Semua Bab Penyesalan Seusai Talak : Bab 71 - Bab 80

119 Bab

71

Bian dan Marissa sedang makan siang di kafe yang tak jauh dari butik tempat mereka fitting baju pengantin tadi. Awalnya Bian menolak, tapi Marissa memaksa, akhirnya dari pada ribut didepan umum, Bian memilih mengalah dan menuruti mau wanita itu."Mas," panggil Marissa. Bian sedang fokus pada ponselnya, sekarang mereka sedang menunggu pesanan tiba. Marissa kesal, sebab sejak datang tadi, ponsel seakan enggan Bian lepaskan. Bahkan ia hanya bergumam atau mengangguk saat Marissa mengajak bicara."Hm?" Gumam Bian tanpa menoleh."Kamu itu bisa nggak, sih, kalo lagi bareng aku itu jangan sibuk sama ponsel terus? Aku malah dicuekin!" ketus Marissa, berharap Bian mengerti.Bian hanya menoleh sekilas, tapi kembali sibuk dengan ponsel di tangannya. Marissa menggerutu kesal, dia ingin kembali buka suara, tapi kedatangan pelayan kafe membuatnya mengurungkan niat."Silahkan, Mas, Mbak!" kata pelayanan kafe ramah. Bian menoleh dan tersenyum."Terimakasih!" kata Bian, pelayan itu hanya mengangguk da
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

72

Bian baru saja tiba di rumah, dia menyandar sambil memejamkan mata di sofa. Dia sangat merasa lelah, bukan hanya tubuhnya saja yang lelah, tapi pikirannya juga.Pak Hendra yang mendengar suara mobil sang putra sampai, keluar menemui anak satu-satunya itu. Saat keluar, dia melihat Bian yang sedang menyandar dengan mata memejam, Pak Hendra bisa merasakan, betapa pusingnya Bian saat ini. Dia merasa kasihan, dan berharap masalah ini cepat usai, dan Evelyn bersedia kembali menjalani rencana awalnya.Pak Hendra berjalan mendekati Bian, "Kamu kenapa, Bi? Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan," tanya Pak Hendra duduk disamping Bian."Eh? Enggak, Pa! Bian cuma capek aja," dusta Bian. Dia tak ingin membagi keluh kesahnya dengan sang Papa. Cukup masalah kondisi Bu Maya saja yang beliau pikirkan, jangan ditambah lagi dengan masalah yang tengah ia pikirkan sekarang, pikir Bian."Yaudah kalau memang kamu nggak mau cerita. Padahal Papa hanya ingin meringankan sedikit bebanmu saja, dengan kamu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

73

Besok akad nikah Bian dan Marissa akan digelar, sesuai permintaan Bian, mereka hanya akan mengadakan akad tanpa resepsi. Bian tak ingin ada kemewahan, beralasan karena perceraiannya dengan Evelyn belum selesai."Ini salah kamu, Mas! Coba saja kamu selesaikan perceraianmu dengan wanita itu sejak awal, pasti pernikahan kita nggak akan sesederhana ini!" ketus Marissa tempo hari."Mau bagaimana lagi? Bukankah yang penting bagimu adalah segera aku nikahkan? Jadi tak perlu kamu merengut begitu! Aku juga terlalu sibuk, mengurus pernikahan ini saja sudah membuatku pusing!" balas Bian tak kalah ketus.Bian menatap ruang tamu rumah orang tuanya, yang sudah disulap dengan decor bunga berwarna peach bercampur putih disetiap sudutnya. Dindingnya sudah tertutup tirai berwarna putih, disana juga sudah disusun satu buah meja kecil untuk tempatnya mengucap ijab kabul besok pagi.Tiba-tiba saja ada sesak yang memenuhi rongga dada lelaki itu, Bian tak bisa membayangkan jika dia akan kembali merajut kasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

74

Melani bangkit, dan beralih duduk disamping Evelyn, wanita itu merengkuh tubuh Evelyn yang berguncang hebat. Wanita itu paham apa yang dirasakan Evelyn, dia tau jika Evelyn memiliki hati yang lembut, dan orangnya sangat tidak tegaan.Melani mengusap-usap punggung Evelyn, dia berusaha menenangkan Evelyn. Tapi tidak dengan Karina, gadis itu tetap tak beranjak dari duduknya meski untuk sekedar menenangkan sahabatnya itu. Pasalnya dia sudah kelewat kesal, sudah berulang kali dia mengatakan agar Evelyn tak terlalu memikirkan nasib orang lain.Setelah tenang, Evelyn menghapus jejak air matanya. Karina menyodorkan botol air mineral kehadapan Evelyn tanpa sepatah kata pun. Melani tersenyum melihat itu, meski Karina masih sangat kesal pada Evelyn, tapi gadis itu tetap memperlihatkan perhatiannya.Evelyn meraih botol itu dan meneguknya sedikit, kemudian dia menyimpannya kembali diatas meja."Sudah tenang?" tanya Melani lembut. Evelyn mengangguk. "Jadi apa yang kamu inginkan? Membatalkan rencana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

75

Sebelum subuh, Evelyn sudah bangun lebih dulu, dia meraih handuk dan masuk ke kamar mandi, berniat membersihkan diri sebelum shalat subuh. Beberapa menit menghabiskan waktu di kamar mandi, Evelyn keluar dengan sudah berpakaian lengkap, bersamaan dengan itu, azan subuh berkumandang. Evelyn memutuskan segera shalat, dia mengenakan mukena dan menggelar sajadah, kemudian mulai melaksanakan dua rakaatnya dengan khusyuk.Tak lupa Evelyn juga memanjatkan do'a, agar rencananya hari ini diberi kelancaran tanpa hambatan."Semoga ini jalan yang terbaik." batin Evelyn sembari memejamkan mata.Dia menghela napas, kemudian melepas mukena untuk kembali dilipat. Setelah itu, Evelyn bangkit dan menaruh mukena dan sajadahnya ditempat semula.Evelyn keluar dari kamar, dia berjalan ke dapur untuk membantu Bu Dena yang sudah lebih dulu bangun dan sudah berada di dapur. Saat melewati kamar Karina, ternyata sahabatnya itu juga sudah bangun, mereka berjalan bersama menuju dapur."Masak apa hari ini, Bu?" ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

76

Pak Hendra segera mendorong kursi roda Bu Maya ke kamar, sebelum orang-orang melihatnya dan menduga-duga."Mama benar-benar kecewa dengan Evelyn, Pa!" ucap Bu Maya dengan sorot penuh kekecewaan."Mama jangan begitu. Mama tau sendiri apa alasannya, kan? Evelyn melakukan itu karena memikirkan Chika, Ma!" sahut Pak Hendra mencoba memberi pengertian."Tapi, Pa. Apa Marissa berpikir, sebelum membayar orang untuk mencelakai Mama? Enggak, kan?!" balas Bu Maya emosi."Evelyn dan Marissa tak sama, Ma! Mereka sangat jauh berbeda. Jadi Mama tak bisa menyamakan mereka! Jika memang Marissa berpikir sebelum melakukannya, dia tak mungkin tetap melakukannya juga, Ma!" berang Pak Hendra tak terima menantunya disamakan dengan mantan menantunya.Bu Maya terdiam mendengarnya, dia terisak dan menunduk dalam, tak berani menatap wajah suaminya yang sedang menatapnya tajam."Bu-bukan begitu maksud Mama, Pa ... Tapi--" Bu Maya menangis kencang, tak kuasa melanjutkan ucapannya. Paham jika istrinya sedang kalut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-03
Baca selengkapnya

77

"Maksud kamu apa, Lyn?" tanya Karina mengernyit.Evelyn menoleh sekilas saja, setelahnya kembali memalingkan wajah, melihat dengan gelisah barisan mobil yang berada didepan mobil mereka.Melani yang duduk disamping kemudi, melirik Evelyn dari spion. Evelyn yang duduk tepat dibelakang Melani membuat wajahnya tampak jelas, bisa Melani rasakan riak kegelisahan yang tercetak jelas di wajah wanita itu."Jangan khawatir, Lyn! Berdoa saja, semoga kita bisa datang tepat waktu." Mendengar ucapan Melani, Evelyn pun hanya bisa mengangguk pasrah. Dia menghembuskan napas berat, dan menyandar sambil memejamkan mata. "Makanya, Lyn! Jangan kelamaan mikir! Udah berapa kali aku bilang? Nyesel, kan?" omel Karina menyindir Evelyn. Wanita itu tak menjawab ocehan sahabatnya, dia memilih diam sembari menata hati, agar bisa lebih ikhlas dengan apa yang terjadi nanti.Ponselnya bergetar, Evelyn membuka tas untuk mencari benda pipih itu disana. Seketika matanya membeliak senang saat membaca sebuah pesan. Dada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-05
Baca selengkapnya

78

"Kenapa, Lyn? Bian nggak angkat?" tanya Karina yang paham dengan kegelisahan Evelyn. Karina mendengkus kasar saat melihat Evelyn menggeleng."Coba lagi, Lyn!" timpal Melani yang sejak tadi menyimak pembicaraan keduanya."Udah, Tan. Aku sudah hubungi dua kali, tapi tetep nggak diangkat. Gimana ini, Tan? Aku takut mereka sudah melangsungkan akad, dan ... Kita datang terlambat," resah Evelyn. Sejak tadi, wanita itu tak berhenti memainkan ponsel. Beberapa chat juga sudah dia kirim pada Bian, tapi tetap saja tak ada respon dari suaminya itu."Kamu tenang dulu, ya? Kita pasti nggak bakal telat, kok!" sahut Melani berusaha menenangkan.Evelyn mengangguk, meski hatinya tetap saja resah. Dia berusaha tenang, berpikir positif dan berdoa dalam hati."Pak, bisa lebih cepat, nggak?" kata Karina pada supir pribadi Melani."Jalanan lumayan ramai, Mbak. Tapi saya akan usahakan agar kita cepat sampai," sahut sang supir. Yang ada didalam mobil sama-sama tegang, semua larut dalam pikiran masing-masing.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-07
Baca selengkapnya

79

Melani berjalan anggun menuju rumah Bu Maya, saat sudah dekat, dia menjadi pusat perhatian semua orang disana, mungkin karena dia datang dengan didampingi anggota kepolisian.Bisik-bisik mulai terdengar, ada yang mempertanyakan alasan kedatangan polisi dan wanita yang tak mereka tau siapa itu, ada juga yang mengeluarkan pendapat, bahkan ada juga yang sekedar menebak-nebak.Melani terus melangkahkan kakinya, hingga ia menapaki lantai teras rumah Bu Maya dan hampir mencapai pintu, saat ia berbalik kebelakang, dia kaget sebab tak mendapati Karina dan Evelyn disana. Tapi, wanita itu tak ingin terlambat, dia memilih masuk sebab ijab kabul terdengar akan dimulai. Namun langkahnya dihadang orang-orang, kedatangannya dipertanyakan. Terjadi lah sedikit keributan kecil, sebab perdebatan Melani dan orang-orang yang tadi menahannya.Dihadapan penghulu, serta beberapa orang saksi, Bian duduk dengan wajah yang terus menunduk. Sejak tadi, fokusnya tak berada disana, yang dia pikirkan hanya Evelyn, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-08
Baca selengkapnya

80

Ibuk-ibuk disana sudah pada heboh sendiri. Karina mengajak Evelyn untuk mendekat, dia ingin bertanya lebih jelas."Nggak usah, Rin! Mending kita ke mobil saja. Kita tunggu Tante Melani disana," tolak Evelyn saat Karina mengajaknya mendekat kearah para tetangga yang sudah heboh."Kamu yakin, Lyn? Atau kita kesana aja, yuk!" Karina kembali mengajak Evelyn, tapi kali ini dia mengajak Evelyn ke rumah Bu Maya."Aku nggak bisa, Rin! Nggak tega liat Chika ...." kata Evelyn dengan tatapan kosong. Nyatanya, dia bukan hanya tak tega dengan perasaan Chika saja, tapi lebih tak tega lagi dengan hatinya, dia tak siap menangis dihadapan Bian. 'Ah, Mas! Kenapa kamu mengingkari janji? Bukankah kamu mengatakan akan menungguku?' batin Evelyn dengan sesak yang teramat dalam. "Jangan mikirin perasaan orang lain terus! Kapan kamu mau ngertiin diri sendiri?" bentak Karina gemas. "Aku--" Belum selesai Evelyn menyelesaikan ucapannya, Karina sudah lebih dulu menarik tangannya."Dah, ah! Ayok!" sambar Karina
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status