Aku terbangun, di sebelahku ibu masih tertidur dengan ponsel di genggaman. Senyumku terbersit mengingat tadi malam. “Malam-malam kok masih telponan, to, Nduk. Apa tidak tidur?” “Iya, Bu. Ini Alex sungkan karena tadi tidak pamit,” jawabku sekenanya. Tidak mungkin aku bilang, kami telponan gara-gara dia kirim pesan- aku kangen. Justru ini awal mula kejadian. Ibu justru bergabung video call dengan kami. Dari ruang depan, dan pindah ke dalam kamar. Pembicaraan yang lama-lama didominasi, membuatku tersingkir dengan teratur. Entah sampai pukul berapa ibu dan Alex berbincang. Aku pun tidak kuat, menyerah, dan tertidur. Jarum jam menunjuk angka tiga, aku masih ada waktu untuk menulis. Sekali lagi aku menatap ibu. Wajahnya yang menunjukkan usia, terlihat damai dengan senyum tersungging. Mungkin bermimpi bertemu bapak, atau justru memimpikan terkabul keinginannya. Bersalaman di resepsi pernikahan dengan membusungkan dada, seolah menyatakan kalau anak semata wayangnya bukan wanita yang tida
Terakhir Diperbarui : 2023-08-31 Baca selengkapnya