Home / Rumah Tangga / Penyesalan Seusai Talak / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Penyesalan Seusai Talak : Chapter 81 - Chapter 90

119 Chapters

81

Sorak-sorai dari para warga menghiasi langkah Marissa, wanita itu hanya bisa menunduk dengan dendam yang makin besar."Mamiiiii ...." teriakan Chika terdengar saat langkah Marissa sudah makin jauh, Marissa menoleh dan hanya bisa menatap pedih, putrinya ingin mengejar, tapi segera ditangkap oleh Bian dan dipeluk untuk ditenangkan oleh lelaki itu.Saat akan melanjutkan perjalanan, sosok wanita yang paling ia benci muncul disana. Evelyn menatap iba kearah Marissa, tapi tatapan itu malah disalah artikan oleh Marissa, yang ia tangkap, Evelyn sedang menertawakan dirinya saat ini. Marissa menatap penuh kebencian pada Evelyn, dendam dalam dirinya semakin besar.Marissa melanjutkan langkahnya yang kembali didorong oleh polisi dibelakangnya. Sedang Evelyn kembali ditarik oleh Karina, agar lebih dekat.Bian yang menyadari kedatangan Evelyn langsung tersenyum senang, lelaki itu berlari menyongsong wanita tercintanya. "Terimakasih sudah datang, Lyn! Terimakasih sudah menyelamatkan Mas dari pernik
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

82

Melani tersenyum puas setelah berhasil membungkam mulut Marissa, wanita itu mengatur duduknya dengan anggun."Kedatanganku kemari, hanya untuk mengatakan. Nikmati kebodohanmu, dan semoga dengan cara ini, kamu bisa berpikir dimana letak kesalahanmu!" tegas Melani. Marissa tak menjawab, dia hanya menatap Melani penuh kebencian."Dan ingat! Jangan berpikir Bian itu pantas untukmu, wanita licik dan jahat sepertimu itu tak pantas untuk lelaki mana pun! Bian akan sangat bodoh jika malah melepas Evelyn yang nyaris sempurna, untuk wanita penuh kurang sepertimu!" ucap Melani menohok. "Jangan berani menghinaku! Jika memang aku penuh dengan kekurangan, kenapa suamimu malah tergoda padaku? Bahkan dia rela menghabiskan hartanya, untuk menafkahi wanita penuh kurang ini, bukan?" balas Marissa mengejek.Dada Melani bergemuruh hebat, dadanya naik turun menahan amarah yang membuncah. Mata wanita itu menatap Marissa nyalang, sedang Marissa malah melempar tatapan remeh pada Melani. Marissa tau, jika wan
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

83

Brata menaruh bucket bunga tadi di meja ruang tamunya, dia lantas berjalan menghampiri wanita yang sudah setia menemaninya, dan bersedia berjuang dengannya dari nol. Brata menatap Melani tulus, penyesalan tampak begitu besar di mata pria itu.Brata memeluk Melani, wanita itu tetap bergeming meski rasa hangat menyelusup ke rongga dadanya. Dia merasa suaminya sudah kembali."Maaf, Mi ... Maafkan Papi ... Papi akui sudah berkhianat, Papi salah! Papi menyesal, Mi ..." Brata terisak, Melani merasa suaminya itu benar-benar menyesal, pria itu jarang-jarang menangis, dan ini mungkin terhitung kali keduanya ia menangis selama pernikahan mereka.Tapi, Melani tetap bergeming. Tak sedikit pun ia menjawab atau merespon suaminya. Pelukan Brata semakin erat, tubuh tambun pria itu berguncang hebat, pertanda tangisnya kian menjadi."Harus dengan cara apa Papi meminta maaf, Mi? Dengan cara apa agar Papi bisa mendapatkan maaf dari Mami? Tolong, Mi ... Maafkan, Papi. Beri Papi kesempatan sekali lagi. Pap
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

84

Evelyn tak tau harus menjawab seperti apa, dia takut salah-salah bicara dan malah membuat Chika semakin terpuruk. Akhirnya dia hanya bisa menenangkan Chika lewat pelukan dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja."Sekarang Chika jangan nangis lagi, ya, Sayang? Chika, kan, sudah besar. Nanti kalau ada waktu, kita ajak Papi ketemu Mami, ya?" bujuk Evelyn. "Bunda serius?" Chika berseru riang, dia begitu antusias mendengar janji Evelyn. Evelyn mengangguk dan menyunggingkan senyum untuk meyakinkan Chika."Tapi ... Apa Papi mau, Bun?" Wajah yang tadi ceria kembali murung."Ya pasti mau lah! Nanti Bunda yang bilangin. Oke?" Janji Evelyn. Chika langsung mengangguk senang.Evelyn mengajak Chika untuk keluar. Saat mereka tiba diluar, rumah sudah sedikit sepi, para tamu sudah pulang setelah menyicipi hidangan tadi, hanya beberapa keluarga dan tetangga dekat yang masih tinggal, membantu membereskan rumah. Sebagian membantu di dapur, dan sebagian lagi membantu di rumah, membuka tenda dan decor
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

85

Selagi menunggu Bian bersiap, Evelyn membantu mengemas baju Chika untuk ikut menginap disana. Karena hanya semalam, jadi tak banyak yang dibawa, hanya beberapa helai baju ganti.Selesai mengemas pakaian Chika, Evelyn keluar dan kembali bergabung dengan kedua mertuanya. Evelyn duduk disamping Bu Maya, dan membawa Chika turut duduk disampingnya."Makasih banyak, ya, Nak? Kamu sudah bersedia kembali dalam keluarga ini. Mama bersyukur banget, Bian tak jadi bercerai denganmu. Alhamdulillah juga, Mama nggak jadi tukar menantu," seloroh Bu Maya. Evelyn langsung mengode mertuanya itu, agar tak melanjutkan ucapannya, takut didengar oleh Chika."Ahm ... Mama nggak apa-apa, kan, kita tinggal?" Evelyn mengalihkan pembahasan."Nggak apa-apa, kok! Kan, ada Papa. Yang penting, besok kemari lagi, ya?" sahut Bu Maya. Evelyn mengangguk dan tersenyum. Tak lama, Bian keluar dari kamar dan sudah berganti pakaian, ternyata lelaki itu masih sempat-sempatnya mandi, pantesan lama! Pikir Evelyn."Udah? Kita lan
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

86

Evelyn memeluk Bu Dena begitu erat, keduanya sama-sama menitikkan air mata kebahagiaan. Bu Dena mengurai pelukannya, wanita paruh baya itu mengecup kening Evelyn bertubi-tubi."Allah masih sangat menyayangi rumah tangga kalian, Nak! Dan, masalah yang kemarin menerpa adalah sebagai pengingat untuk kalian. Agar kedepannya, jangan bermain-main dengan pernikahan," ucap Bu Dena tersenyum."Insyaallah, Bu. Doakan kami agar senantiasa menjaga keutuhan rumah tangga, semoga juga kami dijauhkan dari masalah yang sama besarnya," balas Evelyn."Aamin. Yaudah, sekarang kamu masuk, gih! Bersih-bersih, terus istirahat," titah Bu Dena. Evelyn mengangguk, kemudian mengajak Bu Dena masuk.Keduanya masuk beriringan, Bu Dena langsung menuju kamarnya, begitu pun dengan Evelyn. Saat Evelyn membuka pintu, ternyata Bian sedang duduk di ranjang, seperti menunggu kedatangan istrinya.Begitu Evelyn masuk, Bian berdiri dan merentangkan tangannya dengan senyum menawan. Dengan dada berdebar, Evelyn meringsek masuk
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

87

"Apa?!" pekik Haikal tanpa sadar. Brata mengerutkan kening melihat reaksi Haikal yang menurutnya berlebihan."Kamu ini kenapa, sih?" omel Brata yang kesal. "T-ti-tidak, Om! Eum ... A-ku hanya kaget saja," dusta Haikal."Kamu saja kaget, kan? Apalagi Om! Huhh!" Brata menghembuskan napas kasar.Haikal menggaruk tengkuknya. Dia ingin bertanya tentang nasib pernikahan Marissa, tapi bagaimana? Yang ada Brata akan mencurigainya."Om benar-benar pusing! Menurutmu bagaimana? Apa Om harus membantu wanita itu diam-diam?" tanya Brata meminta pendapat keponakannya itu."Kenapa Om kepikiran kesana? Memangnya Om masih mencintai wanita itu?" tanya Haikal, dadanya berdebar menunggu jawaban Brata."Cinta? Entahlah! Yang Om tau, selama ini Om hanya menjadikannya sebagai pelampiasan hasrat. Tak lebih dari itu. Karena Om hanya mencintai Tantemu. Tapi, tak bisa dipungkiri, kadang terbesit rasa kasihan dengan keadaannya sekarang. Om hanya merasa bersalah, karena semua yang terjadi padanya sekarang, sebab
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

88

"Mama sama Papa minta supaya Chika tinggal dengan mereka saja. Katanya takut kamu risih," sahut Bian melirik istrinya sekilas."Kok, gitu, sih, Mas? Aku nggak akan risih, kok! Sudahlah, Chika tinggal bareng kita saja. Chika itu tanggung jawab kita sebagai orang tuanya, bukan tanggung jawab kakek dan neneknya. Kamu ini gimana, sih, Mas? Pokoknya aku nggak setuju! Chika harus tinggal bareng kita. Titik!" omel Evelyn panjang kali lebar.Bian tertawa mendengarnya, dia meraih tangan kanan sang istri, dan mengecupnya cukup lama. Wajah Evelyn memanas mendapat perlakuan manis dari sang suami, apalagi ada Chika diantara mereka."Mas kangen banget dengerin kamu ngomel gini. Rasanya sudah lamaaa ... Sekali kamu nggak pernah ngomelin Mas lagi." Evelyn langsung menarik tangannya, wanita itu memalingkan wajah yang ia yakini sudah memerah bak kepiting rebus.Melihat reaksi istrinya, Bian terkekeh geli. Bukannya berhenti, dia malah semakin melempar godaan pada Evelyn, hingga Chika pun ikut-ikutan men
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

89

Melani menatap punggung Haikal dari balik jendela rumahnya. Ada rasa tak tega yang tiba-tiba menyelinap masuk dalam hatinya. Melani merasa kasihan, sebab rasa yang Haikal tunjukan seperti nyata, apalagi keponakannya itu pernah kecewa pada wanita, sebelumnya. Tapi, apakah membiarkannya dengan wanita semacam Marissa adalah hal yang tepat?Melani mengembuskan napas kasar, dia meraih ponsel dan mengirim pada Haikal. Wanita itu memutuskan memberitahu lelaki itu, jika pernikahan Marissa dibatalkan.[Pernikahan Marissa dibatalkan. Sekarang dia ditahan di kantor polisi x. Jika mau bertemu, temui dia disana. Maafkan sikap Tante tadi, Tante hanya kecewa dengan pilihanmu.] Ting!Saat Haikal hendak membuka pintu mobil, ponselnya berdenting. Dengan sedikit rasa malas, Haikal membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan.Mata Haikal membeliak senang, saat membaca pesan dari Melani. Lelaki itu menoleh kebelakang, terlihat gorden yang tadi tersingkap langsung tertutup. Haikal tersenyum se
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

90

"T-tan-te?" Marissa menatap Haikal yang tampak salah tingkah."Kamu mengenal Melani?" cecar Marissa.Haikal diam. Dia tak menjawab, lelaki itu hanya menunduk, bingung harus bagaimana menjelaskan semuanya pada Marissa."Jawab, aku! Kamu mengenal Melani?" Marissa menatap Haikal nyalang. Melihat Haikal yang hanya diam, membuat wanita itu paham. Dia menggeleng tak percaya, kemudian terkekeh kecil."Jadi, kamu sebagai mata-mata, atau sengaja dibuat untuk menjebakku juga? Ternyata ini alasanmu mendekatiku berulang kali? Hingga menemuiku di kontrakan, dan rela datang kemari? Apa yang sudah kalian rencanakan?! Rencana apalagi yang sedang kalian susun untuk menghancurkanku? Jawab!" pekik Marissa. Mata wanita itu memerah menahan amarah. Kesal, marah dan malu bercampur jadi satu. Awalnya dia mengira jika Haikal tak mungkin ada maunya. Ternyata dia salah."Ris, dengar dulu. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku tidak bekerja sama dengan siapa pun. Aku–""Bullshit! Aku tak percaya! Sekarang le
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status