Все главы Makin Tua Makin Cinta: Глава 41 - Глава 50

132

Ada yang Tidak Beres dengan Pak Robert

            Sama seperti yang ia rasakan sekarang pada Pak Robert. Detik dan menit yang terlewat tanpa Pak Robert rasanya sepi. Pelan-pelan Hana mulai merasakan tinggal di kamar sendirian. Matahari baru terbit dan jam sarapan masih lama. Tapi Hana sudah gusar, ia tak bisa menunggu lebih lama lagi.            Menatap layar ponselnya juga percuma rasanya. Satu-satunya yang Hana tunggu adalah pesan balasan dari Arya. Sudah berjam-jam terhitung dari tadi malam namun yang Hana tunggu tak juga muncul.            “Ishhh…. !!!”            Sudah bosan gulung-gulung di atas ranjang dengan selimut kumalnya. Sudah bosan juga menggulir-gulirkan layar ponsel. Tak berselera lagi dengan semua postingan termasuk pesta pembukaan tadi malam.
Читайте больше

Makin Intim

            Dua gelas koktail dengan irisan lemon mengambang dan sepasang daun mint sudah tiga puluh menit lebih menunggu di atas meja. Sementara sepasang pemesannnya masih sama-sama duduk terdiam di bangkunya masing-masing.            Siapa yang bilang jam 7 pagi akhirnya mereka bisa sarapan. Buktinya, hingga jarum panjang hampir menginjakkan kaki di angka 5, keduanya masih sama-sama terdiam tak menyentuh makanan lain yang sudah tersaji di atas meja.            “Jadi intinya Nyonya Elsa sudah pergi duluan?” tanya Hana coba memutus rantai kebisuan antara dirinya dan Pak Robert.            Pak Robert dengan mimik wajah datarnya mengangguk.            “Trus kenapa P
Читайте больше

Bukan Anak Kemarin Sore

            “Iya tapi ini rasanya beda, Han.” Pak Robert masih shock, terlihat dari gelagatnya yang gusar juga matanya yang tidak tenang. “Aku nggak masalah sama uangnya, Han. Ini juga bukan kali pertama aku ditipu orang. Tapi—”            “Tapi apalagi sih, Pak?” Hana lagi-lagi memotong. “Kan masalah uang juga kita bisa usut. Kita punya notaris badan hukum sendiri juga kok. Kita bisa tuntut Nyonya Elsa kalau emang dia bawa kabur uang bapak.”            “Soal buktinya?”            “Loh bapak kan transfer ke rekening dia. Udah pasti ada jejak transaksinya kan. Ini kenapa bapak jadi makin linglung deh?”          
Читайте больше

Tetangga

            Setelah hampir satu jam Pak Robert sibuk mengutuki dirinya, setelah perdebatan singkat dengan Hana, akhirnya pelangi datang di pengujung badai. Segurat senyum baru terbit, kecil merekah dari bibir Pak Robert yang sekaligus mencairkan suasana beku di atas meja restoran.            “Sudahlah, Pak. Jangan ngelamun lagi.” Sekarang tanpa Pak Robert meminta, Hana mengantarkan telapak tangannya sendiri. Memeluk punggung tangan, mengantarkan rasa hangat yang Hana harap cukup untuk meredam api resah di dalam hati Pak Robert. “Kita coba lain waktu ya. Kita cari cara lain. Anggap saja uang Pak Robert yang hilang nanti akan diganti dengan rezeki lain. Oke??”            Senyumnya melebar, beberapa kerutan yang muncul di bawah kantung mata dan kening tak bisa menipu usia Pak Robert s
Читайте больше

Arya Gelap Mata

            Mendengar namanya dipanggil, bukan cuma Hana yang langkahnya terhenti tapi juga Pak Robert. Keduanya serempak menoleh ke arah yang sama. Ke arah kamar yang tadi sudah mereka lewati. Kamar pertama yang menyambut mereka setelah pintu lift terbuka. Tadinya pintu itu tertutup.            Namun sekarang, seseorang sedang berdiri mematung dengan tatapan lurus nan kosong.            “Arya…” Hana tak kalah kaget karena kemunculannya. Orang yang dari kemarin membuatnya stress berkepanjangan. Dimulai dari ia yang mengabaikan semua pesan pendek sampai tak mengajak Hana di malam pesta pembukaan.            Orang yang sudah membuat Hana kesepian sampai mau diajak tidur satu ranjang dengan Pak Robert ternyata tinggal tak jauh
Читайте больше

Selamatkan Dirimu Sendiri, Han

              “Pak Robert… Pak… !! Bangun, Pak!! Bangunnn… !!” Hana tak berhenti berteriak memanggil nama Pak Robert. “Bertahanlah, Pak. Bertahan, Pak!! Tolongg… !!! Siapapun tolong carikan Dokter!! Tolongg… !!!”            Menopang tubuh kekar Pak Robert bukan hal yang gampang. Tubuh Hana sampai ikut tertarik, terhuyung jatuh bersimpuh di atas lantai. Meski takut dengan darah tapi matanya tak bisa lepas dari wajah Pak Robert yang berdarah-darah.            “DASAR PENGACAU!! IKUT KAMI KE KANTOR… !!!”            Salah satu satpam yang geram membentak Arya. Tiga orang lainnya bukan cuma meneriaki, tungkai kakinya melayang menghantam punggung Arya. Empat pasan
Читайте больше

Cek 10 Juta

            Satu bulan setelah kunjungan di Perairan Dumadi            “Pagi semuanya…” sapa Hana yang baru saja melewati pintu masuk kantor.            “Pagi Bu Hana…” jawab anak office yang ada di bawah serempak.            Saling sapa pagi hari adalah salah satu kebiasaan baru yang Hana buat untuk dirinya sendiri sejak 2 minggu yang lalu. Sebelum melenggang masuk ke dalam kantornya sendiri, Hana selalu menyapa mereka yang sudah datang lebih dulu.Siapa lagi dalang pengusulnya kalau bukan Pak Robert. Walaupun awalnya Hana malas menuruti, tapi melihat bagaimana karyawan PT. Cakra jadi berubah menghormatinya membuat Hana berpikir; ini bukan ide yang buruk.&l
Читайте больше

Bumi dan Langit

            Siapa yang menyangka, Hana yang awalnya mengira tak akan betah lama di PT. Cakra sekranag menelan bulat-bulat air ludahnya sendiri. Makin ke sini lahkah Hana malah semakin rigan. Seperti menemukan keluarga baru yang punya tujuan satu yaitu memajukan PT. Cakra sebagai bentuk terima kasih kepada Pak Robert.            Bukan rahasia lagi, sosok Pak Robert dengan semua ketegasan dan sifat killernya malah semakin membuat banyak karyawan hormat padanya. Laki-laki yang rendah hati mendengarkan semua ide dari bawahannya termasuk Hana. Juga laki-laki yang rendah hati membantu mereka semua yang sedang terjebak kerumitan hidup.            Alhasil, rasa hormat lahir dengan sendirinya tanpa perlu Pak Robert minta.            “Oke kita sud
Читайте больше

Perseteruan Kecil di Restoran

            “Meja sepuluh?” Arya mengangkat kedua alis, benar-benar mengabaikan Hana. Menganggap Hana tak ada, atau menganggap ia tak pernah mengenal Hana sama sekali seumur hidupnya.            “Benar.” Pak Robert mengembangkan senyum. “Meja sepuluh. Kamu bisa liat sendiri nomor mejanya bukan?”            Arya balas tersenyum, membungkukkan badannya sopan. “Maaf. Saya cuma memastikan.”            Tak lama setelah itu, dua orang pelayan yang mengenakan seragam sama dengan Arya mulai menurunkan satu persatu piring berisi hidangan yang Pak Robert pesan. Satu mangkuk salad, satu porsi steak large, kentang goreng, satu porsi spageti small, dan beberapa camilan lain termasuk hidangan desert. Minuman m
Читайте больше

Dampak Kemunculan Arya

            “Kamu kenapa lagi sih, Han? Udah bener-bener kamu jauhin Arya. Sekarang kamu kejar-kejar lagi di,” ucap Pak Robert sambil mengantar irisan daging steak pertamanya ke dalam mulut.            Gerakan tangan Hana yang tadinya hendak menyantap selembar daun selada ke dalam mulut terhenti. “Siapa sih yang ngejar-ngejar Arya?” Dahinya mengerut. “Orang aku cuma memastikan dia beneran Arya atau bukan. Itu aja kok, Pak. Nggak lebih.”            Diakui atau tidak, terbukti kepergian Arya mendatangkan dampak positif untuk Hana. Perempuan dua puluh satu tahun ini karirnya menanjak pesat sejak tidak ada lagi Arya di dalam hidupnya. Semua perkerjaan yang Pak Robert berikan disikat habis tanpa ada kesalahan berarti.        &n
Читайте больше
Предыдущий
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status