"Alex, sudah berhenti! kalau dia mati di sini, enak sekali dia. Kita harus menghancurkan reputasinya, sehingga dia sendiri yang tidak ingin hidup lagi, bukan kita yang mengotori tangan kita," cegah Bahtiar. Alex yang mendengar suara tegas Bahtiar berhenti melayangkan tinju ke wajah lelaki di hadapannya, tangannya bergetar dan bibirnya bahkan mengatup dengan tatapan tajam namun tampak memendam kebencian yang begitu dalam. "Sudah, kita tidak perlu mengotori tangan kita," cegah Bahtiar. "Setelah sekian lama aku menggung derita karena ulahnya, bagaimana aku bisa menahan diri sekarang?" "Aku tahu apa yang kau rasakan, orang ini memang tidak bisa diberi ampun, tetapi menghukum dia secara fisik tidak akan membuatnya jera, hanya hukuman psikologis yang bisa membuatnya tidak bisa bernapas walaupun banyak udara." "Bang, sudah berapa lama orang ini membuat kejahatan, padahal dia adalah aparat yang seharusnya menegakkan keadilan dan hukum? dia sudah menjebakku, memenjarakan aku, dan mem
Baca selengkapnya