Beranda / Pernikahan / Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy / 86. Satu-satunya wanita di hidup Tuan Oliver

Share

86. Satu-satunya wanita di hidup Tuan Oliver

Penulis: Yeny Yuliana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Rapat direksi berjalan dengan sangat tenang. Raut kebahagiaan yang terpancar dari dalam diri Kent seakan menyebar ke seluruh ruangan, sehingga banyak wajah tersenyum tenang tanpa adanya bayang ketakutan dari semua anggota rapat meski tiga di antara mereka terlambat datang pagi itu.

Hal itu semakin membuat Eryk bertanya-tanya. Sihir apa yang bisa melunakkan sang ayah dengan sikap tegas dan dinginnya terhadap para pekerja yang berbuat kesalahan? Itu sama sekali bukan Oliver Kent yang Eryk kenal.

Eryk berjalan mengikuti Kent begitu rapat usai. Dia ingin mendapat sinyal untuk menemukan jabawan atas kecurigaanya.

Ponsel dari dalam saku Kent berdering, pria paruh baya itu pun tampak memeriksa ID si pemanggil, sebelum akhirnya masuk ke dalam ruang kerjanya.

Hal itu membuat Eryk meningkatkan atensinya. Pria itu pun menguntit dan menempelkan telinga pada pintu ruang kerja Kent yang sedikit terbuka.

Senyum terkembang sempurna di wajah yang mulai dihiasi gurat halus, tanpa sedikit pun mengura
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   87. Permintaan Maaf Ruth Gracewell

    Seperti bintang-bintang yang bersinar di langit malam, cinta akan tetap berpijar meski jarak memisahkan. Dalam setiap detik yang berlalu, kuatnya ikatan akan semakin teruji. Kita belajar untuk memahami arti kesabaran, kepercayaan, dan pengorbanan. Karena pada akhirnya, cinta yang tulus akan menemukan jalan, dan setiap kabar yang datang akan menjadi hujan yang menyirami kebun harapan. Jadi, biarkan kegelisahan menjadi pelajaran tentang kekuatan cinta dan memperkuat ikatan kita dalam menunggu.Hujan lebat mengguyur Ottawa malam itu. Jarum jam di dinding menunjukan pukul sebelas malam, namun Lucia masih terjaga. Matanya enggan terpejam. Kent yang tak kunjung memberinya kabar membuatnya gelisah seharian. Gadis itu memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat cokelat panas untuk menemaninya malam itu, bertepatan dengan Helena yang baru saja selesai memanggang semua adonan roti. "Apa yang anda lakukan malam-malam begini, Miss?" Tanya Helena sembari melepas apron. Gadis itu membersihkan waja

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   88. Ketakutan Lucia

    Dering ponsel mengusik Lucia yang sudah terlelap. Gadis itu merasa terganggu. Dengan malas dia meraih benda pipih yang berada di atas nakas untuk melihat ID caller yang membuat ponselnya terus berdering. Sayup-sayup penglihatannya mulai menjernih, dan dengan nada suara malas gadis itu menyapa penelepon di seberang sambungan. "Kau masih mengingatku rupanya." sarkas Lucia dengan suara parau. Rasa kantuk masih menggelayuti kedua matanya. "Mengapa kau berkata seperti itu, Baby? Aku benar-benar sibuk dengan pekerjaanku." ucap Kent yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk. Mendengar pria di seberang sambungan berkata bahwa dia sibuk sebagai alasannya tidak menghubungi Lucia, seketika mata gadis itu melempar delik tajam pada dinding, seolah saat itu lawan bicaranya ada disana. "Simpan alasanmu, aku sama sekali tidak mau tahu." gadis itu meremas ponsel, dia ingin melempar benda itu untuk melampiaskan kekesalannya, tetapi di satu sisi dia ingin mendengar pria di sebera

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   89. Bahaya yang mengintai

    Lucia baru saja selesai dengan sarapannya dan mendorong piring kotor sedikit menjauh dari hadapan. Sadar bahwa Lucia tidak akan mengisi piringnya untuk menambah porsi sarapan, Helena pun mengambil piring kotor di depan Lucia untuk dia cuci di washtafel.Lucia melarikan jemari pada perutnya yang semakin membuncit. Janin dalam kandungannya bergerak aktif setelah gadis itu menghabiskan makanannya, sebagai respons yang normal untuk janin usia 21 minggu setelah mendapat nutrisi dari ibunya."Ahahahha," tawa Lucia mengundang perhatian Helena untuk melihat ke arahnya. "Apa yang kau tertawakan, Miss?" alis gedis pelayan itu bertaut. Mereka hanya berdua di sana, dan tanpa Helena ketahui sebabnya, Lucia tiba-tiba tertawa. "Dia menendang perutku, dan aku merasa sangat bahagia sekali." jawab Lucia riang yang berbalas senyuman dari Helena. "Syukurlah, Miss. Dia pasti tumbuh dengan sangat sehat. Apakah jenis kelaminnya sudah diketahui?" Helena mengelap tangannya yang basah sembari sesekali melih

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   90. Hal yang tidak diinginkan benar-benar terjadi

    Eryk yang sedang menghabiskan waktu istirahat makan siangnya seketika tertuju pada ponsel yang baru saja mengeluarkan bunyi notifikasi. Alis pria itu mengerut saat melihat siapa pengirim pesan. "Max?" gumannya saat mengingat akhir-akhir ini dia jarang berkumpul dengan dua sahabatnya. "Pasti dia berencana mengajakku pergi ke club malam ini." Eryk menghentikan aktifitas menyunyah lalu berdeceh. Dia sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini. Jika benar dugaannya; Max mengirim pesan untuk mengajaknya pergi ke club, sungguh, saat ini bukan saat yang tepat untuk itu. Dengan malas pria itu membuka pesan di ponsel.Emilio Max: sand picture. Emilio Max: Sexy mommy ...Karena penasaran, dia pun segera membuka foto yang Max kirimkan. Bibir Eryk ternganga saat melihat foto yang Max kirim menampilkan Lucia dengan perubahan bentuk tubuh yang terlihat berisi karena proses kehamilan. Eryk tidak menyangka bahwa Lucia memilih untuk mempertahankan kehamilannya. Itu berarti, segala kalimat persuas

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   91. Di luar terlalu berbahaya untukmu

    Setelah berhasil melarikan diri dari kerumunan pengunjung mall, Arvie dan Max segera melajukan mobilnya menjauh dari area tadi. "Sial, aku tidak tega melihat gadis tak berdosa itu meringis kesakitan. Kalau saja dari awal aku menolak ajakanmu." Sesal Arvie sembari tetap fokus mengemudi. "Sudahlah, bukan saatnya saling menyalahkan. Aku akan menghubungi Eryk terkait hal ini." Max segera mencari nomor Eryk pada daftar kontak dan langsung menekan simbol telepon berwarna hijau begitu nomor yang dia cari ketemu. Pada dering pertama Eryk langsung mengangkat teleponnya, dia yakin jika sahabatnya itu tak sabar menunggu kabar dari mereka. "Bagaimana? Apakah kalian berhasil membawanya?" Eryk langsung menyodorkan pertanyaan begitu mengangkat telepon. Hal itu membuat Max menarik nafas berat. Mendengar suara tarikan nafas berat Max, Eryk tahu bahwa hal yang tidak menyenangkan sedang terjadi. "Maafkan kami. Lucia terjatuh saat kami mengejarnya." ucap Max dengan helaan nafas lelah. "Dia terjatu

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   92. Aku tidak sudi berurusan dengannya lagi

    Dering ponsel menarik perhatian Kent dan Lucia yang sedang bemesraan di atas ranjang. Kent meraih benda pipih tersebut, namun memilih untuk mengabaikannya setelah melihat ID caller di layar ponsel."Kenapa tidak kau angkat?" Alis Lucia bertaut saat melihat sekelibat kegelisahaan bermain di balik wajah Oliver, dan pria itu memilih untuk mengabaikan penggilan telepon tersebut."Dari Eryk. Dia pasti menanyakan keberadaanku saat ini." Lucia mendesah. Dia mulai resah. Bayangan tentang Eryk dan para sahabatnya menyisahkan trauma mendalam bagi gadis itu. Dia takut berjauhan dari Oliver, sebab dia tahu, kejadian serupa tadi siang bisa saja terulang."Karena saat aku mengklarifikasi pada media, aku juga berjanji padanya untuk tidak lagi berhubungan denganmu. Itulah yang membuat berita kedekatan kita di media lenyap begitu saja. Eryk bersedia membersihkan semua pemberitaan tentang kita bila aku bersedia memutuskan hubungan kita, Lucia." Lucia semakin mengeratkan pelukannya pada lengan kiri Ke

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   93. Kembali menjadi Hostess

    Lucia turun dari taxi yang dia naiki di depan sebuah restaurant cepat saji. Sebenarnya dia ingin melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Toronto, tetapi mengingat tidak ada seseorang spesial yang akan dia jumpai di kota asalnya, gadis itu pun mengurungkan niatnya. Abaikan segala pikiran tentang Toronto! Mengisi perutnya yang terus menagih untuk diisi jauh lebih penting saat ini. Bisa saja saat dia makan di dalam restaurant nanti seseorang memberinya info lowongan pekerjaan. Segala sesuatu sangat mungkin untuk terjadi. Dengan optimis gadis itu menyeret kopernya memasuki restaurant tersebut. "Permisi, Miss, silahkan katakan apa yang ingin anda pesan." Sapa seorang pelayan dengan sangat ramah selang 3 menit Lucia mendaratkan pantat di sebuah kursi. Gadis itu tersenyum, dia kembali mendapatkan sapaan ramah oleh orang asing di luar. Kini dia sadar, tidak semua hal di luar ruangan membahayakan baginya. Bertegur sapa dengan pria asing di hadapan rasanya cukup menyenangkan. Rasanya sudah l

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   94. $300 untuk sekali pertemuan

    Pengunjung pria di Moonlight Lounge berkali lipat lebih banyak semenjak Lucia bekerja sebagai hostess di sana. Isabella cukup puas dengan kinerja anak buah barunya tersebut. Promosi Lucia atas brand-brand minuman beralkohol selalu berhasil. Bahkan beberapa pengunjung yang rata-rata berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas tidak segan memberi gadis itu tip untuk setiap minuman yang Lucia tuang ke dalam gelas mereka. Lucia berjalan menuju samping meja bartender, tempat dimana para hostess berkumpul. "Good job, Lucia." puji Isabella sambil mengipas lehernya dengan kipas tangan yang selalu dia bawa. Senyum masih tersungging di wajahnya. Tidak hanya paras cantiknya yang membuat para pengunjung pria tertarik, tetapi gadis itu melayani para pengunjung dengan sangat baik."Thank you, Ma'am." jawab Lucia dengan senyum ramah, tanpa memperlihatkan kepada rekan hostess lain betapa superiornya dia dalam pekerjaan yang dia geluti. "Duduk, Lucia, jangan berdiri terlalu lama." ucap Hilda yang m

Bab terbaru

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   102. William Silverlake

    Persalinan Lucia tinggal menghitung hari. Kent menjadi suami siaga yang selalu berada di dekat Lucia. Pria paruh baya itu memutuskan untuk sementara waktu beristirahat dari pekerjaannya di Fregrant Potion. “Kent, bisakah kau membawaku jalan-jalan?” pinta Lucia kepada suaminya. “Aku bosan jika sehari-hari hanya menghabiskan waktu di dalam rumah, aku ingin menghirup udara segar di luar.”Oliver Kent yang semula memainkan ponselnya seketika menoleh ke arah istri belianya yang sedang bersandar pada kepala ranjang sembari mengelus perutnya yang besar. “Tentu saja. Tetapi melihat kondisimu yang mendekati persalinan, sebaiknya kita mencari udara segar di taman bunga yang terletak di samping mansion, Lucia.” jawaban Oliver Kent mendapatkan respon anggukan kepala dari Lucia.Dengan penuh kehati-hatian Kent menggandeng istrinya menuju salah satu gazebo yang yang ada di taman. Hamparan bunga tulip beraneka warna memanjakan mata yang berhasil membuat Lucia kagum. Astaga, kemana saja Lucia sela

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   101. Karma Lisa 2

    Kedua pria asing tadi menyeret Lisa ke dalam kamar dan menghempaskan tubuh gadis itu di atas ranjang. Salah satu pria yang tidak Lisa ketahui namanya mengunci pintu, yang seketika membuat bulu kudu Lisa meremang. "Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Lisa dengan wajah berlinang air mata. Gadis itu bahkan berlutut di depan dua pria asing itu agar melepaskannya. "Aku mohon, tolong lepaskan aku." Kedua pria berbadan tambun itu saling menatap dengan tatapan datar, sebelum akhirnya melepas pakaian Lisa dengan gerakkan kasar. Lisa menangis dan menyilangkan tangannya untuk menutupi bagian sensitif pada bagian dada dan kewanitaannya, namun hal tersebut nampaknya membuat kedua pria yang sudah membelinya marah. "Kami sudah membayar mahal untuk ini, jangan buang waktu kami, Nona," geram salah satu pria bernama Rey sembari menampar keras pantat Lisa, menyisahkan bekas jari berwarna merah pada bokong mulus gadis tersebut. "Ouch," Lisa meringis dan reflek memegangi bagian tubuhnya yang baru

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   100. Karma Lisa 1

    Tinggal setengah perjalanan lagi untuk tiba di gedung Fregrant Potions, Kent merasakan kegelisahan yang luar biasa tanpa dia ketahui sebabnya. Pria itu merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya dan hendak menanyakan keadaan Lucia. Dan di saat itulah baru ia sadari bahwa ponselnya masih tertinggal di rumah. "Putar balik, ponselku tertinggal di kamar." perintah Kent yang langsung di kerjakan Robin saat itu juga. Segera mobil yang mereka naiki melaju kembali ke mansion Kent. Jantung pria itu berdegup kencang sehingga membuat kegelisahannya bertambah. Kent berulang kali menarik dan menghembuskan nafas untuk meredakan kegelisahan yang dia alami, namun nampaknya itu sama sekali tidak membantu."Tambah kecepatannya, Robin." pintanya tak sabar ingin segera memastikan keadaan Lucia. Setibanya di mansion, pria paruh baya itu berjalan cepat dan mencari keberadaan Lucia di ruang makan, tempat terakhir kali dia dan gadis itu melewati pagi bersama. Namun tidak dia temukan Lucia di sana, dia

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   99. Jangan lupakan bagianku

    Tidak ada yang lebih bahagia dari pasangan Lucia dan Oliver yang baru saja mengikrarkan janji sehidup semati. Semua terasa seperti mimpi bagi Lucia. Hari itu adalah hari membahagiakan dalam hidupnya karena resmi menyandang nama Mrs.Silverlake. Semua pasang mata menyaksikan adegan ciuman yang dilakukan sepasang mempelai yang berlangsung cukup lama, yang semakin menghidupkan suasana romatis di hari itu."Beberapa paparazi membidik ke arah kita, Kent," ucap Lucia lirih setelah keduanya mengahiri sesi berciuman. Namun respon dari pria yang baru saja resmi menjadi suaminya membuat dahinya berkerut. "Ya, lalu?" Oliver terlihat sngat tenang, Lucia tidak menemukan keraguan di wajah pria itu. Kent menatapnya dengan teduh dan semakin terang-terangan memperlakukan Lucia dengan mesra di depan banyak orang. "Bagaimana jika yang kau takutkan terjadi? Nama kita akan kembali menjadi head line di berbagai media sosial, Kent. Semua orang akan kembali menghujat kita." Lucia menundukkan wajahnya dan m

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   98. Jadikan aku lelaki keduamu setelah ayahku!

    "Turunkan aku!" pekik Lucia ke sekian kali, namun tetap Kent abaikan. Pria itu terus saja fokus pada jalanan di depan. "Pria manipulatif, licik, kau hanya menahanku demi dapat melampiaskan nafsumu setelah kau lelah dengan pekerjaanmu! Kau bahkan memperlakukan aku seperti wanita simpanan!" Setiap umpatan yang keluar dari mulut Lucia membuat dahi Kent mengerut. Ternyata seburuk itu penilaian Lucia atas dirinya, sehingga gadis itu berulang kali menyebut bahwa dirinya pria manipulatif. Dan apa tadi? Gadis itu berkata bahwa Kent selama ini sengaja menahannya hanya untuk memuaskan nafsu? Kent akui, hasratnya memang mudah bergejolak setiap kali berdekatan dengan Lucia, tetapi bukan hanya karena alasan itu Kent menahannya!Segera pria itu meminggirkan mobilnya di sebuah bahu jalan. Pria itu melepas seat beltnya yang seketika membuat Lucia merasa takut, takut jika pria itu melepas seat belt dan berpindah duduk ke kursi penumpang belakang untuk menamparnya yang sudah dengan lancang memaki Ke

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   97. Apa yang kau lakukan bersama para pria itu?

    Kent sedang menikmati udara malam di balkon kamarnya ditemani secangkir kopi yang sudah mendingin. Entah mengapa, kedua matanya sulit sekali terpejam walau seharian itu dia sibuk dan merasakan lelah yang teramat. Ucapan yang Lucia sampaikan melalui para bawahannya selalu terngiang di telinganya.Dering ponsel dari dalam kamar terdengar nyaring saat suasana sunyi, sehingga Kent dapat mendengarnya dengan sangat jelas. Kent segera mengambil benda tersebut dengan sedikit tergesa, berharap telepon tersebut berasal dari Jovan yang memberinya kabar tentang keberadaan Lucia. Tepat seperti dugaannya, nama Jovan tertera sebagai ID Caller, namun sungguh di sayangkan, panggilan telepon berakhir sebelum Kent sempat mengangkat telepon tersebut. Kent menyipitkan mata setelah membuka ponselnya. Jovan sudah terlebih dulu mengiriminya pesan sebelum meneleponnya. Mungkin bawahanya tersebut menelepon untuk sesuatu yang bersifat urgent, mengingat dia telah menegaskan untuk tidak menghubunginya selama Jov

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   96. Gadis hostess hamil bergaun merah

    Jovan berjalan dengan malas saat kembali ke mobilnya. Dia tidak menyangka atasannya memberi tugas yang sangat rumit untuk dia jalani; mencari keberadaan si gadis keras kepala. Ottawa cukup luas, sehingga mencari Lucia bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami, sangat sulit. Dengan kondisi finasial Kent, Jovan yakin bahwa asannya tersebut pasti bisa menemukan wanita yang jauh lebih sempurna dibanding gadis labil itu. Karena seperti yang kebanyakan orang tahu, ada banyak wanita di dunia ini. Tetapi mengapa seorang Oliver Kent Silverlake harus menjatuhkan hati dengan gadis yang usianya terpaut jauh? Pria itu berjalan mendekati sekelompok remaja yang baru saja keluar dari sebuah restaurant cepat saji untuk melakukan pekerjaan yang cukup bodoh seperti yang dia lakukan selama berhari-hari; menanyakan apakah orang tersebut pernah melihat gadis yang ada dalam foto di yang dia pegang. "Permisi," sapanya dengan wajah datar, jauh dari kesan bersahabat pada segerombolan remaja pria di hadapa

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   95. Aku bersedia bertanggung jawab atas bayi yang kau kandung, Lucia!

    "Dimana Lucia?" Eryk langsung menyodorkan pertanyaan itu kepada Helena yang baru saja membukakan pintu apartemen untuknya. Helena sedikit terlonjak saat melihat siapa pria yang ada di hadapannya. Dahi gadis pelayan itu mengerut. Melihat dari gesture Eryk, sepertinya pria itu tahu bahwa sebelumnya Lucia pernah tinggal disana. "Nona Lucia tidak ada di tempat ini, Tuan." jawab Helena dengan pembawaan tenang dan terlatih."Jangan berbohong!" Teriak Eryk sembari berjalan melintasi Helena yang masih berada di ambang pintu.Pria itu memeriksa semua bagian apartemen untuk mencari keberadaan Lucia. Namun dia menggeram kecewa setelahnya karena tidak menemukan gadis yang dia cari. "Dimana kau menyembunyikannya?" wajah pria itu semakin mengetat yang kian membuat Helena menciut. "Nona Lucia tidak ada di sini, Tuan. Sungguh." Jemari Helena saling memilin dengan raut gelisah, sebisa mungkin gadis itu tidak mengatakan bahwa Lucia memang sempat tinggal di apartemen itu.Eryk menatap penuh selidik

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   94. $300 untuk sekali pertemuan

    Pengunjung pria di Moonlight Lounge berkali lipat lebih banyak semenjak Lucia bekerja sebagai hostess di sana. Isabella cukup puas dengan kinerja anak buah barunya tersebut. Promosi Lucia atas brand-brand minuman beralkohol selalu berhasil. Bahkan beberapa pengunjung yang rata-rata berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas tidak segan memberi gadis itu tip untuk setiap minuman yang Lucia tuang ke dalam gelas mereka. Lucia berjalan menuju samping meja bartender, tempat dimana para hostess berkumpul. "Good job, Lucia." puji Isabella sambil mengipas lehernya dengan kipas tangan yang selalu dia bawa. Senyum masih tersungging di wajahnya. Tidak hanya paras cantiknya yang membuat para pengunjung pria tertarik, tetapi gadis itu melayani para pengunjung dengan sangat baik."Thank you, Ma'am." jawab Lucia dengan senyum ramah, tanpa memperlihatkan kepada rekan hostess lain betapa superiornya dia dalam pekerjaan yang dia geluti. "Duduk, Lucia, jangan berdiri terlalu lama." ucap Hilda yang m

DMCA.com Protection Status