Home / Urban / Bukan Pewaris Biasa / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Bukan Pewaris Biasa: Chapter 101 - Chapter 110

168 Chapters

Berkas Milik Arya Diningrat

"Anya, coba lihat ini." Nina masuk lebih dalam menuju ke ruang tengah. Ia melihat ada beberapa bingkai foto berukuran besar terpajang di dekat perapian. Namun ia tidak tahu mereka siapa. Bila dilihat dari urutan fotonya, Nina hanya bisa mengambil kesimpulan sementara kalau foto itu adalah silsilah keluarga Andika Kartanegara. Namun anehnya, tidak ada foto istrinya. "Aneh, ke mana foto istrinya Andika? Semua foto memiliki pasangan, namun kenapa Andika tidak?" Anya merasa ada yang aneh. "Aku juga merasa ini aneh. Namun sekarang lebih baik kita segera mencari brankas rahasia atau semacam lemari yang ia gunakan untuk menyembunyikan semua dokumen itu." Nina mulai berpencar. Kali ini ia menyusuri ruangan yang ada di atas, sedangkan temannya di bawah. Mereka berdua terus mengamati beberapa perabot yang tampak tertutupi oleh tebalnya debu dan sarang laba-laba. Lantai yang berdecit, lalu tidak adanya penerangan membuat Anya tampak merinding. Ketika ia memasuki ruang baca yang berisi rak-rak
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Kenapa kalian Di Sini?

"Kau…? Kenapa kau ada di sini?" Dannis terkejut akan kemunculan sosok yang sudah lama tidak ia temui. Mantan kekasih ketika ia berada di masa sekolah dulu. "Hai, lama tidak bertemu, Dannis." Anya muncul di depan mantan kekasihnya sambil membawa sebuah berkas dokumen yang memiliki nama Riana Elizabeth. Tidak berselang lama, ada satu lagi perempuan yang menampakkan dirinya. Ketika ia muncul, Edwin dan Gilang sontak saja terkejut. Mata mereka masing-masing mendelik keluar, seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Se–sekretaris Nina?! A–apa yang Anda lakukan di sini?" ucapan Gilang tampak terbata-bata. "Ada apa ini? Kenapa kalian ada di sini? Dan kenapa ada Anya juga? Apa kalian saling kenal?" Dannis merasa bingung. Kedua perempuan itu saling menoleh satu sama lain. Dengan berat hati, Nina memutuskan untuk mengakhiri sandiwaranya. Ia maju ke depan dan menghampiri Dannis yang tampak tercengang. "Aku mendapatkan informasi mengenai rumah rahasia ini dari Randy. Malam itu, dia
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Saling Memburu

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Aku takut ada yang datang ke sini dan memenggal leher kita," ungkap Edwin."Ambil semua berkas yang ada di lemari besi. Kita akan kumpulkan dalam satu file besar. Dan cari lagi apapun yang bisa kita jadikan bukti yang kuat di pengadilan," perintah Dannis. "Aku akan menelepon pengacara dan kakek sebentar. Kalian lanjutkan saja dulu." Gilang pergi keluar ruangan.Mereka berempat kembali melanjutkan perburuannya. Edwin dan Anya memilih untuk menyisir area lemari kayu dan bufet di kedua sisi ruang rahasia itu. Lalu Dannis dan Luna mengambil seluruh berkas di lemari besi dan dikumpulkan pada satu ransel. "Kita butuh ransel atau koper tambahan," ungkap Dannis. "Lebih baik kita langsung letakkan di mobil saja. Bagaimana?" Luna memberi pilihan. Dannis yang masih kesal dengan perempuan itu tampak menurut saja. Ia mungkin kesal, namun ia tidak bisa marah padanya. Setelah mengetahui kalau Nina adalah Luna, ada sedikit rasa lega yang ia rasakan. Ri
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Sampai di Pulau Terpencil

"Benar sekali. Ada yang bisa saya bantu?" tanya security. "Kami sudah memiliki janji dengan Pak Ibrahim. Mungkin bisa disampaikan ke beliau? Bilang saja, kami diutus oleh Pak Gilang," ungkap Luna. Lalu security segera menghubungi bagian kantor pusat yang berada di dalam. Tampak ia mengangguk setiap kali mengakhiri ucapannya di telepon. Security itu meminta kepada keduanya untuk masuk saja dan langsung menuju ke bagian kantor. Mendengar hal itu, Dannis pun memacu kembali mobilnya dan masuk lebih dalam menuju ke sebuah bangunan tiga lantai yang ada diujung lapangan terbang itu. Tampak ada beberapa mobil SUV dan sedan yang terparkir tepat di depan halaman kantor. Luna pun segera masuk menuju ke meja resepsionis. Ternyata mereka sudah ditunggu. Bagian resepsionis terlihat langsung memandu mereka menuju ke lantai tiga untuk menemui Ibrahim. "Sore, Pak. Mereka sudah tiba," ucap resepsionis itu. Ia membukakan pintu untuk Dannis dan Luna, serta mempersilahkan keduanya untuk masuk. Terlih
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Tim Pembunuh Bayaran Vs Tim Dannis

"Yah, itu mereka," balas Randy. "Ke mana tujuanmu? Kau ingin pergi dan menghilang?" Dannis bertanya. "Aku akan bersembunyi dulu untuk sementara waktu. Tapi tenang saja, aku lari ke luar negeri hanya untuk bersembunyi dari Andika, bukan untuk lari dari polisi," ungkap Randy. "Lalu kau pergi menggunakan apa?" Luna bertanya. "Ada kapal berukuran sedang di sisi lain pulau. Aku akan pergi menggunakan kapal itu dan menuju ke tengah laut untuk naik ke kapal pesiar. Sayangnya, kapal pesiar baru tiba sekitar jam 9 malam." Randy melihat jam tangannya. Waktu ternyata masih menunjukkan pukul 6 sore. Tampak langit sudah menjadi agak gelap. Cahaya matahari yang memantulkan keindahan senja perlahan-lahan tampak memudar."Kalau begitu kita harus menahan mereka sekitar 3 jam." Dannis mulai menggenggam beberapa senjata dari ranselnya. "Kita harus mencari posisi untuk bersembunyi. Apa kau bisa membantu kami mencarinya?" Luna menoleh ke arah Randy. Lelaki itu akhirnya menunjukkan sebuah tempat yan
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Melarikan Diri Ke Tengah Laut

"Sial!" Luna tidak bisa menghindari tembakan itu. Dar!Perempuan itu melihat ada tetesan darah yang menetes tepat di depan dirinya. Ia baru sadar kalau tembakan salah satu pembunuh bayaran itu tidak mengenai tubuhnya. "Da–Dannis?!" Luna terkejut. Ternyata tetesan darah itu berasal dari lengan lelaki yang tampak berdiri di depannya. Dannis menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk menyelamatkan Luna. "Kau tidak apa-apa?" Dannis menoleh sebentar, lalu setelahnya, ia menoleh tajam ke para pembunuh bayaran. Dengan mengandalkan pistol yang digenggam oleh kedua tangannya, ia berhasil menembak mata, pelipis, dahi, lengan dan dada mereka. Namun sayangnya, satu pembunuh lagi berhasil bersembunyi dan menembak balik ke arah Dannis. Dar!Tembakan itu tampak mengenai bagian wajah kiri lelaki itu. Untungnya peluru itu hanya menggores pipinya. Dengan cepat, Dannis melepaskan tembakannya kembali. Namun kali ini ia mengkombinasikannya dengan flashbang yang ia lemparkan di dekat persembunyian pemb
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Menuju Ke Rapat Saham

"Aku masihlah Samuel. Aku bukan Randy yang kau kenal dulu," ungkap lelaki itu. Wajahnya tampak menunduk ke bawah. Ada rasa kecewa di dalam dirinya. Ia tidak mengerti dengan takdir yang terus saja mempermainkan dirinya. "Bila kau merasa kalau dirimu bukanlah Randy, maka jadilah Samuel yang kau yakini saat ini. Kami akan mengingatmu sebagai Randy, lalu ingatlah dirimu sebagai dirimu yang sekarang saja." Luna telah selesai dengan peralatan P3K-nya. Perempuan itu memilih untuk ikutan bersandar bersama Randy sambil menatap ke langit malam yang tampak bertaburan bintang dan bulan purnama. Luna merasakan lelah yang teramat luar biasa. "Kau tidak menolong Dannis? Lengannya masih terluka, 'kan?" Randy menoleh. "Oh, benar juga. Aku lupa," sahut Luna dengan wajah konyol. Akhirnya ia pamit sebentar. Luna langsung menghampiri Dannis di ruang kemudi. Tampak terlihat lelaki itu begitu menikmati perannya sebagai nahkoda amatir. Memegang kemudi kapal sambil melihat jauh ke depan hamparan ombak l
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Penyelamatan Tiga Serangkai

"Tentu saja. Kau harus menjadi orang yang tidak bisa diprediksi. Jujur saja, aku tidak suka diriku dikalahkan dengan mudah," ungkap Aji Kartanegara. "Tuan, bila Anda melakukan hal ini, Anda tidak akan memiliki hak lagi dengan Kartanegara Grup." Notaris itu tampak ragu untuk memproses permintaan Aji Kartanegara. "Jangan ragu. Akan lebih berbahaya bila aku dibunuh atau mati terlebih dahulu sebelum sempat mewariskan semuanya ke para cucuku," pikir Aji Kartanegara. "Baiklah, kami akan urus semua ini." Pengacara akhirnya setuju. Meski begitu, ia sangat menyayangkannya. "Urus paling lama dua hari. Aku ingin bebas sebelum rapat pemegang saham." Setelah itu, Aji Kartanegara pun pergi meninggalkan keduanya. Didampingi oleh pengawalnya, pria tua itu hendak menuju ke tempat lainnya. Di lain tempat, jam di layar smartphone milik Dannis sudah menunjukkan pukul 00.00. Mereka bertiga masih terombang-ambing di tengah laut dengan keadaan kapal mati. Ditambah lagi, perut mereka tidak bisa mentoler
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Penculikan Oleh Tim KSG

"Dasar bajingan! Kenapa bisa dirampok?!" Jared yang kala itu sedang menunggu helikopter sewaannya untuk menyusul ke tengah laut malah harus menerima kabar pahit. Kamera tersembunyi yang dikhususkan di kamar rahasia yang sengaja disembunyikan oleh Andika rupanya menangkap rombongan Dannis yang sedang mengacak-acak lemari besi berisikan berkas rahasia. Jared mendapatkan beberapa cuplikan video dari anggotanya yang sudah terlebih dulu sampai di sana. Wajahnya tampak geram ketika melihat wajah-wajah yang tidak asing baginya. Ditambah lagi, ada beberapa wajah baru seperti Anya dan Edwin yang tampak asing baginya. "Bos, helikopternya sudah datang." Salah seorang prajurit melapor. "Suruh pilotnya untuk mengubah lokasi tujuan kita!" Jared yang kesal langsung memerintahkan setengah timnya kembali ke ibukota. Ia meminta untuk mencari tahu siapa saja orang-orang yang tertangkap oleh kamera tersembunyi. Setelah membagi tim, Jared pun naik ke dalam helikopter bersama empat orang saja. Ia pun
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Rapat Darurat Sebelum Perang

"Halo?"["Dannis Brata?"]"Iya, ini saya sendiri. Maaf, ini siapa?"["Aku baru tahu kalau perampok di masa sekarang sangatlah sopan. Aku tahu kau baru saja merampok beberapa berkas rahasia dari rumah bosku, Andika. Sebagai balasannya, aku juga menculik dua orang dari geng perampokmu."]"Apa maksudmu?! Siapa kau?!"["Temui aku di lokasi yang sudah aku share ke smartphone-mu. Dan… jangan lupa bawa semua berkas yang kau curi untuk ditukar dengan nyawa satu bocah dan satu karyawan teladan Kartanegara Grup."]"Halo? Halo?!"Panggilan telepon tiba-tiba terputus. Dannis yang saat itu masih berada di kapal dan hendak berlabuh langsung merasa panik dan cemas. Ia menerima beberapa pesan singkat di aplikasi chat miliknya. Ada lokasi bertemu dengan si penjahat, lalu ada dua video berdurasi pendek. "Ada apa?" tanya Juna. "Ada yang menelepon dan bilang kalau dia menculik dua orang. Sebentar, aku lihat dulu videonya." Dannis pun memutar dua video itu secara bergantian. Di sampingnya, Juna ikut men
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status