Home / Rumah Tangga / Penyesalan Seusai Talak / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Penyesalan Seusai Talak : Chapter 61 - Chapter 70

119 Chapters

61

"Papi kenapa senyum-senyum?" celetuk Chika. Bian terkesiap, kemudian tersadar jika ada Chika didepannya. Lelaki itu menggaruk tengkuk yang tidak gatal, kemudian menyimpan ponsel dan tersenyum pada Chika."Nggak, kok, Sayang. Papi lagi baca pesan dari temen. Ada yang lucu, makanya Papi senyum-senyum sendiri," kilah Bian, Chika hanya mengangguk saja dengan wajah polosnya."Chika sudah selesai?" tanya Bian saat melihat piring sang putri sudah kosong. Chika mengangguk sebagai jawaban. "Nggak mau nambah lagi?" lanjutnya. Chika menggeleng dan mengatakan sudah kenyang.Bian bangkit setelah menyudahi sarapannya, dia mengambil kotak makan dan botol minum berwarna pink yang sudah ia siapkan sebelumnya, kemudian memasukkan kedalam tas bekal dan membawanya pada Chika."Ayok! Ini bekal Chika, ya?" katanya mengajak Chika.Keduanya berjalan keluar, Bian meminta Chika menunggu didalam mobil, setelah mengunci pintu, barulah dia menyusul."Nanti tungguin Papi yang jemput, ya? Pulang sekolah kita ke ru
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more

62

Evelyn meraih tangan Bu Maya, mengecupnya berulang kali. Dia ingin menunjukkan pada Bu Maya, betapa dia sangat menghormati serta menyayangi wanita yang sudah melahirkan lelaki yang sangat ia cintai itu.Bu Maya merasakan ketenangan di jiwanya, meski masih sangat lemah karena keadaan ini, namun dia merasa kuat sebab kehadiran Evelyn—menantu kesayangannya.Pak Hendra dan Karina yang menyaksikan hangatnya hubungan mertua dan menantu itu hanya bisa tersenyum senang, keduanya merasa bersyukur karena kesalahpahaman yang terjadi seakan melebur begitu saja, dan semua itu terjadi sebab hati Evelyn yang begitu luas dan mudah memaafkan."Pa, sudah sarapan? Kalau belum Papa sarapan aja dulu. Mumpung Evelyn dan Karina lagi disini," kata Evelyn beralih pada Pak Hendra. Pria itu mengangguk, kemudian meraih bekal yang tadi dibawa Evelyn dan membawanya keluar setelah berpamitan.Evelyn meminta Bu Maya untuk istirahat, sedang dia duduk ditepi ranjang sambil memijiti tangan serta kaki mertuanya itu deng
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

63

"Pa, Elyn pamit dulu, ya? Mama lagi istirahat. Baru aja tidur lagi, jadi nggak enak bangunin cuma buat pamitan. Elyn pamit sama Papa aja, ya?" kata Evelyn pada Pak Hendra yang sedang duduk di kursi tunggu."Eh, iya. Makasih banyak, ya, Nak? Sudah mau meluangkan waktu untuk jengukin Mama. Nak Karin juga, terimakasih banyak," sahut Pak Hendra.Evelyn dan Karina mengangguk serentak, kemudian bergantian menyalami tangan Pak Hendra dan berlalu dari sana.Dari arah lain, Bian dan Chika baru saja tiba. Tadi mereka menyempatkan diri untuk membeli makan siang dan juga buah-buahan. Karena Evelyn dan Karina memilih jalan lain untuk keluar, jadi mereka tak bertemu disana."Kakek ..." seru Chika begitu membuka pintu ruang rawat sang Nenek."Wah, cucu Kakek sudah datang! Sini, Sayang," kata Pak Hendra merentangkan tangan.Chika langsung berlari menghambur ke pelukan sang Kakek. Bian yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. Lelaki itu menaruh buah-buahan dan juga nasi k
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

64

"Kamu sedang apa disini?" tanya Haikal. Ternyata yang ditabrak Marissa di minimarket tadi adalah mantan bosnya."Eum ... Ini, Pak. Saya lagi beli minuman sama cemilan." Marissa menyahut.Haikal manggut-manggut. Karena antrian di meja kasir sudah kosong, Marissa pamit untuk membayar lebih dulu. "Permisi, Pak. Saya mau bayar ini dulu," izin Marissa. Haikal hanya mengangguk dan mempersilahkan Marissa pergi lebih dulu.Haikal memandang Marissa yang sudah berjalan ke meja kasir. Sejak awal bertemu dengan Marissa dulu, Haikal sudah merasa terpikat. Dia diam-diam menaruh perasaan pada karyawannya itu, memperhatikan wanita itu meski dari jarak jauh. Tapi itu dulu, dulu ... Sekali. Sebelum lelaki itu tau bagaimana sikap asli wanita yang ia kagumi itu. Haikal benar-benar merasa kaget dan tak tau harus berekspresi seperti apa, saat satu fakta terkuak. Ternyata selama ini Marissa menjadi simpanan lelaki beristri. Dan lelaki itu adalah Om Haikal sendiri, adik dari almarhum Papanya—yaitu Brata.D
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

65

Marissa kebingungan saat mendapati ranjang yang ditempati Bu Maya sebelumnya sudah kosong. Dia keluar dan menahan salah satu perawat disana untuk bertanya."Sus, pasien disini kemana? Kok ranjangnya kosong?" tanya Marissa."Wah, kurang tau saya, Mbak. Coba kebagian administrasi saja, mereka pasti tau itu. Mungkin yang Mbak maksud sudah pulang atau dipindahkan," jawab perawat tadi. Marissa hanya mengangguk, kemudian berlalu setelah mengucapkan terimakasih.Marissa berjalan menuju ruang administrasi. Sepanjang perjalanan, segala tanya bergelayut dalam kepalanya. Kemana Bu Maya sebenarnya? Apa dia sudah siuman? Tapi kenapa Bian tak memberitahunya? Kalau benar perkiraannya itu, Bian sungguh keterlaluan karena sudah menyembunyikan semua dari Marissa."Permisi, Sus. Saya mau tanya, pasien atas nama Maya sudah keluar, kah? Atau dipindah ruang rawatnya?" tanya Marissa."Atas nama Maya? Sebelumnya pasien dirawat dimana, Mbak? Riwayat sakitnya apa?" Perawat tadi bertanya."Diruang ICU. Kebetula
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

66

"A-pa ma-maksudnya?" Bu Maya menatap Pak Hendra penuh tanya."Bukan apa-apa, Ma!" sahut Bian cepat. Marissa mendelik sinis kemudian berjalan mendekati ranjang Bu Maya."Mas Bian sudah berjanji padaku. Jika Mama sembuh, dia akan segera menikahiku! Dan sekarang Mama sudah sembuh, kan? Jadi aku sedang menagih janjinya itu," timpal Marissa. Bian melempar tatapan tajam pada Marissa, tapi wanita itu malah melengos tak peduli."Rissa! Keluar sekarang! Mama sedang dalam proses penyembuhan, jangan malah membebani pikirannya!" Bian mengusir Marissa dengan suara lantang. Chika yang sedang tidur di sofa terbangun sebab mendengar suara sang Papi."Membebani gimana maksudmu, Mas? Pernikahan kita akan jadi beban untuk Mama, gitu? Aneh, kamu, ya!" kesal Marissa."Bi! Bawa Marissa keluar. Selesaikan masalah kalian disana. Kalian nggak kasihan liat Chika? Dia sampai kebangun gara-gara perdebatan kalian!" hardik Pak Hendra tertahan.Dengan paksa Bian pun menarik tangan Marissa agar keluar dari ruang raw
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

67

Melani menatap penuh curiga pada Haikal, dia melihat keponakanya itu seperti menaruh harapan besar agar mendapat persetujuan darinya."Kal, kamu kenapa tiba-tiba saja kepikiran hal ini? Padahal ini nggak pernah kita bicarakan, loh! Jangan bilang kalau kamu ..." Melani menjeda ucapannya. Haikal gelagapan mendengar pertanyaan istri dari Omnya itu."A-apa, Tan? Aku ... Eum ... Aku benar-benar cuma mau ngebantu, kok! Kenapa Tante bertanya seperti ini?" bohongnya. Haikal tampak salah tingkah. Dan cara menjawabnya itu membuat Melani semakin menaruh curiga."Jujur saja! Kamu suka padanya?" desak Melani."Eng ... Apa, sih, Tan? Haikal permisi dulu, ada urusan," kilahnya dan segera bangkit, tapi Melani malah mencegahnya."Duduk dulu! Tante mau bicara serius denganmu. Tante nggak suka ada kebohongan!" tahan Melani. Haikal terpaksa kembali duduk, dia pasrah jika harus mendapat desakan pertanyaan dari Tantenya yang mulai curiga itu. Salahnya juga, kenapa harus mengajukan rencana itu. Padahal jel
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

68

Haikal terdiam mendengar penuturan Melani, dia membenarkan apa yang dikatakan Tantenya itu. Selama ini rumah tangga Melani dan Brata selalu harmonis, tak pernah mereka terlibat cekcok yang menyebabkan pertengkaran hebat. Bahkan mereka selalu menjadi pasangan romantis di keluarga besar mereka, Haikal saja tak pernah menyangka jika adik dari ayahnya itu tega mengkhianati sucinya pernikahan mereka."Maaf, Tan ... Aku ..." Haikal menunduk dalam. Dia sangat merasa bersalah, sebab ucapannya tadi pasti sudah menyinggung perasaan Tantenya."Tante paham! Konon kata mereka, orang yang sedang jatuh cinta itu memang tak ingin disalahkan. Bahkan nasehat pun tak akan mampu mereka cerna," kata Melani terkekeh, demi mencairkan suasana yang sempat menegang."Bukan begitu, Tan. Tapi, aku buntu. Tante tau sendiri, aku tak pernah jatuh cinta. Bahkan bisa dikatakan ini pertama kalinya," Haikal kembali menunduk. Ada desir saat dia mengakui sedang jatuh cinta. Karena memang selama ini dia seolah anti dekat
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

69

Selesai sarapan, Bu Maya meminta agar diantar ke kamar oleh Pak Hendra. Sebelum keduanya beranjak, Bian mencegah lebih dulu."Ma, Pa. Bian pamit dulu, ya?" katanya menatap Pak Hendra dan Bu Maya bergantian."Loh? Bukannya hari ini libur? Terus kamu mau kemana?" tanya Bu Maya bingung."Eee ... Bian mau ... Diajak Marissa untuk fitting baju pengantin, Ma," sahut Bian menunduk. Ada perih di hatinya, mengingat beberapa hari lagi dia akan menikahi wanita yang tak ia inginkan itu."Hhh ... Bagaimana dengan Evelyn? Kamu sudah mengurus perceraian kalian di pengadilan?" Giliran Pak Hendra yang bertanya.Bian lantas menggeleng, "Belum, Pa. Bian belum siap jika harus benar-benar putus hubungan dengan Evelyn." Lelaki itu menunduk sangat dalam."Jadinya bagaimana? Itu artinya kamu menggantung Evelyn, Bi! Itu lebih menyakitkan bagi Evelyn," timpal Bu Maya. Bian mendengkus kasar, tak tahu harus berbuat apa."Bian tau, Ma! Tapi ... Bian berharap kami akan kembali berjodoh," kata Bian menatap kedua or
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

70

Marissa mendekati Bian, wanita itu tersenyum lebar. Bian sendiri tetap saja menampakkan raut wajahnya yang datar, tak sedikit pun ia membalas senyuman Marissa."Mas, kamu tampan sekali!" puji Marissa, berharap Bian melambung saat mendengar pujiannya. "Aku jadi tak sabar, Mas. Apalagi menyaksikan kamu mengucapkan ijab kabul kedua untukku." Marissa bergelayut manja di lengan Bian.Dia tak merasa malu atau pun risih, padahal beberapa karyawan yang tadi ikut membantu ada disana."Jangan seperti ini, Ris! Sudah berapa kali kubilang?" sentak Bian. Marissa tercengang, tak menyangka jika Bian akan berlaku seperti itu padanya dihadapan semua orang. Wajah Marissa merah padam menahan malu, apalagi saat melihat para karyawan butik itu saling melirik dan berbisik sambil menahan senyum..."Assalamu'alaikum," seru Evelyn didepan pintu rumah Bu Maya.Bu Maya dan Pak Hendra yang memang sedang menunggu kedatangan Evelyn di ruang tengah tersenyum senang, saat mendengar suara orang yang ditunggu datan
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status