Home / Romansa / ISTRI TERCINTA BOS BESAR / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of ISTRI TERCINTA BOS BESAR: Chapter 81 - Chapter 90

103 Chapters

81. Niat Tersembunyi Lana

Vito masih bersiap-siap di kamar hotelnya. Dia ingin pulang siang ini, gak perlu menunggu sore hari. Selain urusannya di kantor sudah beres, dia juga sangat lelah— tidur di rumah lebih baik daripada di hotel. Entah kenapa, dia merasa kesepian. Apakah karena dia sudah terbiasa dengan keberadaan Elitta setiap kali tidur?Iya, dia yakin itu mungkin alasannya. Dia menjadi sangat ketergantungan dengan keberadaan sang istri. Ranjang terasa dingin kalau hanya sendirian saja.Selain itu, kamar hotel yang luas benar-benar membosankan dan sunyi. Sudah dua hari tidak bertemu istrinya, Vito menjadi sedikit sensitif. Dia merasa seperti duda saja. Padahal, dahulu dia terbiasa sendirian di kamar hotel, namun sekarang— segalanya terasa berbeda.Ketika dia hendak mengirimkan pesan untuk sang istri, mengabarkan akan pulang, tak diduga seseorang mengetuk pintu kamar hotelnya. Alhasil, dia menaruh ponsel itu di atas ranjang, lalu segera mendekat ke pintu.Dia membukanya, mengira mungkin itu pegawai hote
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

82. Tamu Tak Diundang

Elitta menjamu Dino dengan perasaan yang terpaksa. Dia harus membuka diri untuk pria itu dan ayah kandungnya. Terlepas dari pekerjaan illegal mereka, dia harus segera menerima keadaan ini.Vito sudah mulai menerima mereka, jadi dia harus segera menyusulnya."Kamu sama suamiku mau ngomongin apa?" Tanya Elitta kemudian.Dia duduk di sofa yang posisinya berseberangan meja dengan Dino. Dengan begini, dia bisa menatap langsung lawan bicaranya tersebut.Dino masih mengunyah donat. Usai menelannya, barulah dia menjawab, "bukan urusan penting bagimu, cuma bisnis aja.""Bisnis? Bisnis apa?""Sudah aku bilang nggak penting untukmu. Aku mau bicara itu sama suami kamu aja.""Jangan-jangan kamu nyeret suamiku buat ikutan bisnis illegal kalian, ya! Kalian maksa dia jadi rentenir juga? Atau bisnis prostitusi?""Yang benar aja kamu. Apa di mata kamu, aku dan papa sekriminal itu? Siapa juga yang ngajakin bisnis begituan, Elitta? Kita 'kan punya bisnis masing-masing.""Terus? Pokoknya aku harus tahu! K
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

83. Dimana Papa Mertua?

Vito tidak sempat melihat ponsel, tidak tahu kalau istrinya menelpon terus. Semua itu karena tas kerja dan ponsel masih berada di mobil, sementara dirinya sudah turun— dan menunggu dibukakan pintu di rumah Pak Derry.Setelah beberapa kali bel rumah dibunyikan, akhirnya seseorang keluar, dan itu adalah sang nyonya rumah alias Vivian."Kamu lagi ... hobi banget sih datang ke sini, kangen sama aku?" tanya Vivian yang menyeringai. Hari sudah siang begini, dia masih menggunakan lingerie tipis nan seksi.Vito sampai heran, apa yang membuat ayah mertuanya menikahi wanita ini? Apa yang disukai? Apa karena puber kedua jadi terangsang dengan wanita muda?Dia tidak mau berdebat, jadi langsung bertanya, "mana papa mertua?""Nggak ada, dia lagi ke luar kota.""Masih ke luar kota? Dua hari yang lalu ke luar kota ... kamu nyekap dia di rumah, ya?""Jangan sembarangan ya kalau ngomong. Suamiku lagi sakit, dia berada di luar kota buat periksa kesehatan jantung.""Jangan bohong kamu, Vivian, jika meman
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

84. Kado Untuk Elitta

Vito memperhatikan tingkah Vivian yang makin menyebalkan. Kotak perhiasan yang ditujukan untuk sang istri kini malah dibuka oleh orang lain. Dia bingung harus berbuat apa sekarang. Beberapa kali, dia melihat perut wanita itu ... kalau saja tidak hamil, dia ingin menjambaknya.Dia mengulurkan tangan lalu meminta dengan baik, "berikan, itu hadiah untuk istriku.""Elitta? Untuk apa kamu membelikan cincin padanya? Dia sudah pakai cincin kawin 'kan?'"Terus kenapa kalau aku emang beli cincin untuknya? Itu hadiah.""Sayang banget lah, mending buat aku aja ya ..." Vivian dengan tidak sopannya malah menggunakan cincin itu di jari manisnya. Ternyata, dia sendiri juga tidak menggunakan cincin kawin dari suaminya.Vito baru sadar itu ketika melihat cincin berlian miliknya malah dipakai. "Kamu!""Eh, pas loh di aku ... berarti emang kamu beli buat aku ya?" Vivian memamerkan tangannya di hadapan Vito. "Gimana? Bagus 'kan?"Dia tersenyum tanpa rasa takut sama sekali. Dia yang paling tahu bagaimana
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

85. Sampai di Rumah

"Kenapa kamu nggak ngomongin masalah Alvaro?"Mendengar pertanyaan itu dari Dino membuat Elitta merasa bimbang. Wanita itu masih melihat layar ponselnya, masih kelihatan cemas. Barusan, dia sudah menelpon sang suami. Asalkan pria itu baik-baik saja, tak ada yang dibahas sebenarnya.Dia menjelaskan, "nggak masalah, Vito lagi lelah kayaknya, mending nggak usah bahas itu dulu, yang penting dia baik-baik aja."Dino sibuk menghabiskan camilan yang ada di atas meja. Dari mulai kacang panggang, kentang goreng dan sisa donat. Elitta sudah menyuguhkan banyak makanan untuknya usai makan siang tadi. Dia menyarankan, "kayaknya kamu pulang aja deh, aku nggak ngusir, tapi tolong jangan bahas bisnis dulu sama Vito, dia baru kerja, loh. Kasihan.""Bilang aja mau berduaan doang.""Emang, kalau emang kayak gitu kamu mau apa? Vito udah capek kerja, masa iya pulang langsung bahas bisnis sama kamu. Aku yang mau nyambut dia.""Terus kamu gimana? Nggak takut kalau ada orang gila itu ke sini?""Nggak bakala
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

86. Hadiah Istimewa

Elitta mengambil sepotong brownies, lalu disodorkan ke mulut suaminya.Vito memakan suapan itu tanpa banyak bicara. Tidak mau kalah, dia berganti menyuapinya."Udah kamu nggak usah peduliin masalah mantan gila kamu itu dulu, kita have fun aja," katanya kemudian.Elitta setuju. Meski demikian dia masih khawatir. Bagaimana pun, Alvaro bukan orang yang mudah menyerah. Sampai polisi bisa menangkapnya lagi, mana bisa dia tenang sepenuhnya.Vito paham dengan rasa cemas itu. Dia menaruh sisa brownie yang tak habis digigit Elitta kembali ke atas piring.Lalu, dia memegangi kedua tangan Elitta, dan diyakinkan, "sayang—kamu nggak usah khawatir apapun. Karena kamu yang paling penting bagiku sekarang, mulai besok aku akan kerja remote aja, sampai orang gila itu ketemu, mending aku sama kamu terus.“"Kerja remote? Berarti kamu bakalan di rumah sama aku?”"Iya, tapi aku akan banyak di ruang kerja, seenggaknya masih di rumah sama kamu."Elitta memberikan kecupan di pipi Vito, menunjukkan betapa saya
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

87. Ke mana Tukang Kebun?

Keesokan harinya ...Vito bekerja secara remote sesuai dengan ucapannya kemarin. Dia tidak bisa meninggalkan Elitta setelah tahu kalau musuh mereka masih dalam pencarian polisi.Sejak pagi, dia sudah ada di ruang kerjanya, sudah berpakaian formal nan rapi. Dia melakukan rapat bersama dengan bawahannya melalui layar laptop.Hari ini mereka membicarakan tentang masalah bulanan yang dihadapi oleh semua supermarket miliknya. Orang dari divisi pemasaran terlihat memberikan pendapatnya.Melihat orang tersebut, Vito jadi ingat kalau hari ini harusnya ada wawancara dengan Lana. Tetapi, dia sudah memberitahu HRD untuk mengurus semua. Harusnya semua baik-baik saja.Dia kembali fokus ke jalannya rapat tersebut.Sebenarnya wawancara Lana memang berjalan mulus. Dia bisa melewati semua itu tanpa ada masalah. Bahkan, pihak HRD juga senang pada kepribadiannya.Dia mendapatkan posisi yang sudah sesuai dengan permintaan Vito. Dia baru boleh bekerja seminggu kemudian.Lana pura-pura bahagia, tapi sebena
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

88. Kedatangan Lana

Lana diajak untuk makan siang bersama di meja makan. Dia sudah duduk di salah satu kursi. Sementara itu, Elitta membantu Ibu Mugi untuk menyajikan makanan di meja. Ibu Mugi beberapa kali menatap putrinya— agak heran, kenapa berpakaian seperti itu?Atasan blus putih dipadu dengan blazer hitam, lalu sok span. Penampilan yang sudah seperti pegawai kantoran.Elitta berkata, "bentar, aku mau ngeliat Vito dulu, dia lama banget di atas.“Usai mengatakan itu, dia segera pergi meninggalkan ruang makan, untuk ke lantai atas dan menemui sang suami.Begitu majikannya sudah pergi, Ibu Mugi memandang anaknya dan bertanya, ”kamu ngapain ke sini? Terus apa-apaan baju kamu itu? Kamu nggak kerja?“"Mulai sekarang, aku bakalan kerja sama Vito, Bu.” Lana menjelaskan."Kerja sama Tuan Vito? Kok bisa? Kamu nggak ngasih tahu Ibu sama sekali?“"Habisnya ini dadak, Vito nawarin kerjaan kemarin— dia mungkin kasihan soalnya kerjaanku berat dan pulangnya malam, jadi dia nawarin kerjaan di kantornya. Enak disitu,
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

89. Mengobrol dengan Lana

Suara tawa Vito bersama istrinya terdengar hingga ke bawah. Lana yang mendengarnya sampai kesal sendiri. Telinganya terasa panas. Dia penasaran, kenapa setiap kali dia ke sini, mereka berdua selalu mesra-mesraan? Apa mungkin setiap hari seperti ini?Ini semakin menyakiti hatinya. Kedengkian yang ia rasakan makin memuncak. Bagaimana bisa ada wanita lain yang bahagia, sementara dirinya yang single itu hanya bisa mendengar dan menonton?Dia terdiam sendirian di ruang makan itu, sementara ibunya sudah pergi untuk mengurus hal lain. Duduk sendirian— membuat dirinya menjadi kesal.Vito sampai lebih dahulu di ruang makan, dan segera menyeret kursi, dan berkata, "maaf ya Lana, aku agak lemot barusan ...""Nggak apa, kayaknya aku salah waktu aja ke sini, kamu lagi pengen berduaan aja sama istri.“Vito tersenyum sambil duduk di kursi yang berseberangan meja dengan Lana. Dia mengatakan, "nggak juga, kok. Kamu datang kapan aja juga pasti kayak gini suasana rumahku."Dia menengok ke luar pintu ru
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

90. Suara Apa itu?

Tidak lama berselang, akhirnya Vito kembali ke ruang makan lagi. Dia tidak mengatakan apapun kepada Elitta. Elitta pun tidak ingin membahas juga. Mereka menahan diri karena masih ada tamu di sini.Ketiganya makan siang bersama, dan selama itu pula— Lana terus mencuri pandang kepada Vito. Beruntung, Elitta tidak menyadarinya, jadi aksinya tetap tersembunyi.Tidak hanya Elitta, bahkan Vito juga tidak sadar. Dia malah lebih fokus melirik ke sang istri, sesekali menggodanya karena makan lebih banyak.Elitta kesal. Vito semakin suka melihatnya begitu. Jadinya mereka berdua malah menunjukkan keromantisan di depan Lana.Lana yang sadar hal itu makin cemburu. Dia semakin sadar kalau sebenarnya Vito dan Elitta selalu bermesraan di mana pun mereka berada dan terkadang tidak sadar kalau ada orang lain. Iya, seolah-olah dunia memang hanya ada mereka berdua.Perasaan cemburu itu memenuhi raut wajahnya dan itu terlihat jelas. Satu-satunya yang menyadari hal itu adalah Ibu Mugi yang masuk ke dalam r
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status