Semua Bab Karma Mantan Suami Usai Kami Bercerai : Bab 81 - Bab 90

110 Bab

81. Dipaksa Mengaku

Dipaksa Mengaku---“Siapa mereka Rini, dan apa yang mereka lakukan padamu?” selidikku.Rini menunduk sambil meremas bajunya, tubuhnya sedikit menegang. Untuk beberapa saat kami masih saling diam, sengaja kubiarkan gadis itu selesai dengan perang batinnya. Meskipun aku sangat yakin kalau sebenarnya dia telah melewati banyak hal yang tidak menyenangkan.Akan tetapi saling berdiam diri dan hanya diam menunggu jawaban, justru membuatku merasa tidak nyaman. Jangan-jangan Rini tidak bersedia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya karena sebuah alasan?“Rini, kalau kamu tidak bersedia menceritakan apa yang terjadi padamu, aku tidak akan memaksa. Bagiku, melihatmu baik-baik saja dan bisa tersenyum seperti tadi saja, sudah membuatku senang dan lega,” ucapku kemudian, memecah keheningan.Rini mengangkat wajahnya dan menoleh, dia menatapku lekat seolah ingin menyelami apa yang ada dalam pikiranku saat itu. Apakah dia sjuga meragukan ketulusn dan maksdu baikku?“Bu Marina, saya ---“Ti
Baca selengkapnya

82. Wanita Psycho

Wanita Psycho----“Apa yang kamu lakukan di sini Rini?” Amanda kembali bertanya, sementara itu, Rini terlihat gugup, lebih tepatnya, ketakutan.“Saya ….”Rini tidak melanjutkan kalimatnya, dia melirik ke arahku lalu kembali menundukkan kepala sambil meremas ujung bajunya. Melihatnya seperti itu, aku yakin sekali kalau saat itu Rini merasakan sebuah ketakutan yang luar biasa, gestur tubuhnya mengatakan semuanya. Aku harus melakukan sesuatu untuk gadis ini, tidak akan kubiarkan dia mengalami penganiayaan dalam bentuk apapun. Sudah cukup apa yang dilakukan Amanda padanya saat itu.“Oh, ada Marina juga di sini. Dan sepertinya kalian sedang berbagi cerita, bukan beitu?” ucap Amanda, kali ini dia mengalihkan pandangannya padaku.Sekuat tenaga aku menahan gejolak emosi yang ada di dalam dada, biarkan saja dia berbicara sesuka hatinya, dan tidak perlu aku memprovokasinya. Namun jika dia sudah melampaui batas dan keterlaluan, aku tidak akan membiarkannya melenggang dengan bebas.“Iya, kami ke
Baca selengkapnya

83. Gagal Mengadu Domba

Gagal Mengadu Domba-----Aku melirik Amanda sekilas Amanda yang duduk di sebelah Rini, dia terlihat untuk bersikap tenang. Namun gesture tubuhnya tidak bisa berbohong. Karena beberapa kali aku melihatnya merubah posisi duduknya, sepertinya dia juga mulai tegang. Ini mungkin kesempatanku untuk memprovokasinya, namun aku tidak akan melakukan hal itu. Karena aku tidak ingin memulai perseteruan dengannya, meskipun sebenarnya, perseteruan kami sudah berlangsung saat ini.Amanda juga mengatakan mengetahui sesuatu tentang Grace, sesuatu yang tidak kuketahui. Mungkin dia bermaksud untuk mengadu domba antara aku dengan Grace. Tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Mungkin benar aku tidak banyak mengetahui tentang sahabat lamaku itu, dan aku menganggapnya wajar. Karena semua orang pasti memiliki sebuah rahasia yang tidak ingin mereka bagi dengan orang lain. Mungkin Grace juga seperti itu, dan kalaupun benar, aku tidak ingin mengetahuinya dari orang lain, terutama Amanda. Aku akan memi
Baca selengkapnya

84. Seperti Orang Asing

Seperti Orang Asing----”Devan, bisa kamu jelaskan tentng apa yang kamu katakana tadi?” Kembali Alvaro mengulang pertanyaannya.Devan terlihat bingung, sepertinya dia menyadari kalau baru saja membuat kesalahan dalam ucapannya. Dia mengacak rambutnya kasar, lalu berkata, “Aku datang ke sini untuk membantu Marina. Dia bilang komputernya sedikit bermasalah dan dia meminta bantuanku.”Alvaro mengernyitkan dahinya, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arahku, kini dengan tatapan serius. Mungkin dia ingin memastikan apakah ucapan Devan benar atau sebaliknya. Kucoba untuk berusaha tetap tenang aku mengangguk pelan, mengiyakan pertanyaanya.“Iya, aku meminta bantuan Devan untuk membuatkanku website pribadi,” ucapku lirih. Dari sudut mata, aku melihat Devan tersenyum simpul. Maafkan aku, Al, aku tidak bermaksud untuk berbohong padamu. Namun ada sesuatu yang ingin kulakukan untuk mencari tahu, apakah dugaanku selama ini benar atau salah.“Kamu tidak pernah bilang padaku, Marina?” ucap Alv
Baca selengkapnya

85. Misi Rahasia

Misi Rahasia----“Di mana dia sekarang dan apa yang kalian kerjakan?” selidikku.Aku memperhatikan Devan yang masih fokus menyantap makanannya, dia hanya melirikku sekilas tanpa menjawab pertanyaanku. Mungkin dia benar-benar lapar sehingga tidak ingin diganggu ketika sedang menikmati makannanya. Baiklah, aku akan menunggu sampai dia selesai makan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan, sehingga membuat Alvaro tidak mempunyai waktu untuk sekedar membaca pesan yang kukirim untuknya.Sementara Devan sibuk menikmati makanannya, kubiarkan pikiranku mengembara ke mana-mana. Sambil sesekali aku memerhatikan Devan. Aku masih ingat kapan pertama kali aku bertemu dengannya hingga akhirnya kami menjadi seperti sekarang, seperti sahabat lama. Meskipun jarang berkomunikasi, namun seolah tahu kapan waktu menghubungi satu sama lainnya dan mengulurkan bantuannya.Devan, seorang lelaki muda yang harus mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang pembalap karena sebuah kecelakaan, meskip
Baca selengkapnya

86. Terjebak Dalam Pertengkaran

Terjebak Dalam Pertengkaran-----Aku berjalan menyusuri trotoar dan memang sengaja memilih untuk berjalan kaki daripada naik taksi online untuk kembali ke tempat kerja. Sepanjang perjalanan, kepalaku dipenuhi dengan berbagai spekulasi serta berbagai pertanyaan; kenapa aku bisa berada dan terjebak di dalam pertikaian antara Alvaro dan Amanda? Apakah saat ini aku juga sedang memetik karmaku karena telah banyak melakukan kesalahan di masa lalu.Tanpa terasa, aku sudah berjalan hampir sepuluh menit, keringat membasahi sekujur tubuh. Tidak jauh lagi aku akan sampai, pikirku. Namun kaki terasa sakit dan aku memutuskan untuk berhenti sejenak, kebetulan tidak jauh dari tempatku berdiri, ada warung kecil.“Pak, air mineral satu,” kataku pada bapak penjual. Lelaki paruh baya dengan kaca mata tebal yang sedang membaca sebuah buku itu mendongak melihatku, dan buru-buru berdiri.“Lima ribu,” jawabnya saat kutunjukkan sebotol air mineral dingin padanya.Aku duduk di sebuah kursi kecil di sebelah
Baca selengkapnya

87. Di Luar Dugaan

Di Luar Dugaan-----“Kamu benar-benar menjijikkan, kamu sakit!”Seketika tubuh Amanda seolah membeku begitu mendengar ucapan Alvaro barusan. Dia sepertinya tidak menduga Alvaro akan mengatakan hal itu padanya. Bukan hanya Amanda yang terkejut mendengarnya, aku dan beberapa karyawan yang ada di sana pun ikut terkejut, dan kami memilih untuk diam.Amanda merapikan bajunya lalu menatap balik Alvaro, masih dengan tatapan tidak percaya. Melihat hal itu, aku memberi isyarat pada karyawan yang ada di sana untuk segera keluar. Karena apa yang terjadi adalah masalah pribadi antara Alvaro dan Amanda. Mereka akhirnya satu per satu keluar dari ruangan, setelah memastikan mereka semua keluar, aku pun bergegagas menyusul mereka.“Tetap berada di tempatmu!” Bentak Amanda saat kaki ini baru saja melangkah.“Keluarlah Marina, tinggalkan kami berdua,” ucap Alvaro tanpa melihat ke arahku.“Aku bilang jangan keluar dan tetap berada di tempatmu!” Pekik Amanda sekali lagi, hingga membuatku mematung di te
Baca selengkapnya

88. Perseteruan

Perseteruan-----“Marina … Marina, kamu tidak apa-apa?” tanya Alvaro sambil memegang kedua pundakku, dia terlihat begitu cemas.Perlahan aku melepaskan tangan Alvaro dari pundakku dan segera menjawab pertanyaannya, “Aku tidak apa-apa, mungkin aku mimisan.”“Amanda, lihat apa yang telah kamu lakukan pada Marina,” ucap Alvaro geram.“Jangan berlebihan, aku hanya memberinya sedikit Pelajaran karena terlalu ikut campur urusan kita,” jawab Amanda tidak kalah.“Aku tidak apa-apa, Al,” ucapku memotong pembicaraan mereka.Meskipun aku masih merasakan panas dinpipiku dan sakit di hidungku, namun aku tidak mau menunjukkan hal itu di depan Amanda. Aku tidak ingin terlihat lemah di depannya. Namun demikian, aku tidak akan melupakan apa yang baru saja dia lakukan padaku, beraninya dia menamparku seperti itu.“Kamu dengar dia, kan? Marina bilang tidak apa-apa, jangan berlebihan. Cih … ternyata wanita seperti itu yang selama ini kamu sukai, lemah dan manja,” cibir Amanda.Tunggu dulu! Apa yang bar
Baca selengkapnya

89. Babak Baru

Babak Baru----“Di mana kamu menyembunyikan Kimi?” Tia mengulang pertanyaannya.Aku menatap Alvaro, dia terlihat terkejut dengan kehadiran Aristia yang secara tiba-tiba menanyakan padanya keberadaan Kimi. Ini sudah sangat keterlaluan, karena gadis itu sudah terlalu jauh melewati batas. Dan bisa dibilang sudah sangat lancang.“Kamu sudah sangat lancang, Tia, karena masuk ke dalam ruang kerjaku tanpa permisi,” ucapku pada gadis itu dengan lantang. Aku tidak bisa membiarkannya bertindak semaunya seperti itu hanya karena aku pernah membiarkannya berbuat lancang sebelumnya.Aristia mengepalkan kedua tangannya dan bersiap untuk menjawab ucapanku, namun aku segera berkata lagi dengan tegas, “Keluar dari ruanganku!”Akan tetapi, Aristia sepertinya tidak menghiraukan ucapanku. Bukannya keluar dari ruang kerjaku, gadis itu justru berjalan mendekatiku dengan sangat percaya diri. Drama apa lagi yang akan kusaksikan dari gadis ini setelah Amanda pergi?“Kenapa aku harus keluar? Bukankah Bu Marina
Baca selengkapnya

90. Surat Ancaman

Surat Ancaman----“Mbak … Mbak Marina ….”Terdengar suara Rahma memanggilku beberapa kali dari ponsel yang tergelatk di atas lantai. Untuk sesaat, aku benar-benar tidak bisa berpikir, yang kurasakan saat itu hanyalah ketakutan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Terlebih Rahma juga mengatakan kalau dia juga mendapat penglihatan buruk tentang diriku.Rahma, Indera ke enamnya memang sangat peka, bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai anak indigo ketika dia masih kecil karena sering melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. Namun dia sudah menutup penglihatannya tersebut karena terlalu mengganggu kehidupannya dan juga demi kebaikan. Namun aku tidak tahu, kenapa tiba-tiba dia mendapatkan penglihatan ke enamnya kembali?Setelah aku berhasil menenangkan pikiran dan menghilangkan rasa ketakutan yang tiba-tiba menyerang, aku mengambil ponsel yang tadi sempat terjatuh dan memeriksanya, ternyata Rahma sudah mengakhiri panggilan.Tring … tring ….Ponsel kembali berdering
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status