All Chapters of Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy: Chapter 21 - Chapter 30

102 Chapters

21. Saran dari Albert

Henry terbangun dari tidurnya saat sinar matahari menerobos masuk melalui celah fentilasi. Cukup menyilaukan, sehingga mengusik tidurnya. Saat satu tangannya bergerak, jemari pria itu merasakan sebuah tekstur halus. Ia pun melirik ke arah bawah dan mendapati anak gadisnya tengah terlelap dengan posisi duduk, sedangkan tangan dan kepalanya terletak di atas ranjang. Seketika pria itu mengulas senyum getir. Gurat lelah terlihat jelas dalam tidur pulas Lucia. Membuatnya merasa semakin berdosa karena membiarkan gadis itu memikul tanggung jawab yang tidak seharusnya. Sentuhan hangat dan lembut di kepala membuat Lucia perlahan membuka mata. Beberapa kali mata gadis itu mengerjab, dan saat penglihatannya sudah jelas, dia mendapati sang ayah sudah terbangun dengan wajah tersenyum mengarah padanya."Ayah sudah bangun?" ucap Lucia yang juga mengulas senyum tulus, terasa menyejukkan bagi Henry laksana embun pagi. "Ayah terbangun begitu teringat padamu. Ayah pikir kau tidak akan datang berkunju
Read more

22. Pakaian Dalam Berwarna Merah Segar

Di kursi kebesarannya, Oliver Kent sedang menumpu kaki sembari menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Ruang kantor bergaya kontemporer itu cukup hening, Kent sedang menantikan seseorang yang datang untuk melaksanakan tugas darinya. Pintu ruangan diketuk, Kent menyeru agar orang di balik pintu masuk ke dalam ruangan. "Permisi, Tuan." ucap Robin, dari balik punggung sopir pribadinya, seorang pemuda tampak mengintip untuk melihat Kent yang saat ini menatap lurus ke arah dua orang tersebut. "Dia Jovi, Tuan. Pemuda yang memenuhi persyaratan yang Tuan harapkan. Saya yakin, dia pemuda yang bisa dipercaya." terang Robin tanpa Kent minta. Kent menatap intens ada pemuda yang kini tersenyum canggung di hadapan. Sesaat Kent membuang wajah, pemuda itu cukup rupawan. Ada sedikit kekhawatiran jika parasnya membuat Lucia terpana jika misinya untuk menawar dan membeli gadis itu berhasil. Bukankah itu berarti mereka akan melakukan perjalanan bersama saat membawa Lucia datang kepada Kent? Bagaima
Read more

23. Ditawar $250.000

Lucia terpaksa menyunggingkan senyum saat musik mulai mengalun. Sesekali dia bergerak seductive memamerkan dua gundukan yang ada di bagian dada untuk membuat para pemirsa kecanduan menonton, meski dalam hati Lucia merasa teriris, tidak rela membayangkan tubuhnya menjadi bahan fantasi banyak pria. Dia sadar, melakukan live streaming saat ini sama halnya menjual diri, mempertontonkan setiap lekuk tubuhnya untuk kemudian mendapat sejumlah givt. Tapi apa boleh buat? Dia harus melakukannya demi membiyayai pengobatan Henry, karena selain itu, Eryk mengancam akan membuat Henry berada di situasi berbahaya jika Lucia menolak untuk melakukannya. Tak butuh waktu lama, para pemirsa berdatangan hingga dua kali lipat dari jumlah penonton di video sebelumnya. Givt berdatangan dalam jumlah yang banyak. Kolom komentar mulai di penuhi jajaran kalimat pujian atas Lucia, namun ada satu komentar yang berhasil membuat Eryk berteriak girang. "OMG!" teriak pria itu, kedua matanya tampak membulat sempurna
Read more

24. Lucia dan G-string

Lucia menunggu Eryk di bahu jalan dengan dada naik turun. Ingatanya terlempar pada hari sebelumnya, dimana pria itu tertawa riang dan meneriakkan pesta kepada kedua sahabatnya. Apa yang sedang pria berengsek itu rencanakan?Lucia larut dengan pikirannya. Tanpa sadar gadis itu menggigiti kuku jarinya. Akankah Eryk dan teman-temannya akan merudapaksanya secara bersamaan, setelah dua kali usahanya melecehkan gadis itu gagal, sehingga teriakan pesta kemarin merujuk pada tindakan brutal mereka untuk menghabisi Lucia hari ini?Lucia mendesah dengan gelisah. Fokus matanya menatap pada ujung sepatu kets putih yang dia kenakan. Namun sesaat kemudian, mobil sedan berwarna putih yang cukup familiar berhenti di hadapannya. Eryk berkata akan menjemputnya sore itu. Pria itu menurunkan kaca mobil, dan dengan isyarat gerakan kepala ia meminta agar Lucia segera naik ke dalam mobilnya. Rasa gelisah terus menghantam kepala. Tapi tidak ada pilihan untuk menolak ajakan pria itu, sehingga dalam keputusas
Read more

25. Dijual

Setibanya mereka di loby hotel, Eryk berjalan di depan memimpin tiga orang yang ada di belakangnya. Beberapa menit yang lalu Eryk telah memberi tahukan bahwa mereka telah tiba, dan Eryk meminta pria tersebut menyiapkan sejumlah uang yang telah disepakati sebelumnya. Dalam perjalanan menuju ruangan yang hendak dituju, mereka berempat menaiki sebuah lift. Kamar nomor 127 berada di lantai tiga. Di dalam lift Eryk menyempatkan diri untuk menulis pesan di ponsel untuk dikirimkan kepada pria misterius. [Saya akan segera tiba, siapkan sejumlah uang yang telah kita sepakati sebelumnya. Tolong serahkan uang tersebut kepada saudara laki-laki saya, agar dia bisa segera pergi ke rumah sakit untuk melunasi biaya pengobatan ayahku.] Pintu lift terbuka, seketika mereka berempat kembali melangkahkan kaki menuju kamar nomor 127 yang terletak di jarak 15 meter dari tempat mereka turun dari lift barusan. Sengaja Eryk mengajak Max dan Arvie untuk memegangi Lucia, berjaga-jaga agar gadis itu tidak mela
Read more

26. Dilarang berlama-lama menatap Lucia

Lucia masih berdiri di tempat tanpa mengalihkan pandang dari pria yang ada di hadapan. Gadis itu berusaha keras mencerna apa yang sebenarnya diinginkan pria tersebut. "Tunggulah, atau mungkin kau bisa duduk sembari menungguku." ucap pria muda tersebut seraya mengambil ponsel yang tergeletak di ranjang, tanpa sedikit pun melihat ke arah Lucia. Tanpa menjawab, Lucia berjalan dan duduk di tepi ranjang. Kedua tangan gadis itu mencengkram ujung mantel sembari menatap sekeliling. Setelah tidak menemukan seorang pun selain dirinya di dalam ruangan tersebut, seketika Lucia menyadari, lebih kurangnya seperti itulah situasi para pelacur saat melayani konsumen mereka. Berada di dalam sebuah ruangan tertutup bersama seorang pria asing. Seketika tubuh gadis itu menegang. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan brutal yang membuatnya minggigil ketakutan. Akan seperti apa pria asing itu memperlakukannya? Lucia sama sekali belum berpengalaman soal urusan ranjang. Sementara itu, di dalam kamar mandi
Read more

27. Akhirnya kita bertemu kembali

Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari 4 jam, mobil yang mereka naiki tiba di apartemen Kent. Dari kaca sepion atas, Jovi melihat Lucia yang masih tertidur di kursi penumpang belakang. Pria itu menarik nafas berat sebelum akhirnya berdeham dan membangunkan Lucia dengan suara beratnya. "Bangun, Nona, kita sudah sampai." ucap Jovi dengan mata tetap terarah pada kaca sepion atas. Nampaknya ucapannya barusan tidak berhasil membuat gadis itu terbangun, sehingga Jovi kembali mengulangi kalimat yang sama hingga tiga kali. Di panggilan ke tiga, tubuh Lucia tampak memperlihatkan reaksi. Gadis itu menguap dan membuka matanya perlahan. "Sudah berapa lama aku tertidur?" tanya Lucia dengan suara parau sembari melihat ke arah luar jendela. Pada bangunan apartemen mewah yang berdiri kokoh di hadapan. "Hanya sebentar. Kau sudah tertidur selama 4 jam lamanya." jawab Jovi dengan bibir menahan tawa. Gadis itu terlalu muda dan polos. "Tidak ada waktu lagi, Nona. Sebaiknya kita segera turun."
Read more

28. Terlibat Ciuman Panas

Lucia terduduk dengan kedua tangan memeluk lutut yang ditekuk. Gadis itu menyandarkan kepala pada lututnya. Gadis itu kembali bersuara saat tangisnya mulai surut, memecah kesunyian yang meruang diantara keduanya. "Kalau saja Anda tahu, ayahku adalah satu-satunya keluarga yang saya miliki sekarang. Saya tidak bisa membayangkan jika ternyata putra Anda benar-benar mencelakai satu-satunya keluarga yang saya miliki." Lucia tersenyum getir, pikirannya berkelana pada Henry yang terbaring lemah di ranjang pesakitan. Kent menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Pria itu menatap simpati pada tubuh setengah telanjang yang duduk di atas lantai. Kepala pria itu menengadah dengan mata terpejam, namun ucapan Lucia kembali menarik perhatiannya, sehingga pria itu menurunkan wajah untuk menatap lawan bicaranya. "Dari pada itu, marilah, Tuan. Luapkan hasrat Anda malam ini." Lucia bangkit dari duduknya. Berusaha mengulas senyum profesional dan memegang lengan pria itu lembut. Kent bisa mera
Read more

29. Perasaan murni yang disebut 'Cinta'

Sinar matahari yang masuk melalui celah fentilasi udara membuat mata terpejam Lucia terusik. Perlahan gadis itu membuka mata dan mengerjabkannya berulang kali untuk memperjelas penglihatannya yang sedikit buram saat bangun dari tidur. Tangan gadis itu meremas tepian selimut, entah sejak kapan benda itu membalut tubuhnya. Sekelibat kejadian semalam membuat wajah gadis itu merona seketika, dia pun membenamkan wajahnya pada bantal lebih dalam. Itu sangat memalukan. Membayangkan adegan semalam secara berulang membuat dada Lucia benar-benar berdebar, hingga tanpa sadar gadis itu memegangi dada telanjangnya. Kini perhatian gadis itu tertuju pada Kent. Perlahan kepala gadis itu menoleh pada ranjang sebelah. Dia mengira akan menemukan pria paruh baya itu terlelap dengan bertelanjang dada. Nampaknya dugaan Lucia salah, Kent tidak ada di sebelahnya. Seketika alis gadis itu bertaut. Kemana perginya pria itu? Knop pintu kamar yang ditekan membuat kepala Lucia menoleh ke arah benda tersebut. Da
Read more

30. Sikapnya sulit ditebak

Lucia memperhatikan bayangan yang memantul di cermin kamar mandi. Blouse kancing bermotif floral dan celana putih selutut yang dia pakai terlihat sangat pas di tubuhnya. Bagaimana bisa Kent memperkirakan ukuran baju untuknya sesempurna itu? Tanpa sadar gadis itu mengulas senyuman. Langkah yang saat itu hampir tiba untuk membuka pintu kamar mandi urung. Lucia sedang mengatur nafas untuk menenangkan degup jantungnya sebelum bertemu pria paruh baya yang ada di apartement itu bersamanya. Setelah di rasa cukup, gadis itu keluar dari kamar mandi.Kent yang saat itu sedang duduk di atas ranjang menunggu Lucia lantas menoleh saat pintu kamar mandi terbuka."Terima kasih, Kent. Baju ini sangat pas di badanku." ucapan Lucia berbalas anggukan dan senyuman dari pria di hadapan. Namun tidak di sangka, pria itu memintanya melakukan suatu hal yang membuat detak jantungnya yang semula beraturan menjadi tak beraturan."Berikan di sini jika kau benar-benar berterima kasih." Kent menunjuk satu pipinya
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status