Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40

123

Partner Kondangan

“Akh ... maaf, Pak.” Ratih buru-buru berdiri sambil merapikan bajunya.Derryl juga bergegas berdiri seraya melakukan hal yang sama dengan Ratih. Ratih terus menunduk gara-gara tanpa sengaja mereka berciuman tadi. Sementara Derryl hanya diam sambil sesekali memainkan bibirnya.Pelan Ratih melirik ke arah Derryl dan melihat ada bekas lipstik tertinggal di bibir Derryl. Ratih kebingungan untuk memberi tahu, tapi kalau tidak diberitahu malah kasihan Derrylnya.“Eng ... Pak. Maaf ... ada bekas lipstik saya di bibir Bapak,” cicit Ratih dengan kepala yang menunduk.Derryl langsung tersenyum kemudian dengan jarinya mengusap bekas lipstik di bibirnya. “Iya, terima kasih.”Ratih hanya mengangguk kemudian tersenyum melihatnya. Mereka kembali melanjutkan perjalanan turun melalui tangga dan kini tidak ada pembicaraan seperti tadi. Mungkin Ratih ingin fokus supaya tidak terjatuh seperti tadi lagi.Selang beberapa saat m
last updateDernière mise à jour : 2023-10-08
Read More

Amarah Sang Mantan

“Ratih!! Terima kasih kamu datang juga akhirnya,” seru Yunita.Ia begitu senang saat mengetahui kehadiran Ratih. Kemudian mata Yunita melirik Derryl yang berdiri di sebelah Ratih.“Eng ... dia siapa?” tanya Yunita, “pacarmu?” Yunita bertanya sambil mencondongkan tubuhnya ke Ratih.Ratih sontak melotot dan menggeleng dengan cepat. “Enggak, bukan. Dia ---““Pak Derryl, terima kasih atas kehadirannya.” Tiba-tiba suami sekaligus bos Yunita menyahut sambil mengulurkan tangan ke Derryl. Derryl menyambutnya dengan senyum lebar.“Kok Mas kenal?” Kini Yunita yang bertanya ke suaminya.“Dia Pak Derryl, rekan bisnisku, Sayang,” urai mempelai pria.Yunita hanya manggut-manggut sambil menyambut uluran tangan Derryl. Namun, mata Yunita terus melirik ke arah Ratih seakan sedang menyimpan tanya yang banyak. Ratih tidak menghiraukannya dan bergegas turun dari pelaminan
last updateDernière mise à jour : 2023-10-09
Read More

Izin Mencium

“Kamu baik-baik saja?” tanya Derryl.Kata itu yang sedari tadi keluar berulang dari mulut Derryl seakan ingin memastikan kalau keadaan Ratih baik-baik saja. Ratih yang duduk di sebelah bangku kemudi hanya mengangguk sambil tersenyum menatap Derryl.“Iya, saya baik-baik saja, Pak. Terima kasih atas bantuannya.”Derryl tersenyum lega sambil menganggukkan kepala. “Syukurlah. Mungkin saranku kamu ceritakan hal ini ke Surya.”Ratih menghela napas panjang dan mengangguk. “Iya, Pak. Besok saya akan mengatakannya ke Pak Surya agar mempercepat prosesnya. Saya sudah lelah menghadapi Mas Wisnu.”Derryl hanya manggut-manggut. Mata kecilnya kini tampak fokus menatap lalu lintas yang mulai padat sementara jarinya terus mengetuk kemudi mengikuti lantunan musik yang keluar perlahan dari radio mobilnya.“Kamu tidak keberatan jika mampir ke suatu tempat sebentar,” tawar Derryl.Ratih menoleh d
last updateDernière mise à jour : 2023-10-09
Read More

Couple of Colour

“Minta izin menciummu,” desis Derryl lirih.Ia berkata sambil memiringkan kepala dan mendekatkan bibirnya ke bibir Ratih kemudian tanpa menunggu jawaban Ratih, langsung mengecup sudut bibir wanita berwajah manis itu. Merembet ke bagian tengah bibirnya dan melakukan pagutan demi pagutan. Ratih sontak terkejut, tapi anehnya untuk beberapa detik dia malah memejamkan mata menikmati sentuhan Derryl.Di detik berikutnya, bagai terkena serangan jantung. Ratih buru-buru mendorong tubuh Derryl dan mengurai kecupan mereka. Ratih sangat shock mendapat serangan tiba-tiba dari Derryl.“Maaf, Pak. Saya harus masuk,” ujar Ratih. Ia dengan cepat membalikkan badan dan langsung masuk ke dalam kabin apartemennya.Derryl hanya terdiam mematung di depan pintu sambil memagut bibirnya. Helaan napas panjang keluar spontan dari bibirnya dan tanpa sadar sebuah senyuman terukir manis di wajah Derryl. Selanjutnya pria tampan berwajah oriental itu sudah membal
last updateDernière mise à jour : 2023-10-10
Read More

Bukan Penolakan Juga Sanggahan

“Pak, Bu, kami istirahat dulu, ya!” ujar Sasi.Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 1 siang dan kali ini Sasi bersama salah satu SPG hendak makan siang lebih dulu.“Iya, silakan. Kalian duluan saja!” jawab Derryl.Ratih hanya diam sambil menganggukkan kepala.“Eng ... Pak Derryl dan Bu Ratih gak titip sesuatu?” tawar Sasi.“Enggak usah, nanti saya beli sendiri saja,” tolak Ratih.Sasi hanya manggut-manggut, kemudian sudah berjalan pergi bersama salah satu SPG tersebut meninggalkan stand bazar. Kini tinggal Derryl dan Ratih saja yang berada di stand. Untung saja pengunjung kali ini sedikit berkurang, sehingga mereka bisa sedikit berkemas dan merapikan beberapa barang.“Bu, ini stocknya masih ada, gak?” tanya Derryl sambil menunjuk salah satu produk unggulan mereka.Ratih menoleh dan memperhatikan stock yang sudah kosong di pajangan. “Kayaknya kemarin sudah diper
last updateDernière mise à jour : 2023-10-10
Read More

Bahan Ghibah

“Maaf, Pak, Bu tadi tempat makannya sedikit ramai dari biasanya. Jadi kami sedikit lama di sana,” ujar Sasi.Sasi dan seorang SPG itu datang dengan gelisah ke arah stand bazar. Sementara Ratih dan Derryl hanya mengangguk sambil tersenyum.“Iya, gak papa. Kalau sudah selesai, apa kami boleh pergi? Perutku juga sudah keroncongan dari tadi,” sahut Derryl.Sasi langsung tertawa dan bergegas mengangguk. Kemudian Derryl menoleh ke arah Ratih. Ratih menunduk pura-pura tidak melihat, lalu Sasi yang lebih dulu nyeletuk.“Bu Ratih gak makan sekalian?”Ratih mengangkat kepalanya dan langsung bersiroboh dengan mata kecil Derryl. CEO berondong itu tampak tersenyum ke arahnya kini.“Iya, aku juga mau makan, kok.” Akhirnya Ratih mengatakannya.“Kami pergi dulu, ya!” Derryl langsung menarik tangan Ratih untuk menjauhi stand bazar dan hal itu dilihat oleh Sasi. Sasi langsung tersenyum saat me
last updateDernière mise à jour : 2023-10-11
Read More

Kemalangan atau Keberuntungan

“Pak, tolongin ada kecoak di rambut saya,” cicit Ratih lirih.Derryl terdiam dan melihat ke bagian rambut Ratih kemudian mengibaskan makhluk kecil itu hingga menghilang.“Udah pergi,” ucap Derryl.Ratih mengangguk dan bergegas mengurai pelukannya, tapi kini kemalangan lain menantinya. Rambut ikalnya malah tersangkut kancing jas Derryl membuat dia tidak bisa bergerak. Derryl hanya diam mengamati dengan alis yang mengernyit. Sementara beberapa karyawan yang baru keluar dari toilet itu kembali berbisik-bisik.“Mampus, dah!! Akan ada gosip apa lagi besok pagi,” batin Ratih.“Kenapa, Bu? Rambutnya tersangkut?” Ratih tidak menjawab hanya mengangguk dengan lemas.Kemudian Derryl melihat ke arah karyawan yang berdiri bergerombol di depan toilet.“Kenapa kalian diam saja di sana? Tolong bantuin kami!! Ambil gunting atau apa, kek!” sentak Derryl marah.Sontak beberapa karyawan i
last updateDernière mise à jour : 2023-10-11
Read More

Sebuah Pernyataan

Lampu lift menyala berbarengan dengan adanya pergerakan. Sontak Ratih buru-buru mengurai pagutannya dan menjauh dari Derryl. Ia langsung menunduk dan tak berani menatap pria tampan yang sedang memperhatikannya kini.“Apa semuanya baik-baik saja?” tanya seorang petugas begitu pintu lift terbuka.“Iya, semuanya baik-baik saja, Pak. Apa kami bisa melanjutkan ke dua lantai berikutnya?” Derryl yang bersuara.Petugas lift itu mengangguk kemudian ikut masuk ke dalam lift bersama Ratih dan Derryl. Sepertinya petugas itu takut terjadi hal yang tidak diinginkan lagi. Lift terus meluncur ke lantai 9 dan tidak berhenti di lantai 7. Pintu terbuka dan Ratih bergegas turun usai berpamitan serta berterima kasih ke petugas tersebut. Sementara Derryl ikut mengekor di belakangnya.“Kenapa Pak Derryl ikut turun?” tanya Ratih.“Bukankah saya tadi sudah bilang tidak akan ninggalin Bu Ratih.”Ratih terdiam, menelan s
last updateDernière mise à jour : 2023-10-12
Read More

Cemburu Berbalas Rindu

“Bego!! Bego!!” umpat Ratih.Berulang ia memukul bibirnya dengan kesal. Gara-gara kejadian beberapa menit yang ia lalui dengan Derryl membuat Ratih terus memaki dirinya.“Akh ... kok bisa aku diem saja saat dia menciumku. Ini gimana ceritanya, aku tolak, tapi semua tubuhku malah menerimanya. Akhrgg ... .”Ratih menghempaskan tubuhnya ke atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Sudah setengah jam yang lalu Derryl berpamitan dan Ratih sangat canggung saat mengantarnya ke pintu. Kemudian sekarang Ratih malah kelimpungan sendiri.“Besok aku harus gimana? Mana mungkin aku bisa bersikap biasa padanya. Duh!!”Ratih masih merutuki dirinya saat ponselnya berbunyi nyaring. Ada nama Mawar di sana.“Tumben, Mawar malam-malam begini nelepon aku. Ada apa?”Ratih bergegas mengangkat dan menjawab panggilan Mawar. “Iya, ada apa, Mawar?”Terdengar tawa renyah di seberang sana d
last updateDernière mise à jour : 2023-10-12
Read More

Bukan Modus, Pak Derryl

“Ryl, ayo! Buruan!” seru Priska.Belum sempat Ratih menjawab ucapan Derryl, serta merta kepala Priska kembali nongol di balik pintu sambil berseru. Derryl menoleh ke arah Priska sambil tersenyum.“Iya. Saya duluan, Bu Ratih!” Derryl berpamitan dan pergi begitu saja meninggalkan Ratih seorang diri.Ratih masih bergeming di tempatnya. Ia masih shock dengan kata-kata yang baru diucapkan Derryl. Apa benar ia mendengar langsung dari mulut Derryl. Atau itu hanya suara angin yang berdesir di telinganya. Ratih buru-buru menggelengkan kepala.“Gak. Aku pasti salah denger, deh.” Akhirnya Ratih memutuskan pergi dan melupakan semua yang baru saja dikatakan Derryl.Ia berjalan cepat menuju ruangannya. Banyak kerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat hari ini. Ratih yakin hari ini dia pasti sangat sibuk dan tak mau diganggu gugat meskipun itu Derryl. Namun, pada kenyataannya pukul 12 siang, Ratih terpaksa keluar kantor. Ia
last updateDernière mise à jour : 2023-10-13
Read More
Dernier
123456
...
13
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status