All Chapters of Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy: Chapter 61 - Chapter 70

102 Chapters

61. Demi Janin yang berada dalam kandungan

"Jangan menatapnya seperti itu, dia bisa mual hanya karena kau berlama-lama menatapnya!" pekik Ruth sebari melambaikan telapak tangannya di depan wajah Danzel untuk membawa kesadaran pria itu kembali. "Ma-maaf," pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menutupi kegugupan. Entah mengapa ada sebuah perasaan unik yang merambat di dada Danzel saat itu. Danzel berdeham beberapa kali sebelum menyapa Lucia yang saat itu masih mengulas senyum menyapa. "Jadi kau yang akan bekerja di sini?" "Benar. Ruth berkata jika perkebunan anggur milik keluargamu membutuhkan pekerja tambahan." jawab Lucia yang sama sekali tidak menyadari kekaguman yang bermain di mata sebiru samudera Danzel. Pria itu mencuri lihat dari ujung kepala hingga ujung kaki Lucia yang tiada cela. Danzel menyayangkan jika kulit semulus porselin gadis itu akan terpapar matahari saat bekerja di perkebunan milik keluarganya. Saat tanpa sengaja tatapan keduanya bertemu, Danzel segera mengedarkan pandangnya ke segala ar
Read more

62. Seperti rumah tak berpenghuni

“Siapa gadis yang datang bersama Tuan muda?” tanya seorang Perempuan berusia 58 tahun kepada rekan kerjanya. Mendengar pertanyaan yang baru saja terlontar dari bibir rekan kerjanya, Ariana pun menolehkan kepala mengikuti ke arah Marie menoleh. “Entahlah. Siang tadi aku melihat gadis itu datang bersama Gorge menuju ruangan Tuan Albert.”Sesaat perempuan bernama Ariana tesebut tampak berpikir. Mungkinkah gadis muda yang datang bersama Danzel ke mess karyawan itu adalah pekerja baru? Namun dengan wajahnya yang sempurna dan layak menjadi super model, mungkinkah gadis itu akan bekerja di kebun anggur seperti dirinya?“Bisa saja gadis itu adalah pacar dari tuan muda. Lihatlah, keduanya tampak serasi.” Marie menatap dua manusia yang menjadi objek pembicaraan mereka berdua saat itu. Ariana menganggukan kepala, menurutnya spekulasi Marie tentang dua orang itu bisa saja benar. “Kau benar, Marie. Mereka tampak serasi. Gadis itu memang pantas menjadi kekasih tuan Danzel.” Muda dan kaya, seoran
Read more

63. Sikap Danzel yang berlebihan

Lucia beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja barunya dengan sangat cepat kendati dialah pekerja termuda dari semua pekerja kebun yang mengabdi pada di Austin Wine Company. Bekerja di Perkebunan anggur bisa dikatakan terlalu melelahkan. Para pekerja harus memberi perhatian penuh kepada tanaman anggur seolah merawat anak kandung mereka sendiri musim demi musim, memberi perhatian penuh atas tahap pertumbuhan tanaman anggur beserta serangkaian aktivitas untuk memastikan buah yang mereka hasilkan berkualitas.Saat itu musim panen telah tiba. Sama seperti yang dilakukan para pekerja di saat musim panen, pagi menjelang siang Lucia sedang memetik buah anggur secara manual menggunakan gunting. Setiap pergerakan gadis itu tidak lepas dari perhatian Danzel yang hari itu sengaja menggantikan tugas Billy selaku mandor panen di Austin Wine Company. Hal tersebut ia lakukan agar bisa melihat Lucia dalam waktu lama. “Kenapa tuan memilih berdiri di sini? Bukankah menjadi tugas Billy untuk mengawa
Read more

64. Cinderela di gerbang perkebunan

Semenjak kejadian beberapa hari lalu, Lucia kerap kali menatap ke segala arah dengan antisipasi saat bekerja. Ada sosok yang ingin dia hindari, seorang pria yang membuat dadanya berdesir setiap kali menatap sosok tersebut.Pasangan bukanlah prioritasnya saat ini, fokusnya bekerja di Prince Edward adalah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan sang buah hati kelak.Lucia mendengus lelah karena sampai pekerjaan usai pria yang ingin dia hindari tak kunjang menampakkan diri. Otak gadis itu memeintahkan untuk menghindari Danzel, namun hati kecilnya yang justru mengatakan sebaliknya; dia ingin kembali bertemu atau setidaknya berpapasan dangan Danzel walau hanya satu kali dalam sehari. “Kenapa tuan Danzel tidak terlihat sama sekali hari ini?” tanya Lucia pada dua wanita yang jalan bersamannya setelah berdeham.Mendengar pertanyaan gadis muda itu, Marie menyiku lengan Ariana sembari bermain mata seakan berkata;’Kau dengar itu?’Ariana yang paham dengan isyarat mata sahabatnya me
Read more

65. Pria kurang ajar!

Semua mata tertuju pada pasangan yang baru saja tiba. Sontak semua orang yang sedang menikmati euforia pesta ulang tahun mewah Baron Demario memberikan akses jalan agar tidak mengganggu perjalanan pasangan itu tiba di panggung. Waktu seakan terhenti saat itu. Semua mata terpana, para pria muda di sana seakan lupa dengan pasangan dansa masing-masing. Gadis bergaun merah muda itu tampak begitu anggun. Pria yang mendampinginya pun terlihat sangat menawan dengan jas slimfit yang membalut tubuh kekarnya. "Kau lihat disana, Daren?" ucap Baron saat keriangan yang terdengar tiba-tiba berganti dengan bisikan yang saling bersahutan. Semua tubuh berhenti mengikuti alunan musik yang memanjakan telinga. Semua mulut saling berbisik kagum tentang pasangan serasi yang berjalan menuju panggung ulang tahun."Ya, aku melihatnya." Daren yang turut menyaksikan pemandangan langka tersebut mengangguk. "Cubit aku, aku pasti bermimpi," gumam Baron tanpa sadar yang langsung direspon dengan cubitan oleh Dar
Read more

66. Lucia hamil anakmu, Tuan!

"Apakah kau sudah menemukan gadis itu?" Robin menyugar rambutnya dengan frustasi saat dia kembali mendapat pertanyaan yang sama. Atasannya menyuruhnya mencari keberadaan seorang gadis asing hanya berbekal sebuah foto. Tugas ini cukup sulit mengingat remaja adalah mahluk yang aktif dengan banyak aktifitas bebas mereka. "Untuk saat ini belum, Boss. Aku sedang mengusahakannya." jawab Robin disertai helaan nafas lelah. Pria di seberang sambungan langsung memutus percakapan saat itu juga, nyaris suara telepon dimatikan tersebut membuat telingannya berdengung. Mencari seorang gadis bernama Giovanni Ruth Gracewell bukanlah hal yang mudah. Hari itu adalah hari ke enam Robin berdiri mengawasi lalu lalang mahasiswa di gerbang universitas terbesar di Toronto yang bossnya yakini sebagai tempat gadis itu menimba ilmu. Robin menghela nafas lelah sembari memasukan kembali foto gadis yang membuatnya pusing bukan kepalang selama beberapa hari ini. Siang itu Robin hilang kesabaran, dia ingin mengak
Read more

67. Cinta datang terlambat

Lucia kembali ke kamar begitu pekerjaan usai. Tidak seperti biasanya, gadis itu kembali ke kamar lebih dulu dari teman-temannya. Dia merasa mudah sekali lelah akhir-akhir ini, dan dia tahu pasti kehamilannyalah yang membuatnya mudah merasa lelah. "Hah, akhirnya sampai." Lucia mengusap peluh yang membasahi dahi begitu tiba di depan kamarnya. Jarak dari perkebunan ke kamar mess tiba-tiba saja terasa semakin jauh. Saat hendak menyentuh knop pintu, gadis itu mendapati sebuah bingkisan tergantung pada benda tersebut. Lucia pun mengernyit seraya menoleh ke sekitar, namun dia tidak mendapati seorang pun di sana. Ragu-ragu Lucia mengambil bingkisan tersebut sembari memasuki kamar dengan waspada. Gadis itu mengunci pintu dan segera membuka bingkisan yang dia temukan sore itu. Kernyitan di dahinya semakin dalam saat mendapati sebuah kotak berbentuk hati ada dalam bingkisan tersebut. Lucia segera membuka kotak berbentuk hati itu dan mendapati cokelat-cokelat kecil berbentuk hati di dalamnya
Read more

68. Tolong rahasiakan kehamilanku, Dokter

Ariana dan Marie menatap Lucia penuh tanya saat gadis itu menutup kotak makannya, sedang mereka tahu bahwa gadis itu baru makan setengah dari bekal sandwich yang dia bawa untuk makan siang. "Kenapa kau tidak menghabiskan bekal makan siangmu?" tanya Ariana di sela aktifitas mengisi perut. "Aku sudah kenyang." jawab Lucia sekenanya, lalu mereguk minuman dari botol yang baru saja dia ambil dari lunch bag. Marie menanggapi jawaban Lucia dengan gelengan penuh protes. "Aku sudah berkali-kali mendapatimu tidak menghabiskan bekal yang kau bawa, Lucia, habiskanlah. Kau butuh banyak energi untuk kembali bekerja," panik Marie yang menyadari wajah gadis itu pucat, namun memaksa untuk tetap bekerja. "Entah mengapa aku kehilangan selera makan akhir-akhir ini." Lucia mengemasi semua peralatan makannya ke dalam lunch bag kembali. "Tapi Lucia," Marie hendak kembali membujuk gadis itu agar menghabiskan makanannya dan menyatakan kekhawatirannya terhadap wajah pucat Lucia, tetapi gadis itu cukup ker
Read more

69. A real dating relationship, not an affair!

Danzel berulang kali melihat jam di tangan saat sarapan bersama kedua orang tuanya. Dia sudah berencana untuk menemui Lucia pagi itu sebelum jam kerja perkebunan dimulai. "Kenapa kau tidak menambahkan lagi daging di piringmu, Sayang?" tanya Clarie saat mendapati porsi makan Danzel yang sedikit berkurang. Danzel kedapatan mengerling pada jam di tangan saat berbicara dengan ibunya. Clarie mengernyit, lalu menoleh pada jam dinding. Waktu baru menunjukan pukul 07.30 a.m, jam kuliah Danzel baru dimulai pada pukul 9.30. Clarie pun menaruh curiga dengan gesture Danzel yang sedikit mencurigakan."Apakah kelas dimulai lebih awal, Danzel?" pertanyaan Clarie membuat Danzel tersadar."Ah, tidak, Ibu." Danzel terlihat salah tingkah saat itu. Tiba-tiba saja pria muda itu meraih sendok lauk dan memasukan daging ke dalam piringnya. Pria itu kembali mengunyah daging yang baru saja dia ambil seperti orang kelaparan. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari perhatian Clarie dan Albert. Saat sepasang sua
Read more

70. Jauhi Gadis miskin itu!

Lucia sudah berada di kebun untuk bekerja, tetapi pikirannya masih berada di kamar, tepatnya dua jam yang lalu, dimana putra semata wayang pemilik kebun tempatnya bekerja menawarinya untuk dijadikan kekasih. Ingatan akan wajah serius dan pancaran mata Danzel yang teduh membuat Lucia tersipu. Memangnya gadis mana yang bisa mengelak ketampanan Danzel Austin? Mungkin Lucia adalah gadis yang beruntung di dunia ini. Tetapi jika dia menerima pernyataan cinta Danzel, bagaimana respon pria itu saat mengetahui bahwa dia sedang mengandung janin? "Hentikan, Lucia! Pohon itu bisa mati jika kelebihan nutrisi!" tegur Billy yang saat itu melintas. Seketika Lucia terperanjat dan baru menyadari bahwa pupuk yang dia tuang berlebihan. "Maafkan aku." jawab gadis itu sembari menarik nafas panjang untuk mengembalikan fokusnya. "Kau terlalu banyak melamun hari ini. Apa kondosi tubuhmu masih belum setabil?" tanya Billy memastikan, mengingat sehari yang lalu gadis itu sempat pingsan dan dilarikan ke klin
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status