93Elsa terpaku di tempatnya dengan tubuh beku bagai patung. Kakinya bahkan serasa menancap di bumi. Kalimat Puput barusan sebenarnya sudah pernah terbersit akan ia dengar, tetapi saat benar-benar terdengar, rasanya itu seperti dicerabut jantung dari rongganya.Ia masih mematung bahkan saat Puput berjalan mendekati Davina yang sudah duduk manis di kursi yang biasa ia duduki.“Jadi, Vivi mau duduk di situ?” tanya Puput dengan sok akrab dan sok ramah.“Ya.” Davina menjawab tanpa menoleh.Puput menatap anak perempuan yang hari ini rambutnya dikepang banyak. Tak lama wanita itu mengibaskan rambut dengan angkuh, sebelum berjalan menuju kursi di sebelah kiri kursi Abyasa.“Ya sudah, kalau kamu mau di sana, biar Tante yang di sini,” ujarnya seraya duduk dengan santainya.Davina bereaksi dengan menoleh kasar dan menatap tidak suka.“Itu kulsi Vivi!”“Kamu kan, sudah duduk di situ.”“Vivi duduk di sini bial Tante ndak duduk di sini. Ini kulsi Mama.”“Mama kamu bisa duduk di mana saja kan, kurs
Terakhir Diperbarui : 2023-09-19 Baca selengkapnya