Di kursi kebesarannya, Oliver Kent sedang menumpu kaki sembari menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Ruang kantor bergaya kontemporer itu cukup hening, Kent sedang menantikan seseorang yang datang untuk melaksanakan tugas darinya. Pintu ruangan diketuk, Kent menyeru agar orang di balik pintu masuk ke dalam ruangan. "Permisi, Tuan." ucap Robin, dari balik punggung sopir pribadinya, seorang pemuda tampak mengintip untuk melihat Kent yang saat ini menatap lurus ke arah dua orang tersebut. "Dia Jovi, Tuan. Pemuda yang memenuhi persyaratan yang Tuan harapkan. Saya yakin, dia pemuda yang bisa dipercaya." terang Robin tanpa Kent minta. Kent menatap intens ada pemuda yang kini tersenyum canggung di hadapan. Sesaat Kent membuang wajah, pemuda itu cukup rupawan. Ada sedikit kekhawatiran jika parasnya membuat Lucia terpana jika misinya untuk menawar dan membeli gadis itu berhasil. Bukankah itu berarti mereka akan melakukan perjalanan bersama saat membawa Lucia datang kepada Kent? Bagaima
Read more