Rani menarik nafas panjang, membuangnya perlahan setelah melepaskan cengkeraman tangan Doni di pipinya.“Aku tidak bis janji, Mas.”“Kenapa, kenapa kamu tidak bisa, apa kamu_”Doni kembali mencengkeram wajah Rani dengan sorot mata kembali marah.“Jangan seperti ini!” Rani menghempaskan tangan Doni.“Dengarkan dulu penjelasanku!” Rani menepuk punggung tangan Doni.“Mas harus ingat ini, aku pernah bilang, aku tidak akan pergi ke mana pun, selama Mas bisa menjaga hati dan tidak menduakan diriku. Untuk saat ini, masalah Mbak Mawar, mungkin akan aku maklumi bila memang harus berdekatan degan kamu, Mas. Tapi, bila dalam satu bula Mas masih berdekatan dengannya, mungkin aku tidak bisa jamin.”“Tapi, Sayaaang.”“Kalau begitu, jangan harap aku mau menjaga jarak dengan dokter Pram!”Doni, tidak bisa bicara. Dia lebih memilih untuk menjauhi dan memutuskan hubungan dengan Mawar, dari pada harus melihat Rani berdekatan dengan Pram.Dia tidak mau semua mimpi buruknya dulu terulang kembali.“Mas, ti
Baca selengkapnya