Lidya yang dari tadi bermuram durja, karena merasa seakan-akan hidupnya akan berakhir dengan kepastian pernikahannya dengn Graham, dan kenyataan kalau Ken dibayar untuk meninggalkannya, kini berdiri dan berteriak kepada pemuda yang baru datang. “MAU APA KAMU KESINI, HAH?!”“Aku ingin bicara denganmu. Lidya,” kata pemuda yang baru datang yang ternyata adalah Ken yang datang dengan diikuti oleh Andreas, Silvia dan Mathias.“Bicara apa lagi? Kamu telah menerima uang itu, kamu sudah tega menjual cintamu, jadi, untuk apa lagi kita bicara, hah?!” Lidya yang biasanya tegar dan agak bar-bar itu, kini mewek di atas panggung sambil menatap Ken.Dalam air matanya ini, terkandung rasa syukur karena dia bisa melihat Ken sehat walafia tanpa kurang suatu apapun. Bahkan wajah Ken terlihat lebih tampan dalam balutan baju bagus yang Ken kenakan.Lidya yang selama beberapa hari, sempat berpikiran buruk, menyangka Ken sudah dilenyapkan Graham, karena itulah Ken tidak pernah muncul lagi, kini sangat bersy
Baca selengkapnya