Home / Romansa / ISTRI TERCINTA BOS BESAR / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ISTRI TERCINTA BOS BESAR: Chapter 61 - Chapter 70

103 Chapters

61. Pertikaian

Vito berjalan santai bersama Dino keluar dari gedung tersebut melalui pintu EXIT alias pintu darurat.Pintu itu menghubungkan bagian belakang gedung dengan area parkiran. Begitu keluar dari gedung, hawa dingin malam hari pun menyergap diri Vito."Makasih tadi bantuin aku bebas dari si wanita gila itu," kata Vito kemudian.Dino heran mendengar itu. Dia selalu mengira kalau Vito adalah pria yang tidak akan mungkin berkata baik kepadanya. "Oh...""Apa?" Vito meliriknya."Nggak apa, aku nggak ngira kamu bilang terima kasih.""Aku emang nggak suka sama kamu, tapi bukan berarti aku ini orang brengsek yang nggak bisa ngomong makasih.""hmm ...""Sekarang ngga usah basa-basi, mana Tuan Zero, katanya mau ngomong? Sampai bela-belain nyusul ke acara reuni malam-malam gini, pasti ngomongin hal penting 'kan?""Iya kayaknya, Papa ada di mobil, ayo kuantar ...""Awas aja kalau kalian nyakiti anak buaku lagi."Dino tersenyum licik sembari meliriknya. Dia menegaskan, "kalau kamu nggak nyuruh orang bua
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

62. Bersama Ayah Mertua

Vito dan Alvaro saling pandang dengan penuh permusuhan. Vito sendiri sampai tidak paham, kenapa hampir semua teman-teman masa sekolah istrinya sangat memuakkan? Tukang selingkuh, tukang bully dan sekarang manipulatif dan egois?Alvaro menghinanya, "jangan anggap Elitta itu seperti barang! Enak aja menikahinya hanya karena hutang?"Vito mengutuk keras Vivian yang sudah membocorkan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya bersama Elitta. Dia membalas dengan menghina balik pria tersebut, "aku nggak sudi diceramahi oleh orang tukang selingkuh kayak kamu."Mendengar itu, Alvaro naik pitam. Dia sudah mendapatkan segala informasi tentang Vito melalui Vivian. Jadi, dia tidak mau kalah dengan pria itu.Dia menuding wajah Vito, lalu berkata lagi, "kamu ngomong nggak punya dosa sama sekali. Kamu sendiri pernah pacaran sama Vivian. Palingan kamu nikahin Elitta juga buat balas dendam karena dia ninggalin kamu, iya 'kan?""Itu yang dibilang wanita sialan itu 'kan? Dia manipulatif! Sa
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

63. Perdebatan Leon

Nenek Leon alias Nyonya Reffa keluar dari mobil. Dia dibantu oleh sopir untuk menduduki kursi rodanya.Dia menelpon cucunya berulang kali. Setelah beberapa saat, akhirnya telepon itu diterima, dan Leon mau untuk pergi keluar dari gedung.Leon menghampirinya. Dia sangat kaget melihat sang nenek sungguhan ada di tempat ini, dan di belakangnya terlihat si sopir yang menghindari pandangannya.Dia bertanya, "oma? ngapain ada di sini? Sejak kapan ada di sini?""Sejak awal ... oma ngikutin kamu sejak kamu dari rumah," sahut Nyonya Reffa. "Dari rumah?" Leon makin kaget. Dia meneguk ludah, bingung harus berkata apa sekarang. Kalau hubungannya dengan Vivian ketahuan, apa yang harus dijelaskan? Tapi, apa iya neneknya mengintainya sejak tadi?Tak mau membahas itu, Leon lebih dahulu menuding sopir yang berdiri di belakang kursi roda neneknya. "Hei kamu, bukannya kamu diminta buat nganterin oma ke rumah sakit terus pulang, ngapain kamu di sini?""Nggak usah ngomong sama sopir oma, ya!" sergah Nyo
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

64. Mana Elitta?

Usai Vito pergi, barulah Dino masuk ke dalam kursi sopir mobilnya. Dia tampak tidak senang. Suasana hatinya menjadi buruk. Apa yang dibicarakan ayah angkatnya dengan Vito terlalu menyebalkan untuknya.Dia tidak terima.Iya, apalagi setalh dipandang penuh kemenangan oleh Vito. Padahal, dia sudah menyiapkan banyak sekali rencana agar bisa mendekati sang adik. Di saat dai sudah tertarik dengan Elitta, ayahnya malah berubah rencana seenaknya.Dia sangat kesal."Pa, apa-apaan pembicaraan papa sama suaminya Elitta barusan?" ucapnya.Tuan Zero terlihat fokus membaca erita terkini di layar ponsel. Dia menjawab, "nggak masalah 'kan?""Nggak masalah apanya? Papa yang minta kami bersama ... terus kenapa sekarang malah ngerestui pria itu? Langsung ngambil keputusan tanpa ngomongin ini dulu?""Sebelumnya Vito kelihatan seperti pengusaha pelit, tapi ternyata beneran cinta mati sama Elitta, nggak ada salahnya 'kan? Lagian kita juga untung.""Aku nggak terima.""Kamu ..." Tuan Zero berhenti sejenak
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

65. Pelakunya ...

Vito sudah selesai menelpon beberapa orang, dan berniat untuk mencari lagi di sekitar tempat ini.Tetapi, langkahnya harus terhenti karena nenek berkursi roda tadi menghampirinya bersama sang sopir. Dia benar-benar ingin pergi, tapi tak sopan langsung meninggalkannya begitu saja."Ada apa, Nyonya?" Vito berusaha sopan.Nyonya Reffa tidak yakin harus bertanya masalah itu. Tetapi, dia siap dengan jawaban apapun. "Maaf, tapi tadi kamu bilang nama Elitta ... Elitta itu istri kamu? Dia datang ke acara reuni ini? Berarti dia lulusan SMA ini?""Iya, Nyonya."Seketika itu pula, napas Nyonya Reffa tertahan. Perasaan syok hampir membuat jantungnya berhenti berdetak. Dia menatap Vito dengan teliti, lalu bertanya lagi, "Elitta anaknya Pak Derry Dinata?"Mendengar nama mertuanya yang lain itu, Vito kaget. Siapa wanita tua ini? Kenapa mengenal istrinya dan sang mertua?Dia mengangguk. "Iya, Nyonya. Kenapa bisa tahu istri saya?"Dia memperhatikan sosok Nyonya Reffa, tidak ada clue sama sekali tentan
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

66. Mencari Elitta

Vito sudah masuk ke dalam gedung olah raga indoor dari sekolah ini. Dia tidak mempedulikan aksi orang-orang yang makan, berpesta dan ikut bernyanyi dengan band di atas panggung, sebagian besar anak-anak juga masih berlarian di sekitar meja-meja makanan.Ada salah satu anak perempuan yang sempat menabrak kaki Vito. Dia menjadi kaget sekaligus khawatir. Beruntung, dia dengan cepat memegangi anak itu sehingga tidak jatuh terpental sendir. "Kamu nggak apa-apa?""Makasih, Om, nggak apa-anak," sahut anak itu yang kelihatannya tidak takut dengan orang asing. Dia kembali berlari ketika sang ibu tampak mengejarnya."Lissa!" Teriak sang ibu sambil berlari ke arah mereka, "ayo pulang, sayang! Ini udah malam banget!""Nggak mau!" Anak perempuan itu kabur meninggalkan Vito.Vito hanya bisa menoleh, menatap anak itu pergi. Untuk sejenak, perhatiannya jadi tersita. Selama ini, dia belum pernah kepikiran untuk memiliki anak, bahkan terlalu sibuk untuk berinteraksi dengan anak-anak. Tapi, setelah ber
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

67. Alvaro yang Menggila

Setelah sudah sampai di jendela salah satu ruang kelas di lantai dua, Vito membantu Mira untuk memanjat, lalu masuk ke dalam.Dia sempat meminta ijin saat terpaksa memegangi pinggang dan mendorong pantatnya, "maaf."Mira paham, sama sekali tidak mempermasalahkannya. Beruntung, hari ini dia menggunakan celana, jadi aktifitas seperti maling begini tidak terlalu sulit.Setelah dia melompat turun ke dalam, vito meyusul belakangan. Pria itu sempat kesulitan karena jendelanya agak sempit untuk tubuhnya yang lebih tinggi dan besar.Mira menatapnya. "Kalau emang Alvaro yang membawanya ke sini, aku kayaknya tahu tempat-tempat favorit dia kalau lagi sembunyi dari guru-guru dulu waktu selepas bertanding basket.""Jadi dia semacam anak nakal ya?" Tanya Vito sembari melompat masuk lewat jendela."Iya sedikit sih, hampir semua cowok dulu kayak gitu di sini. Ada beberapa tempat ... ayo kita pergi ..." Mira melihat ke pintu depan yang terkunci. "Harusnya sih nggak terkunci, kalau misal terkunci bagai
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

68. Menyelamatkan Elitta

"VI.."Suara itu mengundang perhatian Vito. Dia yakin mendengarnya walaupun cuma sesaat. Karena itulah, dia berhenti melihat suasana ngeri toilet terbengkalai gelap itu, dan fokus terdiam.Mira menggunakan senter dari ponselnya untuk menyorot semua area. Dia merinding. "Kayaknya emang nggak di sini. Iya, nggak mungkin juga kalau keadaannya kayak gini." Dia menoleh ke Vito yang malah pergi keluar lebih dahulu. Sontak saja, dia berlari mengejar, "hei! Jangan tinggalin aku! Aku takut!"Vito melihat ke koridor lagi, dari kanan ke kiri, kiri ke kanan. Dia ingin mendengar suara barusan lagi, tapi tidak terdengar apapun.Mira heran dengan tingkahnya yang mendadak serius. "Ada apa?""Kamu dengar nggak ada suara barusan? Itu suara Elitta ...""Suara Elitta? Nggak dengar, tapi aku kayaknya barusan dengar suara langkah kaki ... Jangan-jangan tempat ini berhantu, ayo kita ke gudang aja sekarang—“ Mira sudah tidak tahan berada di dekat toilet tersebut, jadi segera berjalan pergi. Dia mulai ragu ka
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

69. Di Rumah Sakit

Elitta membuka matanya, lalu memandangi sekitar. Dia tengah terbaring di atas ranjang, di dalam kamar VVIP rumah sakit. Dia melihat tirai jendela sudah dibuka suasana pagi tampak begitu cerah, langit-langit pun terang indah.Pandangannya tertuju ke jam dinding, ternyata sudah jam tujuh pagi. Dia tidak ingat apapun, kecuali sentuhan pria itu."Mmm ..." Dia berusaha mengatakan sesuatu, tetapi raganya masih lemas. Setelah mengumpulkan potongan ingatannya, dia menjadi lega. Kalau dia berada di sini, artinya— dia berhasil diselamatkan, bukan?Dia masih tak sanggup bangun, tapi dia bisa melihat kalau televisi dalam kondisi menyala. Tampak juga ada banyak sekali kantong makanan yang ada di atas meja. Tetapi, tidak ada siapapun di ruangan itu. Di mana suaminya? Apakah dia ditolong sang suami?Suaranya masih tertahan di tenggorokan, lidah pun masih keluh, dia tetap diam saja untuk beberapa saat itu.Hingga kemudian, pintu dibuka— dan seseorang masuk sambil membawa secangkir kopi.Itu adalah
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

70. Perdebatan Kembali

Setelah mengetahui semua kenyataan yang mengerikan itu, Nyonya Reffa seperti kehilangan semangat hidup. Dia hanya berbaring di atas ranjang rumah sakit sembari melihat ke kangit-langit. Keinginannya untuk melihat cucunya berubah menjadi pria yang lebih baik, lalu menghasilkan keturunan yang baik lewat rahim wanita pilihannya— sekarang sirna. “Tolonglah, Oma, jangan gegabah seperti itu, jangan ambil rumah Leon, Oma—” Leon sudah berjam-jam merengek agar kekayaannya tidak diambil oleh sang nenek. Dia takkan bisa hidup tanpa kemewahan itu. Penjaga Nyonya Reffa, Hans, terlihat duduk di kursi samping ranjang dan memotong apel. Dia sama sekali tidak terganggu dengan rengekan Leon. Iya, sudah terbiasa. Setidaknya dia bersyukur karena setelah kenyataan ini terbongkar, kondisi majikannya tidak terlalu buruk. Syok yang menimpa Nyonya Reffa tak sampai membuat dirinya terkena serangan jantung. Tetapi, dia tetap masih terdiam—benar-benar masih memproses kejadian ini. Kecewa, rasa ingin menang
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status