Home / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN PALSU: Chapter 31 - Chapter 40

141 Chapters

Bab 31

Sepeninggal Dinara, Aris kembali bekonsentrasi pada laptop di pangkuannya. Dia punya tanggung jawab besar membawa Tulip lebih tinggi, atau setidaknya mengamankan posisi Tulip hingga tanggung jawab itu lepas dari pundaknya. Hanya itu keinginannya kini, bertahan seperti ini hingga posisinya tergantikan oleh orang yang seharusnya, yaitu Dinara. Juga bertahan dengan pernikahan palsu ini hingga Dinara menemukan orang yang pas untuk menjadi jodoh yang sebenarnya, lalu ia kembali ke dunianya sendiri, dunia tanpa peraturan ketat perusahaan besar seperti Tulip Corp.Aris pun sudah mengakhiri pembicaraannya dengan Alea mengenai notulen rapat yang tengah dibahasnya. Permintaan Alea untuk berpisah tadi siang seolah menjadi alarm bagi Aris bahwa ia tak bisa sepenuhnya mengharapkan gadis itu memecahkan semua masalah Tulip. Sejak menerima tanggung jawab ini dan sejak menerima pernikahan dengan Dinara, Aris sudah berjanji bahwa hubungannya dengan Alea tak akan mengganggu jalannya perusahaan, juga tak
Read more

Bab 32

Tidur seranjang dengan lelaki yang sama sekali tak diinginkannya, Dinara hanya bisa gelisah membolak balikkan tubuhnya. Ranjangnya memang cukup luas untuk sendiri, tetapi tak cukup luas untuk berbagi dengan orang lain, apalagi ia dengan tumpukan guling di antara dirinya dan Aris. Beberapa kali Dinara menutup kepalanya dengan bantal ketika terganggu dengan dengkuran halus di sebelahnya, lalu kembali membukanya ketika merasa sesak tak bisa bernapas. Sementara Aris terlihat sudah lelap dalam tidurnya.Sesekali pula Dinara bangun lalu duduk di tepi tempat tidur, menatap sofa yang tadi ditunjuknya untuk tempat tidur Aris namun lelaki itu menolak. Mungkin ia memang lebih baik tidur di sana, tentu ia tak akan terganggu dengan suara dengkuran Aris jika tidur di sofa. Akan tetapi, rasa gengsinya mengalahkan logika. Dinara tak ingin Aris bangun lalu mendapatinya tidur di sofa. Bukankah itu artinya Aris menang dan dia mengalah?“Tidak akan terjadi,” gumam Dinara ketika berperang dengan isi pikir
Read more

Bab 33

Dengkuran Aris kembali terdengar meski kali ini tak lagi mengganggu Dinara yang mengalah pindah ke sofa. Rasa lelah dan mengantuk juga membuat Dinara tak lagi terganggu dengan sofa yang tentu saja terasa sempit dibandingkan tempat tidur empuknya. Hari ini begitu melelahkan bagi gadis itu, menghadapi Oma Lili lalu menghadapi Aris tentu saja menguras banyak energinya. Belum lagi rasa khawatir Dinara akan kelanjutan hubungannya dengan Kenzo yang belum jelas setelah kejadian malam di mana Aris menjemputnya paksa ke sana.Dinara pun mengistirahatkan tubuh, merasa masih perlu banyak energi untuk menyelesaikan satu persatu masalahnya. Gadis itu terlelap di sofa, dengan sebuah boneka dalam pelukannya, karena ia malas kembali ke tempat tidur di mana Aris berada untuk mengambil gulingnya.Sepasang suami istri itu terlelap di tempat masing-masing, memiliki impiannya masing-masing, memikirkan masalahnya masing-masing.Tempat tidur empuk dengan wangi khas Dinara membuat Aris kembali terbuai dalam
Read more

Bab 34

“Kalo Dinara ngerasa nyaman dengan pelukan Om, Nara boleh meluk kapan saja Nara mau.”Di mata Dinara, Aris malam ini sangat berbeda dengan Aris yang biasanya. Ia memang tak terlalu mengenal pria ini hingga sebuah perjodohan yang dicetuskan Oma Lili membuatnya berurusan dengan Aris. Lalu pria itu menjelma menjadi sangat menjengkelkan bagi Dinara ketika berkali-kali Aris membentaknya saat tengah bersitegang dengan Oma Lili mengenai perjodohan.Berkali-kali pula Aris ikut campur dengan kegiatannya, mendatangi lokasi balap liar yang didatanginya bersama Kenzo dan kawan-kawannya, menjemputnya ke puncak saat ia tengah bersenang-senang mencari pelipur lara, lalu melarangnya membawa kendaraan sendiri dengan menyita kunci mobilnya.Bagi Dinara, Aris adalah jelmaan bencana lain yang datang setelah kepergian kedua orang tuanya. Terlebih ketika Aris menyetujui perjodohan dengannya dan membuatny terjebak dalam situasi seperti sekarang ini.Akan tetapi, malam ini lelaki itu terlihat berbeda. Ada ka
Read more

Bab 35

Cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela membangunkan Aris dari tidurnya. Dilirknya jam digital besar di dinding kamar Dinara yang bernuansa pink putih.“Huh! Kesiangan!” keluhnya sambil melempar kedua kaki menjejak lantai.“Gila! Udah jam segini!” Pria itu menepuk jidatnya ketika kembali melirik jam dinding digital.“Nara!” Aris memanggil. Ia tentu saja tahu bahwa gadis itu pun sudah kesiangan hari ini. Aris mendesis kesal ketika mendapati Dinara hanya menggeliat sebentar sebelum kemudian kembali diam tak bergerak.Mungkin ia akan membiarkannya saja, dari pada harus mengantar Dinara ke kampus lagi, rasanya lebih baik jika gadis itu tetap tidur saja dan tak merepotkannya hari ini. Apalagi Aris masih ingat informasi yang diterimanya dari Alea kemarin bahwa pagi ini ada meeting dengan tim promosi yang harus dipimpinnya.Tak memedulikan Dinara yang masih meringkuk di tempat tidur, Aris memilih diam-diam keluar dan mengambil pakaiannya yang tentu saja memang tak ada di kamar Dina
Read more

Bab 36

“Hiihhh! Kirain Om Aris macho, ternyata berhati hello kitty.”Kekesalan Aris makin menjadi melihat Dinara menatap padanya dengan bergidik.“Heh! Ini handuk di dalam kamar mandimu tadi.”“Loh, bukannya tadi katanya punya Om Aris.”Aris menggaruk tengkuknya. “Om bohong tadi.”“Makanya, Om. Jangan suka bohong.”“Udah mandi sana!” Aris memasang wajah kaku.Dinara berpaling, “Itu handuknya buat Om aja. Nara nggak mau make handuk bekas Om Om penyuka hello kitty.”“Sialan kamu, Nara!” Aris melotot, tetapi gadis itu sudah hilang di balik pintu kamar mandi.“OM ARIS!!! KENAPA BERANTAKIN BARANG-BARANG NARA!!”Dan ia masih mendengar teriakan kesal Dinara dari dalam kamar mandi. Aris baru menyadari bahwa ia belum sempat mengembalikan botol-botol peralatan mandi Dinara tadi ke tempatnya semula sebelum keluar dari sana. Ia memilih buru-buru mengganti pakaian, lalu keluar dari kamar Dinara sebelum gadis itu selesai dengan kegiatan mandinya.Seperti saat mendapati Dinara di depan kamar mandi ketika m
Read more

Bab 37

Aris memarkirkan kendaraannya di parkiran khusus untuk presiden direktur Tulip. Beberapa orang karyawan menyapanya dengan hormat. Di Tulip, Aris mendapatkan kehormatan dan penghargaan. Tak ada yang menyangka bahwa seorang anak yatim piatu yang puluhan tahun lalu tinggal berdesakan di sebuah panti asuhan itu kini telah menjelma menjadi seorang yang disegani dan dihormati. Oma Lili sudah memberikan gemerlap dunia ini dalam genggamannya.Pria itu terus melangkah, sementara Pras yang sudah menunggunya di depan tadi mengikuti langkah Aris dari belakang. Begitulah perlakuan yang diterima Aris sehari-hari, ditunggui dengan setia oleh seorang asisten muda yang dulunya adalah orang kepercayaan kakak angkatnya, lalu dihormati oleh setiap orang di perkantoran ini yang berpapasan dengannya. Pengabdian, mungkin sebuah kata itulah yang kini tengah dijalani Aris, karena setelah derajad hidupnya diangkat tinggi-tinggi oleh keluarga angkatnya, kini saatnya ia mengabdi dan menuruti semua keinginan Oma
Read more

Bab 38

“Ngapain ke sini? Mas Aris ada meeting sebentar lagi.”Aris mengabaikan kalimat Alea dan memilih meraih tangan gadis itu lalu mengajaknya ke bagian paling atas.“Aku nggak mau putus, Lea. Aku nggak bisa.”“Kita hanya belum terbiasa, Mas. Tadi malam, sesuai dengan isi pesanku ke Mas Aris, aku emang nggak bisa tidur. Beberapa bulan terakhir aku udah terbiasa dengan obrolan malam dari Mas Aris. Dan mungkin tadi malam hatiku sedang mencari itu, tapi tenang aja, Mas. Aku pasti akan membiasakan diri.”Aris menghela napas. Tadi malam sebelum tenggelam dalam obrolan yang dalam bersama Dinara, ia sudah berusaha mengobrol seperti yang biasa dilakukannya pada Alea, tetapi justru gadis itu yang menolak dan hanya membahas pekerjaan. Lalu ia tak lagi memegang ponselnya ketika Dinara dan semua tingkahnya mengalihkan dunia Aris semalam tadi.“Kenapa Mas Aris terlambat hari ini? Apa Mas juga nggak bisa tidur tadi malam?”Aris menggaruk tengkuknya. Bagimana ia menjawab pertanyaan Alea ini? Semalam ia m
Read more

Bab 39

“Ini ... yang punya mobil udah pulang ke rumah?” Aris menunjuk mobil sedan milik Dinara yang tadi pagi dipakainya ke kampus.“Sudah, Pak.” Seorang pria paruh baya yang sedang mencuci mobil itu menjawab.Aris mengangguk. Ia memang belum mengenal dengan akrab semua karyawan di rumah besar milik kakak angkatnya ini karena merasa ia hanya akan sementara berada di rumah ini. Tanpa bertanya apa pun lagi, Aris segera masuk, lalu benar-benar mendapati Dinara di ruang tengah.“Halo, Om.” Dinara menyapa malas ketika menyadari kehadiran Aris.“Tumben.”“Tumben apanya?”“Tumben jam segini udah pulang. Biasanya kalo bawa mobil pasti pulang malem.”“Ck!” Dinara berdecak. “Kenzo nggak ngampus hari ini.”Aris menautkan alisnya. “Kamu ke kampus mau belajar apa mau pacaran, Nara?!”“Dua-duanya lah, Om.”“Bocah ini! Emang kamu pikir setelah kejadian di rumahnya malam itu Kenzo masih mau nganggap kamu pacarnya? Dia tau kamu udah nikah, dia tau aku suamimu.”“Nara bakal jelasin. Nara juga bakal kasih bukt
Read more

Bab 40

“Mas Aris tinggal ngeyakinin mereka.”Alea kembali berada di dalam ruangan Aris siang ini, setelah beberapa pemilik saham kembali datang lalu mempertanyakan posisi Aris. Kenzo memang sudah meralat berita yang dibuatnya tentang Aris yang menyusup masuk ke rumahnya tanpa permisi, dan berita itu pun sudah kembali menjadi konsumsi bagi orang-orang yang berkepentingan, tetapi tidak membuat pemilik saham Tulip Corp berhenti mengawasi tindak-tanduk Aris.“Caranya gimana, Alea? Aku nggak bisa mikir, mereka terus bertanya padahal jelas-jelas Kenzo sudah meralat tuduhannya.”Alea menatap wajah Aris yang duduk di hadapannya berjarak meja. Ia tahu persis bahwa Aris sebenarnya bukan orang yang berambisi duduk di jabatan paling atas di Tulip, tetapi ia terpaksa berada di sana demi keluarga angkatnya. Bahkan terkadang ada hal-hal penting tentang Tulip yang selalu ingin diabaikan Aris, hingga akhirnya Alea lah yang turun tangan mengaturnya. Seperti pertanyaan-pertanyaan beberapa pemilik saham tentang
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status