Semua Bab Bukan Pernikahan Impian: Bab 51 - Bab 60

74 Bab

Bab 50

Maya menatap sendu menantunya yang terlihat begitu memprihatinkan. Wajah yang biasa terlihat cantik dan menarik itu, kini terlihat pucat dengan luka lebam di mana-mana. Entah apa salah Vina, hingga Abra kalap menghajarnya seperti orang kesetanan. Maya tak habis pikir, Abra yang dikenalnya santun dan penyayang kini berubah bak monster mengerikan. Tega-teganya menyakiti istri yang begitu dia cintai, padahal selama ini Vina begitu menurut pada Abra. Entah setan apa yang sudah merasuki Abra, sehingga dia berubah sejahat itu. Pikiran wanita menjelang enam puluh tahun itu semrawut, memikirkan masalah yang kini menimpa anak dan menantunya. Kalau laku, mungkin sudah dia jual kepalanya itu, dari pada terus-terusan sakit. Dia benar-benar pusing menghadapi masalah ini sendiri, Abra kabur entah kemana. Ditelfon gak diangkat, diWA gak dibalas. Telfon kantornya juga nihil, nggak ada hasil. "Maaf, Ibu. Pak Abra tidak berada di tempat. Ibu bisa meniggalkan pesan, nanti akan saya sampaikan pada Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 51

Sepeninggal Maya, sosok yang dari tadi mengawasinya melangkah mendekat ke arah Vina, dengan langkah pelan dan hati-hati. "Vin!" Mata Vina membelalak sempurna, demi melihat siapa yang datang. Laki-laki yang jadi sumber masalah itu sekarang ada dekatnya. Vina beringsut mundur, menghindari sosok yang saat ini tidak ingin dia temui. Trauma akan rasa sakit ikut kembali muncul. Wajah Vina yang tadi sempat di cuci hingga terlihat lebih segar, kini nampak pucat pasi. Melihat sosok laki-laki ini. "Jangan mendekat! Pergi!" Vina yang merasa terdesak terus mundur, hingga menyebabkan dia hampir jatuh dari ranjang. Tapi dengan sigap Rangga meraih tubuh Vina, menahannya agar tidak terjatuh. Sepeninggal Maya, sosok yang dari tadi mengawasinya melangkah mendekat ke arah Vina, dengan langkah pelan dan hati-hati. "Vin!" Mata Vina membelalak sempurna, demi melihat siapa yang datang. Laki-laki yang jadi sumber masalah itu sekarang ada dekatnya. Vina beringsut mundur, menghindari sosok yang saat ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya

Bab 52

Maya terkejut, mendapati laki-laki tak kenal duduk di dekat brangkar Vina. Dia menghentikan langkah, memperhatikan laki-laki itu dengan seksama, barang kali dia mengenal. Tapi nihil, dia sama sekali tak mengingat sosok menunggui Vina tersebut. Apa mungkin dia saudara Vina? Tapi kok tidak pernah lihat? Lalu dia tahu dari mana Vina dirawat di sini? Siapakah laki-laki ini? Punya hubungan apa dengan Vina? Apa dia punya maksud jahat? Maya menerka-nerka. Maya mengambil nafas, setelah berhasil menguasai diri, kemudian melanjutkan langkah mendekati sosok yang membelakanginya itu. "Hm! Maaf masnya ini siapa, ya?" Tanya Maya setelah berada di dekat brangkar. Sontak Rangga menoleh, dia nampak bernafas lega melihat siapa yang datang. Kemudian dia berdiri, mengulurkan tangan pada Maya. "Perkenalkan, saya Rangga. Sahabat Vina." Maya menyambut uluran tangan itu. "Sahabat?" Tanya Maya memastikan, disertai tatapan penuh selidik. Rasanya baru kali ini dia mendengar Vina punya sahabat laki-laki.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-07
Baca selengkapnya

Bab 53

"Apa jaminan yang Anda berikan, andai saya menerima tawaran anda?" Tanya Maya, setelah mereka sampai di taman klinik yang nampak sepi itu. Mereka kini berdiri saling berhadapan, Maya tak lagi menghindari tatapan elang milik Rangga. Dia sudah siap dengan segala resiko atas keputusan yang dia ambil. "Jadi, anda sudah menyerah?" Tanya Rangga dengan tatapan meremehkan. "Tergantung." Rangga menganggukan kepalanya beberapa kali. Bisa dia mengerti, kalau Maya tidak menyerah begitu saja. Ini bukan masalah sepele."Jaminannya, nama anda tidak akan terseret sama sekali, jika kemudian hari Vina melaporkan perbuatan Rangga pada polisi. Dan saya pastikan Vina mendapat pengobatan di tempat yang lebih baik sampai sembuh, dengan biaya dari saya. Bagaimana? Menarik bukan?" Maya nampak menghela nafas panjang. "Bagaimana dengan Abra? Dia pasti marah besar setelah tahu istrinya anda bawa pergi." Masalahnya tidak sesimpel ucapan Rangga. Suami mana yang tak marah, istrinya dibawa kabur orang? Apalagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

Bab 53

"Apa jaminan yang Anda berikan, andai saya menerima tawaran anda?" Tanya Maya, setelah mereka sampai di taman klinik yang nampak sepi itu. Mereka kini berdiri saling berhadapan, Maya tak lagi menghindari tatapan elang milik Rangga. Dia sudah siap dengan segala resiko atas keputusan yang dia ambil. "Jadi, anda sudah menyerah?" Tanya Rangga dengan tatapan meremehkan. "Tergantung." Rangga menganggukan kepalanya beberapa kali. Bisa dia mengerti, kalau Maya tidak menyerah begitu saja. Ini bukan masalah sepele."Jaminannya, nama anda tidak akan terseret sama sekali, jika kemudian hari Vina melaporkan perbuatan Rangga pada polisi. Dan saya pastikan Vina mendapat pengobatan di tempat yang lebih baik sampai sembuh, dengan biaya dari saya. Bagaimana? Menarik bukan?" Maya nampak menghela nafas panjang. "Bagaimana dengan Abra? Dia pasti marah besar setelah tahu istrinya anda bawa pergi." Masalahnya tidak sesimpel ucapan Rangga. Suami mana yang tak marah, istrinya dibawa kabur orang? Apalagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

Bab 54

Maya menatap nanar gedung berlantai tiga di depannya. Sudah lama sekali dia tidak pernah menginjakkan kaki di tempat ini, terakhir kali saat dia ke sini belasan tahun yang lalu. Saat mengambil tunjangan kematian untuk suaminya.Sudah seminggu ini Abra tidak pulang, juga tak memberi kabar. Susah dihubungi, bahkan saat dia menelfon ke kantornya Abra, tak ada jawaban yang memuaskan hati Maya. "Pak Abra ada meeting penting, Bu. Tidak bisa diganggu.""Pak Abra sedang di luar, Bu.""Ada pesan untuk Pak Abra? Nanti akan saya sampaikan, agar Pak Abra bisa menghubungi Ibu kalau ada waktu." Begitu jawaban sang sekretaris. Maya sudah titip pesan, dia pun sudah sabar menunggu telfon balik dari Abra. Tapi putra kesayangannya itu tak pernah menelponnya. Kini saatnya dia mendatangi kantor milik adik almarhum suaminya itu, berharap bisa bertemu Abra. Banyak pertanyaan yang kini memenuhi kepala Maya. Kemana saja Abra selama seminggu ini? Apa dia baik-baik saja setelah kejadian itu? Apa dia sudah di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

Bab 55

Maya menggeleng pelan, membuat Abra yang penasaran dengan keadaan istrinya itu, makin penasaran. Ketakutan kini menguasai hati Abra. Jangan-jangan .... Vina .... "Jawab, Ma! Vina kenapa?" Abra yang semula duduk itu, kini berdiri. Kedua tangannya bertopang pada meja. "Mama tidak tahu bagaimana keadaan Vina, Bra. Dia dibawa pergi .... " Tiba-tiba ragu menyergap hati Maya. Dia yang awalnya yakin memberi tahu tentang Vina, kini mulai goyah. Apakah tindakannya ini sudah benar? Dari ekspresi wajah Abra yang menampakkan kekhawatiran, dia tahu betul anaknya itu begitu mencintai Vina. Hanya cemburu berlebihan, yang membuatnya hilaf hingga menghajar Vina. Tapi apapun itu, Abra berhak tahu keadaan yang sebenarnya. Soal keputusan, Maya hanya bisa pasrah yang penting Abra pulang menyelesaikan semua masalah. Termasuk jika nanti ada panggilan dari pihak kepolisian, Abra harus datang. Maya hanya ingin kehidupannya kembali normal. Tak mungkin Abra dalam pelarian selamanya. "Ma! Kalau ngomong tolon
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab 56

"Kamu sudah siap, kan, Vin?" Vina yang tengah memasukkan pakaian ke dalam tas itu, mengangguk pelan. "Jangan sampai ada yang ketinggalan!" lanjut suara itu lagi. "Sudah semua, Mas. Nggak ada yang ketinggalan," jawab Vina lemah, seraya menarik resleting hingga tas besar itu tertutup sempurna. Setelah seminggu lebih menjalani rawat inap, akhirnya Vina diijinkan pulang. Kondisinya sudah membaik, luka di sekujur tubuhnya sudah pulih, bahkan beberapa diantaranya tak meninggalkan bekas sama sekali. "Kamu seperti nggak semangat begitu, kenapa?" Tanya Rangga lagi. Dia mendekat ke arah Vina yang tengah berdiri di samping ranjang. Laki-laki itu mengulurkan tangan, mengelus puncak kepala Vina, kemudian membawanya ke dalam dekapan. "Aku takut, Mas," lirih Vina. "Kenapa takut? Ada aku. Kamu aman! Abra tak akan bisa menyakitimu lagi." Rangga mengelus lembut punggung Vina dan mengecup puncak kepalanya. Sejak membawa Vina keluar dari klinik tempo hari, Rangga memperlakukan Vina seperti kekasih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya

Bab 57

Dua anak manusia itu masih mengumbar tawa, ketika ponsel Rangga meraung minta diangkat. "Sebentar, Vin. Aku angkat telfon dulu." Rangga merogoh saku celananya, mengambil benda pipih yang dari tadi berisik mengganggu momen romantisnya dengan Vina. Nampak nama ibunya terpampang di layar lima inch itu. "Iya, Bu. Gimana?" Wajah Rangga menegang seketika mendengar jawaban dari sambungan. "Oke. Rangga kesana sekarang!" Pungkas Rangga mengakhiri panggilan. Melihat wajah tegang Rangga, tak urung membuat Vina penasaran juga. "Ibu kenapa, Mas?" Bukannya menjawab, Rangga justru menghela nafas panjang. Dia menatap sendu wajah Vina, membuat wanita cantik itu semakin penasaran. "Mas! Ibu kenapa?" Vina mengulangi pertanyaannya. "Ibu nggak kenapa-napa, Vin. Hanya saja ada sedikit masalah di rumah." Kening Vina berkerut-kerut, mendapat jawaban ambigu dari Rangga, yang tak cukup memuaskan hati Vina. "Masalah apa?" Kejar Vina. Rangga bingung, tak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Vina, tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

Bab 58

"Masuk penjara? Dengan tuduhan apa? Membawa kabur istri orang? Ha .... ha .... kami lucu! Yang bakal membusuk di penjara itu, lo! Kamu lupa sudah membuat istri lo babak belur? Eh, salah. Calon mantan istri. Karena Vina sudah mengajukan gugatan cerai." Ucap Rangga sengaja memprovokasi Abra. Tanpa diduga, Abra melayangkan bogemnya pada Rangga. Dia tak sempat mengelak, karena tak menyangka akan mendapat serangan mendadak. Hingga kepalan tangan Abra itu sukses mendarat di wajah Rangga, hingga hidungnya mengeluarkan darah.Untung keadaan sepi, dan pukulan yang dilayangkan Abra tidak menimbulkan keributan. Sehingga ibu Rangga yang punya penyakit jantung lemah itu, tidak mengetahui kejadian ini. Bisa gawat kalau wanita sepuh itu tahu, putra sulungnya dianiaya. "Lo memang nggak bisa diajak ngomong baik-baik, ya?" Rangga berkata sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya, dengan lengan baju. "Gue nggak butuh bacotan, Lo. Kembalikan Vina! Habis perkara!" Sumbar Abra dengan pongahnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status