Semua Bab Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Bab 301 - Bab 310

325 Bab

301

"Viyatan, cepat kamu cari Novita, dia ada di Singapura. ambil sampel darahnya dan lakukan tes DNA!" perintah Ibrahim lewat telpon, karena sekarang Viyatan ada di Singapura. Setelah mendengar jawaban dari Viyatan di seberang sana, Ibrahim bergegas menutup telepon, tangan lelaki itu bergetar hebat menerima kenyataan seperti ini. Bukan, ini belum kenyataan, siapa tahu perkataan Kamelia ini masih keliru berdasarkan asumsinya saja, kan? kalau memang benar, perempuan seperti apa yang sudah dia pelihara selama dua puluh tahun lebih ini? "Bukan hanya itu ayah, saat itu usiaku empat belas tahun, saat itu aku baru pulang sekolah, di rumah dalam keadaan sepi. Semua pelayan dikerahkan ke acara kampanye ayah sebagai anggota dewan, di rumah hanya ada Bik Ijah untuk melayani ibuku. Saat itu aku datang mengendap-endap karena akan memberi kejutan pada bik Ijah karena dia ulang tahun hari itu, tetapi aku tidak mendapati Bik Ijah, tetapi aku melihat wanita itu dan anaknya yang baru berusia tujuh tah
Baca selengkapnya

302

Setelah dari rumah Kamelia, Sovia langsung bergegas menyetir mobilnya sendiri untuk menghindar sejauh mungkin dari gadis itu. Tidak disangka ternyata ingatan Kamelia sudah pulih, harusnya dia sudah bahagia karena sembilan tahun yang lalu Kamelia sudah mati. Kamelia menjadi momok tersendiri buat Sovia, Karen gadis itulah yang selama ini menyaksikan kelakuannya, saksi hidup yang sebenarnya tidak bisa dibiarkan hidup jika dia masih ingin aman hidup di dunia ini. "Andreano! aku ingin bertemu denganmu sekarang juga, aku tunggu di dekat dermaga!" ujar wanita itu ditelepon secepat mungkin ketika telepon sudah tersambung. "Mana bisa begitu, aku sedang dinas malam ini. Bagaimana kalau besok pagi?" "Aku bilang sekarang ya, sekarang!" bentak Sovia dengan tidak sabaran. "Ya, sebentar! aku akan ijin atasanku dulu, susah itu ijin sama biniku." "Kau tak perlu berlagak seperti itu, hidup binimu pun aku yang membiayai, kenapa kau tidak segera datang selagi ku butuhkan!" "Iya, sabar, Saya
Baca selengkapnya

303

"Aku bahkan telah membawa orangnya langsung, Yah. Sudah aku amankan di hotel!" "Kamu kasih pengawal nggak?" "Ya, dikasih lah. Nanti setelah acara ini kita langsung ke sana." "Iya, ayah lagi menunggu kabar dari Fathan ini, dari semalam tidak ada kabar." Kedua ayah dan anak itu akhirnya mencari tempat yang agak sedikit jauh dari keramaian untuk membicarakan masalah mereka. "Setelah acara selamatan ini, Abang akan memboyong kamu dan anak kita ke Jakarta," ujar Bram. "Loh, apa ayah setuju?" jawab Kamelia dengan wajah terkejut. "Bagaimana tidak setuju? kamu itu sudah tanggung jawab Abang, jadi di manapun Abang berada, kamu harus berada di dekat Abang." "Yah, baiklah. Aku juga tidak bisa jauh dari Abang," jawab Kamelia dengan tersenyum. Acara selamatan dan cukuran bayi ini termasuk sangat meriah, dihibur dengan grup marawis dan sholawatan dari grup ternama di kota tanjung pinang, semakin menyemarakkan acara dengan musik-musik Melayu dan islami. Bram yang mengenakan baju
Baca selengkapnya

304

Deburan ombak membangunkan sepasang manusia yang bangun dari tidurnya. Sang wanita melepas pelukan dan menatap ke arah jendela kamar yang terbuka, angin sepoi-sepoi masuk ke arah kamar mereka. "Sudah bangun?" tanya sang lelaki yang kembali memeluk wanita itu "Sampai kapan kita di sini?" "Aku sudah menyewa pulau ini selama sebulan." "Kamu banyak uang rupanya sekarang." "Lumayan, tambang batu baraku di Kalimantan cukup untuk hidup kita selama delapan puluh tahun dengan kehidupan yang cukup mewah. Makanya aku heran sama kamu masih bertahan saja sama Ibrahim yang sudah tua bangka itu." "Rusli, berkat dia hidup kamu sekarang seperti ini. Sekarang kamu juga bisa apa, kamu sudah memiliki istri dan anak, apa kamu akan meninggalkan mereka?" "Aku akan tetap menjadikan perempuan itu istriku, tetapi kekasih di dalam hatiku hanya kamu. Mana bisa perempuan itu menyampaikan kedudukan kamu. Kalau kamu mau melepaskan Ibrahim, mati pun aku rela untukmu." "Jangan bicara begitu, sekarang
Baca selengkapnya

305

Penjaga di tepi pantai itu juga bukan orang bodoh, mereka mana percaya begitu saja ucapan Niko. Mereka juga sudah meneropong helicopter itu sebelum mendarat, mereka melihat ada lebih dari dua orang berada di dalam sana, tetapi yang ada di sana hanya dua orang. Rusli sendiri tidak sempat melihat helikopter itu mendarat karena dia langsung membawa Sovia ke ruangan bawah tanah, dia juga enggan kembali, tetap ketukan di pintu bawah tahan membuat lelaki itu segera membukanya. "Siapa mereka?" tanya Rusli setelah melihat beberapa anak buahnya di depan pintu. "Mereka mengaku lembaga observasi pelestarian lingkungan dan terpaksa mendarat darurat karena terjadi kerusakan mesin." "Apa kamu percaya, Zal?" "Tidak, mereka ada dua orang di dalam heli, padahal saya melihat pakai teropong mereka ada lebih dari lima orang." "Siapkan senjata dan habisi saja mereka, jasadnya buang ke laut. Helikopternya kita bajak, antarkan Sovia ke pulau nikoi, setelah itu tinggalkan helikopternya di sana,
Baca selengkapnya

306

"Alex, sudah berhenti! kalau dia mati di sini, enak sekali dia. Kita harus menghancurkan reputasinya, sehingga dia sendiri yang tidak ingin hidup lagi, bukan kita yang mengotori tangan kita," cegah Bahtiar. Alex yang mendengar suara tegas Bahtiar berhenti melayangkan tinju ke wajah lelaki di hadapannya, tangannya bergetar dan bibirnya bahkan mengatup dengan tatapan tajam namun tampak memendam kebencian yang begitu dalam. "Sudah, kita tidak perlu mengotori tangan kita," cegah Bahtiar. "Setelah sekian lama aku menggung derita karena ulahnya, bagaimana aku bisa menahan diri sekarang?" "Aku tahu apa yang kau rasakan, orang ini memang tidak bisa diberi ampun, tetapi menghukum dia secara fisik tidak akan membuatnya jera, hanya hukuman psikologis yang bisa membuatnya tidak bisa bernapas walaupun banyak udara." "Bang, sudah berapa lama orang ini membuat kejahatan, padahal dia adalah aparat yang seharusnya menegakkan keadilan dan hukum? dia sudah menjebakku, memenjarakan aku, dan mem
Baca selengkapnya

307

Bagaiman tidak viral berita yang diunggah oleh Niko di internet, warga kota Batam bahkan warga Negera Indonesia membicarakan kasus ini hampir selama seminggu dan menempati berita teratas paling dicari. Kasus Kombes pol Rusli Andreano bahkan merembet kemana-mana setelah perselingkuhan itu, Ibrahim benar-benar tidak melepaskan begitu saja. Semua kejahatan Rusli dikuliti habis-habisan, dari mulai kasus pemerasan, gratifikasi dan narkoba. Bahkan korban fitnah dan orang-orang yang dikambing hitamkan oleh dia juga mulai speak up di media sosial. Adi sendiri terkejut ternyata kasusnya dua belas tahun yang lalu juga melibatkan gerombolan Rusli ini. "Harus dikorek sampai ke akar-akarnya, saya tidak akan puas hanya sampai di sini," dendam Ibrahim. Ibrahim lah yang telah menolong Rusli dua puluh lima tahun yang lalu ketika pemuda itu baru lulus SMA, dia hanya sebagai anak sopir keluarga Zahrain. Ibrahim juga yang menjadi dekengannya ketika anak itu masuk Bintara polri, walaupun ketika d
Baca selengkapnya

308

"Bram, tinggallah di sini bersama nenek. Ajak serta anak istrimu, nenek ingin saat-saat terakhir bisa berada di dekatmu, hanya kamu cucu keturunan nenek yang bisa nenek andalkan." Itu adalah pesan nenek ketika Bram akan kembali ke kediamannya, sebenarnya Bram juga tidak tega, hanya neneknya yang dia punya sebagai orang tua sekarang, tetapi dia tetap harus meminta persetujuan istrinya dulu. lagipula kediaman nenek ini sangat jauh dari kantor pusat Aditama grup. "Sebaiknya kita pindah ke tempat nenek, Bang. Kasihan nenek, mungkin dia akan cepat sehat kalau ketemu sama Angga terus." bram terkesima mendengar perkataan istrinya saat mereka kembali ke rumah pribadi Bram. belum juga dia bilang pada istrinya, ternyata wanita itu sudah berinisiatif demikian, siapa coba suami yang tidak merasa senang? "Kamu yakin, Sayang?" "Iya, Bang. Tadi aku dengar permintaan nenek pada Abang. lagian tinggal di rumah nenek kayaknya nyaman, halamannya luas, memiliki taman bunga yang subur. aku akan mena
Baca selengkapnya

309

Setelah empat puluh hari peringatan kematian nenek Hartina, Bram kembali aktif di perusahaan, ketika dia tengah sibuk di ruangannya, Fikri memberitahu jika ada tamu yang akan bertemu. itu ternyata adalah seorang pengacara handal, Samsudin Nasution. Dia datang bersama ketiga stafnya. "Ada urusan apa seorang pengacara mahal seperti anda datang menemui saya?" tanya Bram pada intinya setelah berbasa-basi. Samsudin memang terkenal sebagai pengacara dengan bayaran paling mahal di negeri ini, dia biasa menyelesaikan kasus para publik figure dan pejabat publik yang kesandung kasus apapun. Bram tidak memakai Samsudin sebagai pengacara perusahaan sekaligus pengacara keluarganya karena firma hukum Samsudin ini sangat sibuk sekali, Bram butuh firma yang memang konsen pada perusahaan, sekaligus percaya pada temannya sendiri sebagai pengacara. "Saya di sini mewakili almarhumah nyonya Hartina Danu Prawiranegara. almarhumah sudah memberikan surat wasiat kepada saya dan saya akan membacakannya
Baca selengkapnya

310

Waktu untuk rapat direksi telah tiba, pertemuan itu diadakan di sebuah hotel bintang lima dikawasan dekat kantor. Kenapa dipilih hotel ini, alasannya ruang meeting di hotel ini lebih luas dan untuk konsumsi selama rapat pihak hotel yang akan menyediakan jadi lebih praktis dan efesien. Bram tidak langsung ke hotel, tetapi pergi ke kantor terlebih dahulu, karena pertemuan itu juga dijadwalkan jam sepuluh pagi. "Adi, tolong jemput istriku, dan selama rapat, dampingi dia," perintah Bram. "Baik, Pak." Adi yang mendapat tugas mendadak ini juga langsung pergi menjemput Dhea, karena waktu juga sudah menunjukan jam sembilan lewat. Bukan tanpa alasan Bram meminta Adi mendampingi Dhea, selain ingatan istrinya yang sudah hilang, rapat seperti ini memiliki potensi yang berbahaya, apalagi jika nama istrinya di sebut dalam surat wasiat itu, semoga saja nama istrinya tidak disebut, Bram hanya berjaga-jaga saja. pukul sepuluh kurang lima belas menit Dhea sudah sampai di lobi hotel bersama d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status