All Chapters of Gadis Nakal Tawanan Mafia : Chapter 21 - Chapter 30

107 Chapters

Bab 21 : Daniel (1)

Jessy merasa canggung dan juga takut tidur satu tempat dengan Terry. Pria itu bahkan memeluknya begitu erat seolah enggan melepaskan tubuhnya. Jessy menghela napas, kebingungan mencoba keluar dari situasi ini. Karena terlalu lama berpikir, rasa kantuk pun mulai menyerangnya. Gadis itu pun terlelap dalam dekapan pria asing yang menahan dirinya.Suara deringan ponsel berbunyi begitu keras, membangunkan Terry dari tidurnya. Pria itu mengerjapkan mata sejenak, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Begitu bisa melihat dengan jelas, pria itu meraih ponsel yang berada di saku celananya dan mematikan alarm yang berdering.Terry melirik ke bawah, melihat Jessy yang tertidur cukup pulas dengan tubuh meringkuk seperti anak kucing. Pria itu mengelus pelan rambut milik Jessy dan memeluk sang gadis semakin erat. Udara dingin di pagi hari di musim gugur tak terasa karena kehangatan tubuh Jessy yang berada dalam dekapannya. Terry hendak melanjutkan kembali tidurnya sebelum seseor
Read more

Bab 22 : Daniel (2)

Jessy membulatkan mata hijaunya dengan lebar saat pistol itu diarahkan ke arah dagunya. Tubuh gadis itu memegang, seolah membeku. Suaranya tercekat di tenggorokan sehingga sulit berkata satu patah katapun.Jessy meneguk ludahnya paksa melihat ujung pistol yang sudah menempel di dagunya itu. Iris mata hijaunya berkaca kaca."Kenapa kau menodongku dengan pistol, Tuan Daniel?"Daniel menghela napas panjang. Pria itu mengalihkan tatapannya sejenak, lalu memusatkan kembali atensinya pada Jessy yang saat ini memasang wajah ketakutan."Ini hanya sebagai pengingat jika anda tak akan melampaui batas, nona. Jadi lebih baik anda bekerja sama dengan saya untuk mematuhi aturan tuan Terry daripada nyawa anda melayang," jelas Daniel dengan wajah datar.Dengan gemetar, tangan Jessy meraih pistol itu dan segera menjauhkan benda itu dari dagunya, menutup lubang peluru menggunakan telapak tangan mungilnya yang bergetar hebat yang membuat Daniel terperanjat kaget. Baru kali ini Daniel menemukan ada oran
Read more

Bab 23 : Daniel (3)

"Daniel, kau menakutinya," peringat Jane yang sudah jengah dengan tingkah laku Daniel yang sudah melewati batas. Dengan kasar, Jane menepis tangan Daniel dan segera memeluk Jessy dengan erat seraya memberikan pria itu tatapan permusuhan yang begitu kental."Aku akan bilang pada tuan Terry kalau kau menakuti boneka kesayangannya," ancam Jane dengan nada serius. "Nona Jane, sepertinya anda salah paham. Saya hanya ingin menanyakan apa niat nona Jessy mendekati saya. Tidak lebih dari itu," ujar Daniel menekankan tiap kalimat, menatap balik Jane dengan tatapan tajam. Jika ini adalah manga ataupun kartun, maka akan ada aliran listrik yang tercipta di antara kedua insan berbeda gender tersebut.Melihat hal yang berpotensi menimbulkan pertikaian lagi, Jessy segera mengusap tangan Jane dengan lembut, membuat gadis berambut ikal itu menoleh dengan tatapan bingung."Jane, tolong kendalikan dirimu. Dia hanya bertanya saja, bukan menakutiku," "Tapi dia menatapmu dengan tajam. Meskipun dia sahaba
Read more

Bab 24 : Samantha

"Jessy? Kenapa kau ada di daerah ini?" Tanya Samantha dengan nada bingung bercampur kaget, walau dalam hati ia juga senang dengan kedatangan gadis berwajah boneka itu."Ah, aku ingin berkunjung saja kesini," ujar Jessy memasang senyum manis, mengabaikan Jane yang menatap Jessy dengan tatapan bingung maupun Daniel yang memasang raut wajah tak suka pada interaksi kedua gadis di depannya itu."Oh, begitu ya," Samantha berkata dengan nada antusias. Gadis berambut mint itu tersenyum senang dan segera memeluk Jessy dengan erat layaknya sahabat dekat, membuat Jessy membeku selama beberapa detik. Setelah sadar, ia balas memeluk Samantha dengan erat.Melihat interaksi diantara keduanya, Daniel segera mengambil tindakan untuk memisahkan pelukan kedua gadis itu. Daniel menarik ujung gaun Jessy dari belakang hingga membuat pelukan itu terlepas. Baik Jessy maupun Samantha, keduanya memasang wajah kaget. Jessy menoleh pada Daniel dengan cepat, meminta penjelasan pria itu akan aksinya barusan."Ken
Read more

Bab 25 : Penjaga Gerbang

Samantha menangis cukup lama, hingga memakan waktu setengah jam lebih. Sinar matahari semakin tinggi menyinari ketiga gadis yang tengah berbagi rasa sakit itu. Setelah bercerita mengenai apa yang sudah ia pendam selama ini, Samantha merasa lebih baik daripada sebelumnya. Perasaannya jauh lebih baik dan kepalanya terasa lebih ringan. Ia lega bisa bercerita pada Jessy dan Jane."Maaf mengganggu waktu kalian bertiga. Tapi nona Jessy harus segera pergi ke gedung biru itu sebelum tuan Terry pulang," ujar Daniel yang baru datang menginterupsi ketiganya. Bau nikotin menguar pekat dari tubuh pria itu, membuat Jessy sedikit tak nyaman. Akan tetapi, Jessy berusaha mengabaikannya karena takut Daniel tersinggung jika ia tegur.Samantha tersentak kaget mendengar perkataan dari Daniel. Gadis berambut mint itu baru sadar jika ia sudah membuang waktu gadis Tawanan Terry yang baru. Ia menatap Jessy tak enak sambil menundukkan kepala."Nona boneka, maaf membuang waktumu. ayo kita lanjutkan perjalanan
Read more

Bab 26 : Bangunan Bercat Biru (1)

Terry yang saat ini sedang membahas bisnis terbaru bersama dengan Jake dan juga Archer sedikit terganggu dengan dentingan notifikasi yang berasal dari ponselnya.Dengan malas, ia mengambil benda itu dan melihat siapa yang berani mengganggu konsentrasinya. Ternyata pesan itu berasal dari Daniel, kawan sekaligus pengawal yang ia tugaskan untuk menjaga Jessy."Dari siapa?" Tanya Jake dengan nada penasaran saat Terry mengambil ponsel dari atas meja, mengabaikan pembicaraan yang mereka lakukan sebelumnya. Tak biasanya Terry akan mengambil ponselnya ditengah rapat yang ia lakukan."Dari Daniel," ujar Terry singkat. Pria itu membaca pesan yang dikirim oleh sahabatnya. Betapa kagetnya Terry saat membaca pesan itu. Rahangnya mengetat dan dengan mata melotot yang siap memberikan aura membunuh yang begitu kental."Hey dude, ada masalah apa?" Tanya Archer yang menyadari ada hawa gelap yang tercipta dari tubuh Terry. Pria berambut cepak itu bergidik ngeri saat melihat Taehyun yang menggenggam gel
Read more

Bab 27 : Bangunan Bercat Biru (2)

"Siapa dia yang kau maksud, Yuki?"Jessy bisa melihat jika Yuki terdiam saat ia melontarkan pertanyaan itu. Wajah Yuki nampak cemas dan panik, dengan tubuh yang terus bergerak gelisah.Selain itu, mata Yuki tak mau bertatapan dengannya, membuat Jessy semakin yakin jika ada yang salah disini. Jessy ingin menekan Yuki agar berterus terang padanya. Hanya saja, ia mengurungkan niatnya itu agar tak terjadi perselisihan dengan sahabat barunya."Ada apa?""Nona boneka, maaf aku tidak bisa memberi tahumu soal itu," ujar Yuki sambil melipat bibirnya, sesekali juga menggigit pipi dalamnya menghindari kontak mata dengan Jessy."Kenapa? Apa pertanyaanmu terlalu sensitif?""Iya, itu benar. Pertanyaanmu terlalu sensitif ketika ditanyakan di tempat ini," sambar Samantha yang datang bersama dengan Jane. Yuki menghela napas lega melihat kedatangan gadis berambut mint itu, mengucapkan terima kasih tanpa suara karena sudah menyelamatkannya dari pertanyaan yang Jessy lontarkan.Jessy memiringkan kepala
Read more

Bab 28 : Gerbang Pelarian

Jessy membulatkan mata tak percaya saat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Yuki. Samantha dan Daniel dulunya adalah sepasang kekasih ? Tapi kenapa Samantha malah berakhir ditempat ini? Apa yang terjadi diantara mereka berdua?Gadis itu ingin menanyakan hal ini pada Samantha. Akan tetapi, keraguan menyelimuti dirinya. Ia takut pertanyaan ini terlalu sensitif untuk Samantha. Lidah gadis itu terasa kelu, bingung harus bereaksi apa."A-ah ada lagi yang kau ingin tanyakan, nona boneka? Aku takut membuang waktumu karena kau harus segera kembali ke mansion utama sebelum tuan Terry pulang dan menghabisi kita semua karena membuatmu pulang terlambat," Samantha mengalihkan topik tanpa menanggapi perkataan Yuki barusan. Dalam hal ini, Samantha tak menampik fakta yang baru saja Yuki beberkan pada Jessy dan Jane. Jessy jadi beranggapan jika yang dikatakan Yuki benar adanya. Ini akan jadi informasi yang berguna bagi rencana Jessy."Tentu saja! Kalau begitu aku akan mulai dari yang paling me
Read more

Bab 29: Hampir Ketahuan

Jessy membalikkan badannya dengan kaku, dan menemukan seorang pria berbadan kekar dengan setelan jas berwarna Dongker yang membalut tubuh atletisnya. Tatapan pria itu begitu tajam dan mengintimidasi, membuat nyali Jessy ciut seketika. Orang itu adalah Terry, si ketua Mafia yang menawannya sejak kemarin."Eh, tuan Terry? Kenapa anda ada disini?" Tanya gadis itu balik berusaha membuat suaranya agar tak gugup, tanpa menjawab pertanyaan yang Terry ajukan sebelumnya. Jessy melirik ke arah teman temannya yang berada di balik semak semak yang cukup besar, memastikan jika mereka tak terlihat oleh pria di depannya."Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau ada ditempat ini?" Tanya Terry dengan nada tajam dan dingin seperti biasa. Mata cokelat milik pria itu memindai Jessy dari atas sampai bawah dengan seksama dengan wajah datar nan dingin.Jessy meneguk ludahnya paksa, memalingkan tatapannya ke arah lain, enggan bertatapan dengan sang ketua Mafia yang kini tengah menunggu jawabannya. Ga
Read more

Bab 30 : Penghakiman

Setelah meninggalkan Jessy, Terry melesat menuju bangunan bercat biru untuk memberi salah satu penjaganya pelajaran yang berharga. Sepatu pantofel yang bergesekan dengan tanah memberi bunyi khas tersendiri, membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding. Karena suara sepatu yang dihasilkan oleh Terry terdengar seperti seruling kematian.Berlebihan memang, tapi itu adalah fakta. Siapapun yang mendengar suara derap kaki yang cepat yang dihasilkan oleh ketua Mafia itu maka hidupnya akan segera berakhir.Saat mencapai perbatasan antara mansion dengan bangunan bercat biru yang dibatasi oleh pagar besi tinggi dengan kabel di tiap sisinya, Terry bisa melihat jika salah satu anak buah sekaligus sahabatnya, Daniel tengah meninju pria berambut keriting tanpa belas kasihan.Dengan tergesa, Terry segera menghampiri Daniel yang masih asyik meninju wajah pria itu. Sepertinya Daniel masih tak menyadari keberadaannya. Maka dari itu, Terry menepuk bahu milik pria itu, hingga membuat Daniel menoleh
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status