All Chapters of Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy: Chapter 81 - Chapter 90

102 Chapters

81. Cumbuan yang memabukkan

Mendengar Oliver menyebut dirinya ayah dari bayi yang ia kandung membuat Lucia terpaku seketika. Lucia bimbang apakah harus menuruti kemauan pria itu atau tidak, sehingga ia pun memilih untuk mengakhiri panggilan telepon. "Aku mohon, makanlah walau sedikit, Miss. Tuan begitu mengkhawatirkanmu dan bayimu." Pinta Helena dengan raut memohon. Lucia melirik ke arah baki berisi makanan yang mulai mendingin. Aroma susu strawberry yang terhirup oleh hidungnya membuat perut laparnya berbunyi. Seketika wajah gadis itu memerah karena malu.Helena mengulum senyum dan mengambilkan segelas susu khusus ibu hamil yang dia buatkan. "Minumlah, miss. Tuan membelikan susu ibu hamil dengan kualitas terbaik." Gadis pelayan itu menyodorkan susu di hadapan Lucia.Untuk sesaat Lucia tampak menimbang.Akankah dia mengambil makanan pemberian Kent? Namun membiarkan perut laparnya terlalu lama sama saja menyiksa janinnya. Tanpa mempedulikan ucapan Helena, gadis itu pun mereguk susu hingga setengah gelas. Rasa
Read more

82. Kau hanya perlu percaya bahwa aku sangat mencintaimu

Ketika hati masih terikat pada kenangan masa lalu, seringkali membuat seseorang mudah terpedaya oleh orang yang sama, meski seseorang itu telah menyisahkan luka mengangga di dalam hati. Namun, jangan biarkan kesalahan yang sama terulang. Jadilah bijak, belajar dari pengalaman, dan percayalah bahwa cinta sejati tidak akan membuatmu terjebak dalam ilusi yang palsu.Gadis itu memutuskan untuk memulai hidup baru dan berjanji untuk tidak lagi terjerat dengan pria brengsek yang kini berada di atas tubuhnya tanpa menindih. Tetapi sekeras apa pun logikanya menolak, hatinya tetap berhianat.Lucia terbaring lemas saat kedua tangan Kent menari memainkan pucuk gundukan kembar miliknya. Si kembar miliknya semakin besar dan padat di usia kehamilan 17 minggu, hal itu tentu saja tidak terlepas dari perhatian Kent. Kedua mata pria itu menatap hangat wajah Lucia sembari terus memberikan sentuhan kenikmatan."Aku tidak pernah melupakanmu. Bahkan saat kau pergi, aku terus mencarimu berulang kali di temp
Read more

83. Dia tumbuh sehat di dalam rahimmu

Pasangan itu melihat pada layar monitor USG saat dokter mulai menempelkan trenducer pada perut bawah Lucia. "Apakah ini cucu pertama, Anda, tuan?" Tanya dokter memulai pembicaraan, yang berhasil mengundang kernyitan dalam di dahi Kent. Kent berdeham sembari menata ekspresi. Dia tidak ingin tersulut amarah karena ketidaktahuan dokter di hadapan, lalu berkata, "Ralat ucapanmu, janin yang sedang kau periksa adalah anakku." Jawab Kent dengan suara dingin yang seketika membuat dokter laki-laki tersebut terbatuk. Apa yang sebenarnya terjadi antara pasangan berbeda usia itu? Jika dilihat dari segi fisik, sang gadis masih sangat belia, sedangkan pria itu tampak seperti pria kepala empat. Apakah gadis yang saat ini dia periksa adalah korban pencabulan dari pria yang terus melempar tatapan dingin padanya, lantas pihak keluarga gadis itu menuntut pertanggungjawaban?Batin dokter laki-laki itu terus bertanya. "Maaf, Tuan. Maafkan saya." Dokter itu berdeham dan segera memperbaiki ekspresi wajah
Read more

84. Pikirkan nasib bayi dalam kandunganku!

Dengan penuh perhatian Kent membukakan pintu mobil untuk Lucia saat keduanya tiba di parkiran apartemen. Pemandangan tak biasa membuat Kent kembali bertanya-tanya. Lucia tampak gelisah dan berkali-kali menggigit bibir bagian bawahnya. Pria itu memilih untuk mengabaikannya terlebih dahulu. Namun setelah beberapa saat gadis itu masih saja nampak gelisah, Kent pun akhirnya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi."Katakan jika memang ada yang mengganggu pikiranmu, Lucia." Ucap Kent saat keduanya memasuki lift yang akan membawa mereka menuju lantai tempat mereka tinggal. Seketika rona merah menjalar di pipi hingga cuping telinga Lucia. Dia tidak mungkin mengakui bahwa dia sangat menginginkan 'itu' saat ini. Sentuhan Kent terus terngiang-ngiang di kepalanya dan membuatnya hampir gila!"Ah, bukan apa-apa, Kent." Sekeluarnya mereka dari lift Lucia menggandeng tangan Kent dan berjalan mendahului. Kent yang sama sekali tidak menaruh curgia berpikir jika gadis itu hanya ingin segera beristir
Read more

85. Memperkuat ikatan yang telah terjalin

Ketika kita terlena dalam buaian cinta, terkadang kita terpaksa memendam keinginan untuk kejelasan hubungan. Namun, dalam keheningan hati, kita belajar menghargai kesabaran dan kebijaksanaan. Terlepas dari godaan untuk menyerah pada keinginan pribadi, kita mengutamakan kebahagiaan bersama dan memilih untuk memperkuat ikatan yang telah terjalin. Dalam kesabaran dan pengorbanan, kita menemukan kekuatan sejati yang menghubungkan kita dengan cinta yang tak tergoyahkan.Kent menghapus air mata yang berjatuhan dari kedua kelopak mata Lucia dengan ibu jarinya. "Sama sepertimu, aku juga ingin mengumumkan kepada dunia bahwa kau wanitaku, Lucia." Kent mengecup pucuk kepala gadis itu cukup lama. "Aku mohon, jangan menangis. Hatiku terasa tersayat untuk setiap bulir air matamu yang tumpah." Kent mendongakkan wajah Lucia untuk mengunci tatapan keduannya. "Sudahi kesedihan hari ini, marilah kita perkuat ikatan yang telah terjalin, Lucia." Sebuah kecupan Kent daratkan di bibir mungil gadis itu. "M
Read more

86. Satu-satunya wanita di hidup Tuan Oliver

Rapat direksi berjalan dengan sangat tenang. Raut kebahagiaan yang terpancar dari dalam diri Kent seakan menyebar ke seluruh ruangan, sehingga banyak wajah tersenyum tenang tanpa adanya bayang ketakutan dari semua anggota rapat meski tiga di antara mereka terlambat datang pagi itu.Hal itu semakin membuat Eryk bertanya-tanya. Sihir apa yang bisa melunakkan sang ayah dengan sikap tegas dan dinginnya terhadap para pekerja yang berbuat kesalahan? Itu sama sekali bukan Oliver Kent yang Eryk kenal. Eryk berjalan mengikuti Kent begitu rapat usai. Dia ingin mendapat sinyal untuk menemukan jabawan atas kecurigaanya. Ponsel dari dalam saku Kent berdering, pria paruh baya itu pun tampak memeriksa ID si pemanggil, sebelum akhirnya masuk ke dalam ruang kerjanya. Hal itu membuat Eryk meningkatkan atensinya. Pria itu pun menguntit dan menempelkan telinga pada pintu ruang kerja Kent yang sedikit terbuka. Senyum terkembang sempurna di wajah yang mulai dihiasi gurat halus, tanpa sedikit pun mengura
Read more

87. Permintaan Maaf Ruth Gracewell

Seperti bintang-bintang yang bersinar di langit malam, cinta akan tetap berpijar meski jarak memisahkan. Dalam setiap detik yang berlalu, kuatnya ikatan akan semakin teruji. Kita belajar untuk memahami arti kesabaran, kepercayaan, dan pengorbanan. Karena pada akhirnya, cinta yang tulus akan menemukan jalan, dan setiap kabar yang datang akan menjadi hujan yang menyirami kebun harapan. Jadi, biarkan kegelisahan menjadi pelajaran tentang kekuatan cinta dan memperkuat ikatan kita dalam menunggu.Hujan lebat mengguyur Ottawa malam itu. Jarum jam di dinding menunjukan pukul sebelas malam, namun Lucia masih terjaga. Matanya enggan terpejam. Kent yang tak kunjung memberinya kabar membuatnya gelisah seharian. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat cokelat panas untuk menemaninya malam itu, bertepatan dengan Helena yang baru saja selesai memanggang semua adonan roti. "Apa yang anda lakukan malam-malam begini, Miss?" Tanya Helena sembari melepas apron. Gadis itu membersihkan waja
Read more

88. Ketakutan Lucia

Dering ponsel mengusik Lucia yang sudah terlelap. Gadis itu merasa terganggu. Dengan malas dia meraih benda pipih yang berada di atas nakas untuk melihat ID caller yang membuat ponselnya terus berdering. Sayup-sayup penglihatannya mulai menjernih, dan dengan nada suara malas gadis itu menyapa penelepon di seberang sambungan. "Kau masih mengingatku rupanya." sarkas Lucia dengan suara parau. Rasa kantuk masih menggelayuti kedua matanya. "Mengapa kau berkata seperti itu, Baby? Aku benar-benar sibuk dengan pekerjaanku." ucap Kent yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk. Mendengar pria di seberang sambungan berkata bahwa dia sibuk sebagai alasannya tidak menghubungi Lucia, seketika mata gadis itu melempar delik tajam pada dinding, seolah saat itu lawan bicaranya ada disana. "Simpan alasanmu, aku sama sekali tidak mau tahu." gadis itu meremas ponsel, dia ingin melempar benda itu untuk melampiaskan kekesalannya, tetapi di satu sisi dia ingin mendengar pria di sebera
Read more

89. Bahaya yang mengintai

Lucia baru saja selesai dengan sarapannya dan mendorong piring kotor sedikit menjauh dari hadapan. Sadar bahwa Lucia tidak akan mengisi piringnya untuk menambah porsi sarapan, Helena pun mengambil piring kotor di depan Lucia untuk dia cuci di washtafel.Lucia melarikan jemari pada perutnya yang semakin membuncit. Janin dalam kandungannya bergerak aktif setelah gadis itu menghabiskan makanannya, sebagai respons yang normal untuk janin usia 21 minggu setelah mendapat nutrisi dari ibunya."Ahahahha," tawa Lucia mengundang perhatian Helena untuk melihat ke arahnya. "Apa yang kau tertawakan, Miss?" alis gedis pelayan itu bertaut. Mereka hanya berdua di sana, dan tanpa Helena ketahui sebabnya, Lucia tiba-tiba tertawa. "Dia menendang perutku, dan aku merasa sangat bahagia sekali." jawab Lucia riang yang berbalas senyuman dari Helena. "Syukurlah, Miss. Dia pasti tumbuh dengan sangat sehat. Apakah jenis kelaminnya sudah diketahui?" Helena mengelap tangannya yang basah sembari sesekali melih
Read more

90. Hal yang tidak diinginkan benar-benar terjadi

Eryk yang sedang menghabiskan waktu istirahat makan siangnya seketika tertuju pada ponsel yang baru saja mengeluarkan bunyi notifikasi. Alis pria itu mengerut saat melihat siapa pengirim pesan. "Max?" gumannya saat mengingat akhir-akhir ini dia jarang berkumpul dengan dua sahabatnya. "Pasti dia berencana mengajakku pergi ke club malam ini." Eryk menghentikan aktifitas menyunyah lalu berdeceh. Dia sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini. Jika benar dugaannya; Max mengirim pesan untuk mengajaknya pergi ke club, sungguh, saat ini bukan saat yang tepat untuk itu. Dengan malas pria itu membuka pesan di ponsel.Emilio Max: sand picture. Emilio Max: Sexy mommy ...Karena penasaran, dia pun segera membuka foto yang Max kirimkan. Bibir Eryk ternganga saat melihat foto yang Max kirim menampilkan Lucia dengan perubahan bentuk tubuh yang terlihat berisi karena proses kehamilan. Eryk tidak menyangka bahwa Lucia memilih untuk mempertahankan kehamilannya. Itu berarti, segala kalimat persuas
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status