Semua Bab Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch): Bab 81 - Bab 90

95 Bab

Bab 81. Positive Hamil

Raut wajah Joseph menunjukkan jelas kebingungan dan tak mengerti di kala Isabel mengatakan terlambat datang bulan. Pria itu mengamati seksama sang istri. Dia menangkup kedua pipi sang istri.“Tunggu, apa hubungannya dengan kau terlambat datang bulan? Malah aku suka kau tidak usah datang bulan. Aku bebas memasukimu kapan pun.” Joseph berotak mesum, mengatakan hal gila pada sang istri tercinta.Isabel memukul pelan lengan kekar Joseph. “Sayang, ini bukan waktunya bercanda. Terlambat datang bulan kan salah satu ciri kehamilan. Mual, pusing, terlambat datang bulan. Itu ciri dari kehamilan, kan?” Joseph terdiam mendengar ucapan Isabel. Otaknya langsung mencerna dengan baik maksud dari ucapan sang istri. Detik itu juga, dia segera meraih kedua bahu istrinya itu. “Kita ke dokter sekarang.” “Joseph, tapi—”“Tidak ada kata tapi. Cepat kau bersiap. Kita harus ke dokter. Aku harus memastikan.” Joseph berseru dengan nada penuh perintah, yang tak bisa dibantah sama sekali. Tadinya dia hanya berk
Baca selengkapnya

Bab 82. Happy Ever After

Isabel tak menyangka akan hamil secepat ini. Mengandung buah cintanya dengan Joseph, membuat perasaan yang dirasakan calon Ratu itu sangat bahagia. Anak pertama yang ada di kandungannya pun kelak akan menjadi Raja atau Ratu di masa depan menggantikan dirinya di kala dirinya telah tiada di dunia.Senyuman di wajahnya sejak tadi merekah begitu indah. Dia melangkah keluar dari ruang dokter bersama dengan sang suami yang sejak tadi memeluk pinggangnya dengan begitu possessive. Dua insan saling mencintai itu menunjukkan jelas betapa mereka sangatlah bahagia.Di halaman parkir rumah sakit, Isabel membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami. Isabel memeluk suami tercintanya itu dengan sangat erat seolah tak ingin melepaskan. Pun Joseph membalas pelukan istrinya itu.Saat Isabel dilanda kebahagiaan, tiba-tiba saja dia teringat akan sesuatu hal. Raut wajahnya berubah terkejut memancarkan jelas perasaan campur aduk—serta kecemasan nyata.“Joseph! Gawat!” Isabel langsung melepaskan pelukan it
Baca selengkapnya

Bab 83. Perfect Ending

Beberapa bulan berlalu … Kandungan Isabel memasuki minggu ke dua puluh delapan. Berat badan perempuan itu sudah membengkak. Bentuk tubuhnya tak lagi sama. Akan tetapi meski demikian Isabel sangatlah bahagia. Sekalipun bentuk tubuhnya telah berubah, tapi cinta Joseph padanya tak pernah berubah sama sekali. Malah cinta pria itu semakin besar padanya.Kehamilan yang mendadak ini memang membuat Isabel dan Joseph harus menunda bulan madu. Joseph khawatir calon anaknya terkena radius pesawat. Pria tampan itu memutuskan untuk mengajak jalan-jalan, ketika anaknya sudah lahir nanti. Pun tentu Isabel setuju dengan saran dari Joseph. Yang mereka utamakan jelas calon anak mereka. Saat ini, keluarga Joseph telah kembali ke New York. Keluarga Joseph memang menetap tinggal di New York. Pusat perusahaan Afford Group berada di New York. Itu yang tidak bisa membuat keluarga Joseph berlama-lama di Madrid. Tetapi, keluarga besar Joseph akan datang lagi—menjelang Isabel nanti melahirkan.Joseph dan I
Baca selengkapnya

Bab 84. Extra Part

Satu tahun berlalu … Melbourne, Australia.Suara tangis menggema keras sontak membuat Isabel yang baru saja menerima telepon langsung terkejut. Sepasang iris mata indahnya panik melihat Joshua—putra pertamanya terjatuh. Isabel langsung berlari menghampiri putra kesayangannya itu.“Ya Tuhan, Sayang. Kenapa kau bisa jatuh, Nak?” Isabel menggendong Joshua, menimang putra kesayangannya itu. “Aduh, Sayang. Nanti Daddy bisa marah pada Mommy kalau sampai tahu kau jatuh.”Isabel panik melihat Joshua tidak berhenti menangis. Lutut putra kecilnya itu sedikit memar, membuat rasa khawatir Isabel semakin menjadi. Dia berusaha menenangkan putra kecilnya, tapi hasilnya malah nihil. Putra kecilnya sulit untuk ditenangkan. “Ada apa ini, Isabel?” Joseph baru saja pulang, menatap terkejut Joshua yang menangis digendongan Isabell.Isabel menatap khawatir Joseph. “Sayang, tadi Joshua jatuh saat aku sedang menerima telepon. Maafkan aku.”“Kenapa kau tidak hati-hati, Isabel! Kau tahu Joshua masih membut
Baca selengkapnya

Bab 85. Extra Part II

Isabel tersenyum hangat menatap Joshua yang tertidur pulas. Dia mengusap-usap lembut kaki mungil putranya. Dia merasa bersalah, karena sudah ceroboh tak menjaga dengan baik putranya.“Dokter bilang Joshua baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir,” ucap Joseph memberi tahu sambil menciumi puncak rambut sang istri.Isabel menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Aku tetap bersalah. Maafkan aku, Joseph. Maaf aku tidak menjaga putra kita dengan baik. Harusnya aku tetap berhati-hati.”Joseph menangkup kedua pipi sang istri, mengecupi bibir istrinya bertubi-tubi. “Tidak perlu lagi dibahas. Yang paling penting adalah putra kita baik-baik saja. Sekarang lebih baik kita istirahat. Aku mulai mengantuk.”Isabel mengangguk merespon ucapan Joseph. Detik selanjutnya, dia mengecupi pipi bulat putranya bergantian dengan sang suami, yang juga menciumi pipi bulat Joshua. Lantas, mereka melangkah meninggalkan tempat itu.Rafael Joshua Ortiz Afford adalah putra pertama Isabel dan Joseph. Kelak d
Baca selengkapnya

Bab 86. Extra Part III

Isabel bangun di pagi hari, dan langsung berlari ke kamar mandi. Wanita cantik itu memuntahkan sisa makanan yang ada di dalam perutnya. Joseph yang melihat Isabel muntah segera menghampiri sang istri.Isabel memutar keran wastafel, di kala muntahannya sudah selesai. Dia membasuh bibirnya dengan air bersih. Kepalanya berkunang-kunang. Pun keseimbangan tubuhmua mulai tak terjaga. Hampir saja Isabel jatuh pingsan, tetapi untungnya Joseph sigap menangkap tubuh Isabel.“Isabel, kau kenapa?” tanya Joseph khawatir melihat Isabel yang tampak pucat.Isabel memijat keningnya. “Sepertinya aku kelelahan, Joseph.”“Kau ingin aku panggilkan dokter?” Joseph membelai pipi Isabel.Isabel menggelengkan kepalanya. “Tidak usah, Joseph. Aku hanya ingin istirahat saja.”“Kau yakin?”“Iya, Sayang. Aku hanya ingin istirahat saja.”Joseph mengecup kening Isabel. “Ya sudah, kau istirahat saja. Biarkan pengasuh dan aku yang menjaga Joshua.”Isabel mengangguk merespon ucapan Joseph. Detik selanjutnya, Joseph mem
Baca selengkapnya

Bab 87. Extra Part IV

Setiap pagi Isabel selalu mual. Joseph sudah memaksanya untuk diperiksa ke dokter, tapi yang diinginkan wanita itu adalah pulang ke Madrid. Entah kenapa Isabel sekarang ingin sekali kembali ke Madrid. Pun kebetulan pekerjaan Joseph bisa dipantau dari jarak jauh. Jadi tidak masalah sama sekali, jika kembali ke Madrid.“Isabel, aku mohon kau harus periksa kondisimu ke dokter.” Joseph memaksa Isabel. “Joseph, aku tidak mau diperiksa dokter. Aku ingin pulang saja. Aku rindu rumah kita. Pekerjaanmu sudah selesai, kan? Ayo kita pulang, Sayang.” Isabel menatap Joseph dengan tatapan penuh permohonan.Joseph mengembuskan napas panjang. “Hazel, kau mual setiap pagi. Mungkin saja—”“Mungkin apa, Joseph?” tanya Isabel sedikit kesal.Joseph ingin menjawab, tapi belakangan ini sang istri sangatlah sensitive. Pun dia takut dugaannya salah, dan berujung membuat istrinya itu kecewa. Joseph memutuskan untuk tidak meneruskan ucapannya.“Baiklah, besok kita akan kembali ke Madrid.” Joseph membelai pipi
Baca selengkapnya

Bab 88. Extra Part V

Keheningan membentang ruang makan megah itu, akibat keterkejutan dari ucapan Benicio. Sepasang iris mata Isabel menunjukkan jelas keterkejutannya. Kata-kata sang ayah yang akan menikah lagi membuat emosi Isabel terpancing.“Dad! Kenapa ini mendadak sekali? Aku bahkan tidak mengenal wanita itu! Kau ingat bagaimana jahatnya Inez dulu? Dia ular betina yang menghancurkan kedua anakmu. Sekarang kau masih ingin menikah lagi?” seru Isabel dengan emosi.Isabel menumpahkan amarah dalam dirinya. Entah kenapa emosi dalam diri Isabel benar-benar tidaklah stabil. Dia langsung meledakkan emosinya, di hadapan wanita bernama Lena. Dia tak peduli. Kepingan ingatannya teringat akan kekejaman Inez, sampai membuat dirinya harus kehilangan kakak pertamanya.“Isabel—”“Dad, cukup. Aku tidak ingin mendengar apa pun penjelasan darimu. Aku tidak akan merestui kau menikah lagi. Sudah cukup kekejian Inez. Aku tidak mau hal buruk terulang kedua kalinya.” Isabel menyudahi makannya, dan langsung meninggalkan ruang
Baca selengkapnya

Bab 89. Extra Part VI

Joseph membaca email masuk dari Ian, yang melaporkan tentang Lena. Sorot matanya menunjukkan jelas keseriusan nyata. Laporan yang diberikan sang asisten sangatlah jelas dan lengkap—membuat Joseph langsung paham.Suara pintu terbuka. Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang baru saja masuk ke dalam kamar. Pria tampan itu menatap Isabel yang tampak muram seperti telah memikirkan sesuatu.“Isabel?” panggil Joseph yang seketika itu membuyarkan lamunan Isabel.“Ya, Sayang?” Isabel mengalihkan pandangannya, menatap Joseph.Joseph melangkah mendekat, menghampiri Isabel. “Apa yang kau pikirkan? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanyanya sambil membelai lembut pipi sang istri.Isabel terdiam di kala mendapatkan pertanyaan dari sang suami. Dia merasa bingung harus bercerita dari mana. Sebab, ada rasa tak enak pada Joseph. Meskipun sudah menikah, tapi ada fase di mana Isabel sulit bercerita.Joseph tersenyum samar melihat Isabel yang hanya diam, tak mengatakan apa pun padan
Baca selengkapnya

Bab 90. Extra Part VII

Isabel masuk ke dalam kamar, membaringkan tubuh di samping sang suami yang berkutat dengan MacBook-nya. Mereka masih berada di Kerajaan. Mereka belum kembali ke mansion, karena Isabel memutuskan tetap tinggal di istana untuk sementara waktu. Pun tentu Joseph menyetujui keinginan sang istri.Isabel adalah anak semata wayang di Kerajaan Spanyol, sejak di mana kakak Isabel meninggal dunia. Joseph sangat mengerti bahwa Isabel sangat dibutuhkan di Kerajaan. Hal tersebut yang membuat Joseph tak mengajak Isabel tinggal di New York. Joseph yang mengalah menjadi pindah ke Madrid.“Joshua sudah tidur?” tanya Joseph pada Isabel yang berbaring di sampingnya. Tatapan pria tampan itu masih berfokus pada MacBook-nya, tak melihat sang istri.“Sudah. Joshua sudah tidur.” Isabel menjawab sambil menyentuh tangan Joseph.Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang tampak tengah memikirkan sesuatu. “Ada apa, Sayang? Masih memikirkan tentang Lena, hm?”“Tadi pagi aku melihat pelayan tidak sengaja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status