Semua Bab Gadis Nakal Tawanan Mafia : Bab 51 - Bab 60

107 Bab

Bab 51 : Fakta Lain

Jake terperanjat kaget dan terbangun dari tidurnya saat merasakan ada seseorang yang mendekati tubuhnya. Karena ruangan disekitarnya sangatlah gelap, ia tak bisa melihat apapun, termasuk orang itu.Mata Jake tertutup dengan erat, mencoba menekan rasa takut yang saat ini sedang melanda dirinya. Pria yang sering berbicara dengan aksen Australia itu pasrah pada dirinya sendiri apabila "orang itu" akan mengeksekusi dirinya.Dalam ketakutannya, Jake bisa merasakan tangan seseorang yang saat ini menyentuh tubuhnya secara acak, seolah tengah mencari sesuatu. Walaupun dalam keadaan gelap, Jake bisa merasakan ada benda tajam yang menyentuh kulitnya, yang ia perkirakan adalah pisau.Hatinya sudah lelah untuk berdoa agar selamat, jadi Jake memilih untuk berpasrah saja tanpa melakukan perlawanan. Namun, yang tak ia duga adalah ikatan tali pada tubuhnya mengendur secara perlahan, sebelum akhirnya benar benar terlepas. Selain itu, Jake juga bisa merasakan jika orang asing itu melepas lakban yang m
Baca selengkapnya

Bab 52 : Cemburu Buta

Terry terdiam mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Daniel. Matanya membulat dengan tatapan penuh amarah. Rahangnya mengetat dengan tangan yang mengepal kuat, membuat buku buku tangannya terlihat memutih. Untung saja kuku Terry tak menancap di telapak tangannya yang terluka. Jika iya, maka habislah nasib Terry saat itu juga. Hal ini karena Jessy dengan senang hati akan membuat telinga terry merasa pengang akibat diceramahi oleh gadis tawanannya. Terdengar aneh memang ketika tawanan memarahi "majikannya". Akan tetapi, hal ini dimaklumi oleh Terry sendiri karena pria itu menganggap jika Jessy memiliki perasaan lebih padanya, padahal kenyataannya tak seperti itu.Daniel sudah menduga reaksi yang diberikan oleh sahabatnya itu. Pria keturunan Korea itu menghela napas panjang sembari menepuk pelan bahu lebar milik Terry, mencoba menguatkan pria itu dengan fakta yang baru ia dengar hari ini. "Aku tahu kalau kau terdengar kecewa mengetahui ini semua. Tapi bukankah jauh lebih baik mengetah
Baca selengkapnya

Bab 53 : Semakin Kompleks

Suasana semakin memanas diantara Terry dan juga Emily. Banyak pasang mata yang kini melihat pertikaian mereka berdua sambil berbisik bisik satu sama lain. Pertikaian ini rasanya sangat tak pantas terjadi ketika perkumpulan para ketua mafia akan diadakan sebentar lagi.Melihat kerumunan yang berkumpul semakin banyak dan memusatkan perhatian mereka padanya, Terry menghela napas dan segera menarik Jessy dan Emily ke pojok ruangan agar tak ada seorang pun yang ikut campur masalah ini. Kerumunan itu pun membubarkan diri karena sang bintang utama sudah melarikan diri dari tempat perjamuan.Jessy tersentak kaget saat tangannya ditarik paksa begitu saja oleh sang ketua mafia. Langkahnya terseok seok karena kakinya yang masih sakit akibat terkilir kemarin. Ringisan kecil keluar dari bibirnya yang mungil.Untuk Emily sendiri, ia merasa senang karena Terry kini tak lagi mengabaikannya seperti sebelumnya. Walaupun rasa kesal masih bercokol di hatinya karena kekasihnya itu malah mengajak Jessy jug
Baca selengkapnya

Bab 54 : Di Luar Perkiraan

"Ini jauh lebih gila daripada dugaanku. Kau serius ia melakukan hal keji ini padamu, Jake?" Archer bertanya dengan wajah tak percaya saat melihat gulungan kertas yang dibawa oleh Jake. Saat ini, keduanya sedang berada di apartemen mewah milik Archer untuk membahas mengenai kode rahasia yang berada di belakang kalung milik Jessy.Jake yang tengah memakan sepotong pizza pun menganggukkan kepala tanpa berkata apapun karena mulutnya benar benar penuh dengan makanan. Tak diberi makan dua hari membuat perutnya kelaparan bukan main. Maka dari itu, ketika Archer memberikannya sekotak pizza, pria itu langsung menyantapnya. Archer memutar mata malas melihat Jake yang lebih mirip orang kelaparan yang tak diberi makan berminggu minggu. Pria berambut cepak itu menatap jijik pada Jake yang menjilati saus yang menempel pada jarinya.Jake kembali memusatkan perhatiannya pada gulungan kertas yang ia temukan, serta bandul serupa yang mirip dengan milik Jessy. Keduanya memperhatikan benda itu dengan s
Baca selengkapnya

Bab 55 : Bertemu Teman?

"Daniel, keluarlah dan temani boneka kesayanganku. Aku tak mau ia diambil oleh orang lain," perintah Terry saat ia baru saja duduk di sebuah kursi yang bertuliskan namanya. Namun entah karena kesalahan teknis atau apa, Terry malah satu meja dengan Emily, kekasihnya. Terry tentu saja kaget, namun ia tak menunjukannya secara langsung. Sebagai seorang ketua mafia yang dikenal dingin, Terry harus menjaga wibawanya agar tak sampai jatuh, apalagi hanya karena satu meja dengan Emily, orang yang paling ingin ia hindari saat ini."Kenapa tidak kau saja yang menemaninya? Aku tidak keberatan mewakilkanmu disini," Daniel memberi usulan pada Terry untuk menggantikan dirinya di pertemuan penting ini. Walaupun banyak yang menganggap jika Daniel adalah bawahan Terry, tetapi sebenarnya itu kurang tepat. Karena pada kenyataannya, Daniel itu juga adalah ketua Mafia. Namun karena ada beberapa masalah dalam kelompok yang tengah ia pimpin, akhirnya pria itu bersembunyi di markas Terry sambil memantau "o
Baca selengkapnya

Bab 56 : Peduli

"Archer, tolong lihat arti angka itu di buku bersampul coklat. Aku belum memeriksa dan mencocokkannya dengan buku itu," perintah Jake dengan nada serius sambil membolak balikan buku bersampul hijau yang saat ini berada dalam genggaman tangannya. Sekedar informasi, Jake dan Archer kini berada di kamar Archer yang terlihat cukup berantakan, dengan baju kotor yang berserakan di lantai, remah makanan yang tersebar dimana mana bahkan sampai ada kondom bekas yang ada di tempat sampah kecil di sudut ruangan. Jake menatap jijik pada sahabatnya yang terlihat jorok itu."Aku sedang sibuk," balas Archer singkat. Jake menolehkan kepalanya dan segera melihat kearah pria berambut cepak itu dengan tatapan tajam."Sibuk apanya? Aku sedang melihat jika kau sedang bermain ponsel sambil tertawa seperti orang gila," ejek Jake dengan senyuman miringnya yang terlihat begitu menyebalkan.Archer mengalihkan tatapannya dari ponsel yang sedang ia pegang di tangannya ke arah lawan bicaranya dengan tatapan taj
Baca selengkapnya

Bab 57 : Penjelasan

"Kenapa kau lama sekali, Kai? Apa ada yang mengganggu perjalananmu?" Tanya seorang pria dengan mata berwarna hijau yang begitu mencolok. Kai yang mendengar suara itu langsung menundukkan kepala sebagai tanda hormat pada pria itu."Maafkan saya, Tuan Alfred. Ada insiden kecil saat saya sedang dalam perjalanan kemari," ujar Kai dengan nada datar namun tak meninggalkan kesan hormatnya. Pria dengan mata amber itu bersikap berpura pura tenang, walau berbanding terbalik dengan jantungnya berdetak kencang terasa hampir meledak saat ini.Sang ketua Mafia dari kelompok White Tiger itu menghela napas panjang seraya memutar mata malas mendengar alasan yang dilontarkan oleh anak buahnya itu. Alfred menatap Kai dengan tatapan datar khasnya sambil menyilangkan tangan di depan dada.Ekspresinya tidak terbaca sama sekali layaknya sebuah robot. Hal ini tentu saja membuat kai merasa terintimidasi. Pria itu bahkan sampai meneguk ludahnya secara paksa untuk menetralkan rasa gugup yang melanda dirinya."
Baca selengkapnya

Bab 58 : Surat Ancaman

"Hah, aku bosan," keluh Emily yang saat ini telah mengipasi dirinya sendiri. Saat ini dirinya tengah berada di aula pertemuan dan mendengarkan seorang pembicara yang tengah membicarakan tentang kehidupan para mafia di masa yang akan mendatang, beserta rencana-rencana yang mungkin akan dilakukan untuk memperluas jaringan sekaligus memperlebar kerjasama antar ketua mafia.Daniel yang mendengar ocehan itu memutar mata malas disertai dengan gerutuan kecil. Keluhan yang keluar dari mulut Emily yang tidak ada habisnya membuat telinganya pengang hingga merasa berdenging sekarang. Jika saja Emily bukanlah kekasih dari Terry, maka sedari tadi Daniel tidak akan segan-segan untuk membungkam mulut Emily agar membuat agar wanita itu diam dan tidak berisik lagi."Lebih baik tutup mulutmu kalau tidak mau kurobek saat ini juga, jalang sialan!" Umpat Daniel dengan rahang mengetat disertai dengan nada marah yang begitu kentara terdengar di udara, membuat Emily yang yang mendengarnya bergidik ngeri seka
Baca selengkapnya

Bab 59 : peringatan kecil

"Aku rasa kau tak perlu tahu untuk urusan yang satu itu," jawab Terry dengan nada rendah disertai dengan ekspresi datar yang tergambar jelas di wajah tampannya. Hal ini membuat Jessy memiringkan kepalanya karena bingung dengan sikap sang ketua mafia yang sangat cepat untuk berubah. Apa Terry memiliki kelainan jiwa hingga moodnya bisa berubah dengan cepat? Pikir Jessy dalam hati."Kenapa aku tak diizinkan untuk tahu, Tuan? Apa alasannya?" Jessy memasang wajah bingungnya dengan jari telunjuk yang berada di bibir. Mata hijaunya mengerjap lucu layaknya boneka. Pipinya sedikit menggembung dengan bibir mengerucut layaknya anak bebek. Ekspresi lucu yang Jessy tampilkan saat ini hampir saja membuat Terry lengah. Pria itu hampir saja mengatakan apa yang ada dalam pikirannya. Namun untungnya Terry punya pengendalian diri yang baik agar tak terjerat dalam pesona polos Jessy yang terlihat seperti boneka polos yang tak tahu apapun."Karena ini tak ada hubungannya denganmu," balas Terry yang ten
Baca selengkapnya

Bab 60 : Lawan Menjadi Kawan (1)

Terry melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke aula pertemuan yang berada di lantai 4. Gesekan antara sepatu pantofel dan dengan lantai membuat suara gema yang begitu khas sepanjang lobby yang begitu kosong ini. Tak ada siapapun yang melintasi daerah ini mengingat mereka semua tengah berkumpul di aula pertemuan. Begitu berada di depan pintu masuk, Terry segera menunjukan kartu ID khusus yang menjadi bukti bahwa ia adalah ketua Mafia di daerah Washington pada salah satu penjaga yang berjaga di depan pintu masuk. Setelah diperiksa selama satu menit, Terry segera menghampiri Daniel yang saat ini tengah meminum segelas bir yang tadi diantarkan oleh waiter yang berkeliling membagikan minuman pada para tamu."Oh Terry, Aku kira kau tidak akan kembali lagi kemari karena sibuk mengurus boneka kecilmu itu," ujar Daniel dengan nada mengejek begitu melihat Terry yang duduk di kursi di sebelahnya. Terry memutar mata malas mendengar ocehan Daniel yang menurutnya tak penting itu.Terry tak ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status