Di ronde kedua ini, Ken yang gantian berposisi di atas. Karena dia berada di atas, maka, dia terus bergerak-gerak ke atas dan ke bawah lagi dengan bibir yang terus mengecup lembut bibirnya Lidya.Lidah keduanya saling taut, rasa di dada Lidya yang sebelumnya sempat menurun itu, kini kembali naik seiring dengan pertemuan antara lidahnya dengan lidahnya Ken."Aku ingin selalu bersamamu. Aku tidak ingin berpisah lagi denganmu, sayang," bisik Ken yang sempat meninggalkan bibir tipis Lidya."Aku juga. Aku juga tidak ingin berpisah denganmu.""Apapun yang terjadi nanti di Hongkong, satu hal yang pasti adalah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu," tandas Ken sambil terus bergerak stabil di atas tubuh Lidya.Lidya terdiam. Dia tidak mampu menjawab karena Lidya sudah berencana, kalau kakeknya Ken tidak merestui, maka Lidya berencana untuk mundur, karena kakeknya Ken adalah sebuah penghalang yang sangat kuat.Lidya tidak mau Ken kehilangan haknya sebagai pewaris utama cuma karena dia, karena i
Read more