Rani merasa lega, walaupun bau asap kendaraan mengelilinginya. Dia tidak menghiraukan itu, yang Rani rasakan saat ini kelegaan, karena sebentar lagi dia bisa lepas dari beban walaupun hanya sebentar.“Apakah aku tinggal bersama nenek saja, ya, di sana.”“Kamu tidak Saya izinkan!”“Kenapa tidak_ aaah!” Rani terlonjak, hampir saja terjungkal andai Doni tidak segera menangkapnya.“Ke, kenapa, kenapa Mas ada di sini?” ucap Rani gugup.“Saya ingin pergi ke suatu tempat, tapi sayang, tempat itu sudah di tutup karena seseorang tidak datang menjemput sampai saat ini!” Doni menatap dengan ujung matanya.Rani meringis, “maaf, aku sedikit mau kabur, karena belum siap_”Rani melotot ketika Doni meraih tengkuknya dan melumat habis bibirnya yang masih bergetar.“Sekali ucapan kabur, keluar dari mulutmu, Saya tidak akan segan menghisap, bahkan menggigit bibir dan lehermu!”Rani menutup mulut dan memegang leher dengan mata melotot.“Mas, Mas bukan hantu kan?” Rani menatap sekeliling, bulu kuduknya mu
Read more