra sendiri merasakan kehangatan ketika dua buah benda menempel di dadanya. Keduanya sempat saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya Chandra tak mampu lagi menahan diri, ia dengan lahap menyantap bibir tipis Nadira dan meletakkan tubuh Nadira di bawah tubuhnya. Kini Nadira berada di bawah kungkungan nya, wanita i
Baca selengkapnya

Part 58, Sikap Dingin Chandra

"Sudah jam tujuh, kamu harus berangkat bekerja kan hari ini!" tandas Chandra melingkarkan handuk di pinggangnya. "Nggak papa Mas, aku bisa ambil libur hari ini, buat kam," ucap Nadira mengulas senyum. "Nggak bisa, aku yang keberatan kalau kamu ambil libur, ayo cepat turun, pakai handuk mu," cetus Chandra tak setuju dengan pilihan Nadira. "Mas, kamu kenapa si akhir-akhir ini menghindar terus dari aku?" Nadira nampak mengarahkan pandangannya pada pria yang bergelar suaminya itu, namun Chandra justru terdiam cukup lama tak menanggapi. "Ya udah, oke. Aku akan berangkat kerja hari ini, tapi kamu harus ikut aku ya," sambung Nadira akhirnya mengikuti permintaan Chandra. "Ikut? Untuk apa aku ikut kamu ke kantor, nggak ah," tolak Chandra. Ia keluar dari kamar mandi dan lekas memakai baju. "Kamu harus ikut, karena aku nggak mau sampai kehilangan kamu lagi Mas, saat aku meninggalkan kamu kerja, kamu justru menghilang dan nggak kasih aku kabar. Bahkan sampai sekarang aja kamu nggak kasih ta
Baca selengkapnya

Part 59, Menghancurkan Rumah Tangganya Sendiri

"Apa, cerai?"Bak tersambar petir, Nadira terkejut ketika mendengar ucapan cerai dari suaminya ketika ia pulang bekerja. Dua bungkus makanan yang ia pesan di restoran tiba-tiba jatuh ke lantai, kedua tangannya begitu lemas, air mata pun tumpah ruah tak terasa. Sementara Chandra sendiri terlihat tenang menahan semua rasa yang ia simpan sendiri, ia pura-pura tegar, dan memastikan jika keputusannya itu adalah keputusan yang tepat. "Ya, aku ingin kita cerai Nadira, aku sudah tidak tahan lagi melanjutkan pernikahan ini," ucap Chandra membenarkan kalimat yang sempat Nadira dengar. Nadira menatap wajah Chandra sayu, spontan ia menggelengkan kepala dengan cepat, menolak keras perceraian itu. "Mas, kamu nggak boleh bilang kayak gitu, kamu tahu kan kalau seorang suami mengatakan kalimat itu, artinya sudah jatuh talak," lirih Nadira terisak. "Itu memang yang aku mau Nadira, aku menalak dan menceraikan kamu, itu artinya kamu sudah bukan istriku lagi," dengan nada tercekat, Chandra mengatakan
Baca selengkapnya

Part 60, Ide Cemerlang Dari Roy

"Nadira, yang sabar ya," ucap Roy, akhirnya ia memilih mendekati Nadira dan menyentuh pundaknya, mengajak Nadira bangun untuk melanjutkan perjalanannya. "Aku akan mengantar mu pulang Nadira." sambung Roy, lalu meminta Nadira untuk menunggu. Roy setengah berlari menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah, dengan tubuh yang basah kuyup, Roy masuk kembali untuk mengambil kunci. Namun langkahnya dihentikan oleh Anita yang tak ingin suaminya itu pergi."Mas, kamu mau ke mana lagi si? Hujan-hujan gini lagi," protes Anita penuh tanya. "Aku mau mengantar Nadira pulang, kasihan dia," ucap Roy jujur. "Apa! Jadi kamu mau mengantar wanita itu pulang? Mas, kenapa tiba-tiba kamu jadi lembek kayak gini, memangnya siapa dia," protes Anita tidak terima. "Sebelum Chandra resmi menceraikan Nadira, dia tetap adik ipar kita, keluarga kita. Jadi aku harap kamu jangan melewati batas!" tegas Roy menatap nanar. Langkah kaki Roy yang pergi meninggalkan rumah, disaksikan oleh Chandra dan juga bu Hesti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status